Hampir setiap orang, tak peduli tua atau muda, pria maupun wanita, pasti pernah mengalami masalah dengan yang namanya jerawat. Bintik merah yang timbul akibat adanya tumpukan sebum atau minyak yang menyumbat pori-pori sehingga berkontribusi mempercepat perkembangan bakteri Propionobacterium Acnes itu memang cukup menjengkelkan, karena dapat mengganggu penampilan.
Baca juga : Sering Mengalami Jerawat di Punggung Ini Tipsnya
Dijelaskan oleh dr. Sylvia Tan, Sp.KK dari Only-One Clinic, penyebab timbulnya jerawat itu sendiri sebenarnya beragam. Namun yang paling sering dan dianggap sebagai penyebab umum adalah hormon.
Pada usia tertentu, terutama remaja, terjadi perubahan hormon yang memicu kelenjar minyak bekerja lebih aktif. Sehingga sumbatan pori-pori menjadi lebih sering terjadi. Sementara pada orang dewasa yang masih timbul jerawat, itu bisa disebabkan karena lonjakan hormon androgen.
Lebih jauh dokter Sylvia mengatakan bahwa jerawat juga bisa timbul karena stress dan kurang tidur. Salah menggunakan produk pembersih wajah ataupun kosmetik juga bisa berkontribusi terhadap timbulnya jerawat. Kemudian kebiasaan buruk menyentuh dan memencet komedo pun bisa menjadi pemicu timbulnya peradangan di wajah.
“Sementara untuk jenis makanan, yang paling sering memicu timbulnya jerawat adalah yang bersifat manis dan pedas. Sedangkan kacang atau telur yang kerap digosipkan sebagai biang keroknya jerawat justru memiliki sifat subjektif. Artinya tergantung dari orang yang mengonsumsinya, bagi yang sensitif ada kemungkinan bisa menimbulkan jerawat. Sebaliknya bagi yang tidak sensitif ya tidak ada pengaruhnya,” terang dr. Sylvia.
Mengatasi Jerawat

Selanjutnya dr. Sylvia menyarankan, apabila kulit wajah sudah terlanjur dikunjungi jerawat, maka diperlukan tindakan segera untuk mengatasinya sehingga tidak menimbulkan bekas. Penanganan jerawat itu sendiri tentu harus disesuaikan dengan tipe jerawatnya.
Pada tipe kecil dan sedang misalnya, cukup diobati dengan menggunakan krim agar jerawat cepat kering. Sedangkan jika jerawatnya sudah cukup banyak dan besar-besar, maka kemungkinan perlu dibantu dengan minum obat tertentu.
Baca juga : Plus Minus Skincare Kimia
Kemudian untuk mencegah agar jerawat tidak bertambah banyak, maka diperlukan penanganan tambahan seperti menghindari berbagai jenis makanan yang dapat memicu timbulnya jerawat serta menggunakan sabun cuci muka yang dapat mengontrol kadar minyak.
“Khusus sabun muka, pilihlah yang sifatnya menormalkan kadar minyak, bukan menurunkan. Karena jika menurunkan dan digunakan orang dewasa, maka dapat membuat kulit wajah menjadi kering. Patut diingat ya, tepat memilih sabun muka juga bisa membantu mengatasi jerawat lho,” ujar dr. Sylvia.

Menghilangkan Bekas Jerawat Yang Parah
Baca juga : 10 Sahabat untuk Kulit Sehat
Lalu, apa yang harus dilakukan bila jerawat sudah terlanjur meninggalkan bekas? Terlebih dulu dr. Sylvia menjelaskan bahwa bekas jerawat yang tergolong parah itu sendiri pada dasarnya terbagi menjadi dua.
Pertama atrofi, di mana luka bekas jerawat terbentuk cekung ke dalam atau lebih dikenal dengan istilah bopeng.
Untuk penanganan bekas jerawat atrofi bisa dengan prosedur chemical peeling, dermabrasi, laser, atau subcision. Sebagai gambaran, prosedur chemical peeling dilakukan dengan mengoleskan cairan diseluruh wajah yang berfungsi untuk exfoliating kulit rusak sehingga dapat merangsang pertumbuhan kulit.
Sementara prosedur dermabrasi dilakukan dengan mengangkat lapisan terluar kulit menggunakan alat seperti roller yang terdapat jarum kecil. Prosesnya memang terasa sakit dan kuit terlihat merah namun ‘luka-luka’ yang disebabkan prosedur ini bertujuan untuk merangsang jaringan kulit baru tumbuh dan menutupi bagian bekas jerawat.
“Nah, kalau menggunakan laser tidak sakit. Tujuannya pun sama yaitu merangsang kulit dan kolagen untuk menutupi bekas jerawat tersebut. Sedangkan subcision dilakukan dengan memutus jaringan yang menarik kulit kebagian dalam dan menyebabkan bekas luka jerawat terlihat mencekung ke dalam,” terang dr. Sylvia.
Kedua, hipertofik atau keloid di mana bekas luka tampak menonjol di permukaan kulit.
Untuk bekas jerawat hipertofik atau keloid dapat dihilangkan dengan menyuntikkan obat yang sifatnya anti radang. Biasanya, suntikan itu dilakukan setiap dua minggu sekali. Dengan suntikan tersebut, luka bekas jerawat akan menjadi datar.