Selain motorik, perkembangan sensorik juga perlu dilatih untuk mendukung keterampilan dan tumbuh kembang buah hati. Untuk melatihnya, Ayah dan Bunda bisa mencoba permainan sensori atau sensory play.
Sensory play adalah permainan yang dapat menstimulasi organ-organ sensori dengan melibatkan kesadaran spasial, gerakan dan keseimbangan.
Ada tujuh macam indra anak yang dapat distimulasi dengan permainan ini yakni penglihatan, penciuman, pendengaran, perasa, peraba, gerak dan keseimbangan.
Manfaat Sensory Play untuk Si Kecil
Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Anak RSIA Bina Medika Bintaro, dr. Marlisye Marpaung, Sp.A (K), mengatakan permainan sensori dapat diberikan pada si Kecil sejak dalam kandungan.
“Permainan sensori dapat menunjang perkembangan otak di mana koneksi antar saraf itu hanya bisa dibentuk melalui stimulasi rangsangan. Semakin sering diberi rangsangan, koneksi saraf akan semakin banyak, kuat, dan kompleks sehingga kerja saraf otak juga semakin baik,” imbuhnya.
Selain itu, Dokter Marlisye juga menyebutkan beberapa manfaat permainan sensori lainnya, yaitu :
1. Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Saat bermain, anak akan terbiasa mengamati, menganalisis, membandingkan dan melihat hubungan antara beberapa hal.
2. Mengasah Rasa Percaya Diri
Anak dapat memahami posisinya dan posisi orang lain serta mengenali kemampuan dan kekuatan yang dimilikinya ketika bermain.
3. Meningkatkan Kemampuan Beradaptasi
Ketika bermain, anak akan terbiasa menghadapi situasi tertentu sehingga semakin berani dan tidak takut pada tantangan.
4. Meningkatkan Kemampuan Bahasa
Dengan bermain, anak dapat mendengar pembicaraan dan suara dari sekitarnya serta belajar menyampaikan keinginan atau pendapatnya.
5. Mengasah Keterampilan Motorik Kasar dan Halus
Permainan sesori akan melibatkan kegiatan seperti menyentuh, menggenggam, membentuk, memotong suatu benda, berlari, melompat, menendang dan sebagainy sehingga keterampilan motorik kasar dan halusnya akan terasah.
6. Melatih Kreativitas
Saat anak bermain, biasanya akan muncul suatu ide atau imajinasi yang membuatnya melakukan suatu hal.
7. Mampu Memecahkan Masalah
Anak yang terbiasa memainkan permainan sensori akan terlatih untuk membuat keputusan atau mencari jalan keluar dari tantangan yang dihadapinya.
8. Menciptakan Ketenangan dan Kenyamanan
Melalui bermain anak bisa jadi lebih tenang dan nyaman sehingga mereka lupa akan emosi negatifnya.
9. Menunjang Perkembangan Sosial Emosional
Terakhir, anak bisa belajar untuk bersosialisasi, berkomunikasi, berbagi, bergaul dan berempati dengan temannya.
Jenis Permainan Sensori yang Sesuai dengan Usia Si Kecil
Baca Juga : 10 Ide Bahan Makanan yang Aman untuk Sensory Play Si Kecil
Dokter yang juga melakukan praktik di Klinik Lalita Alam Sutera ini menegaskan kepada Ayah dan Bunda untuk memberi sensory play yang sesuai dengan usia si Kecil.
Yuk simak informasi lengkapnya pada tabel berikut!
Usia | Organ Sensori / Indra | Permainan Sensori |
0-6 bulan | PendengaranPenglihatan | Mendengarkan suara dan alat musikMemberikan mainan berwarna mencolokMemberikan benda yang dapat dilihat, diraih dan digenggam |
7-12 bulan | Kemampuan gerak kasarPenglihatanPendengaranPerabaPerasa | Berikan permainan bonekaMobil-mobilanCangkir atau mangkuk berisi airMainan balok Memanggil namanya |
1-2 tahun | Kemampuan gerak kasar dan halusPenglihatanPendengaranPerabaPerasa | Bacakan buku cerita atau perlihatkan buku cerita bergambarMendengarkan musik atau laguKenalkan dengan alat tulis dan kertasBermain peran |
“Di usia 3-6 tahun, kemampuan bahasa dan komunikasi anak semakin kompleks. Begitu juga dengan sosial emosionalnya akan semakin terbentu. Mereka mulai senang bertanya dan bercerita serta bermain dengan teman seusianya. Inilah saat yang tepat untuk mengajaknya bermain di alam agar mereka bisa mengeksplor lingkungannya,” ujar Dokter Marlisye.
Kapan Waktu yang Tepat Mengenalkan Sensory Play pada Anak?
Sensory play, kata Dokter Marlisye, bisa dilakukan kapan saja di setiap waktu dan kesempatan.
“Ada banyak jenis sensory play sederhana yang bisa dibuat atau dimainkan di rumah misalnya bermain cilukba, petak umpet, lempar tangkap bola, bernyanyi, menari, membuat alat musik sederhana dari botol, galon, atau kaleng bekas, bermain pasir dan air, membuat kotak-kotak dari kardus bekas, bermain beras, kacang-kacangan dan masih banyak lagi,” katanya.
Ada beberapa tips dari Dokter Marlisye untuk mengenalkan sensory play pada si Kecil.
Pertama, latih sejak dini (dalam kandungan).
Kedua, berikan sensory play yang bersifat stimulasi multisensori (bisa melatih lebih dari 2 sensori).
Ketiga, lakukan sensory play secara teratur dan konsisten serta sesuaikan dengan usia si Kecil.
“Poin pentingnya adalah permainan sensori yang diberikan harus bersifat timbal balik atau dua arah. Jadi anak tidak hanya bermain sendiri tapi juga Ayah dan Bunda turut andil dalam melakukan permainan tersebut,” tutup Dokter Marlisye.