Memiliki gigi yang rapi, putih, dan bersih bisa membuat seseorang tampil lebih percaya diri.
Itulah sebabnya, banyak cara yang dijalani agar susunan gigi dapat terlihat lebih rapi. Salah satunya dengan menggunakan teeth trainer.
Dengan menggunakan teeth trainer proses perapihan gigi tak memerlukan waktu hingga tahunan seperti pemasangan behel.
Selain itu teeth trainer sendiri pun memiliki harga yang relatif lebih rendah dibanding biaya pemasangan behel.
Memilih Teeth Trainer
Teeth trainer merupakan alat yang berbentuk cetakan gigi yang terbuat dari polyurethane, yaitu bahan semacam karet silicone yang elastis.
Teeth trainer yang paling banyak dipakai dan dijual di Indonesia berasal dari MRC (Myofunctional Research Co.) yang dikembangkan Dr. Chris Farrell sejak tahun 1990.
Teeth trainer yang berasal dari MRC memiliki 3 jenis berbeda yaitu:
- Infant Trainer untuk usia 2-5 tahun,
- Trainer for Kids untuk usia 5-8 tahun
(Trainer for Kids dibagi lagi menjadi dua, yaitu T4K phase1 yang berwarna biru dan paling banyak dijual bebas di marketplace dan T4K phase 2 yang berwarna merah) - Trainer for Braces untuk usia 8-12 tahun (trainer ini dipakai saat pasien memakai kawat gigi permanen).
Menurut drg. Linus Boekitwetan, M.Kes, tujuan utama penggunaan teeth trainer adalah untuk menjaga keseimbangan otot pengunyahan, otot wajah, pipi, lidah, serta menghilangkan kebiasaan buruk bernapas melalui mulut, sehingga pada saat gigi tumbuh tetap berada pada posisi normal.
“Sejak usia 2 tahun, anak sudah bisa menggunakan teeth trainer sesuai petunjuk MRC. Kalau gigi tetap sudah berjejal, sudah crossbite, sudah maju, dan lain-lain, sebaiknya memakai kawat gigi permanen pada usia 12 tahun. Sebab di usia 12 tahun gigi tetapnya sudah tumbuh semua,” jelasnya.
Pertimbangkan plus minus teeth trainer berikut ini agar sesuai dengan kebutuhan dan harapan.
Plus Minus Teeth Trainer
Mengingat teeth trainer bisa digunakan secara manual tanpa bantuan dokter gigi, tak sedikit yang sangsi atas keamanan dan efektifitasnya.
Menggunakan teeth trainer, jelas drg. Linus, haruslah tepat dan tidak boleh sembarangan. Sebab penggunaan teeth trainer yang asli akan membuat gigi terlihat lebih rapi.
“Tapi tetap harus diperhatikan jenis teeth trainer sesuai usia. Sebab teeth trainer untuk setiap usia jelas berbeda. Dan dari intruksi MRC, jika sudah usia 8 tahun ke atas harus dikombinasi dengan kawat gigi permanen,” kata dokter lulusan Universitas Indonesia ini.
Selain memilih jenis teeth trainer yang sesuai usia, hal penting lain yang menjadi perhatian adalah kerjasama dari orang tua untuk memotivasi anak secara teratur memakai teeth trainer sesuai anjuran.
“Sebab apabila teeth trainer tidak rutin digunakan setiap hari, maka akan sia-sia. Ingat pemakaian teeth trainer harus teratur setiap hari minimal 1-2 jam dan setiap malam pada waktu tidur,” tegas drg. Linus.
Baca juga:
Pilih Teeth Trainer Atau Behel?
Mitos yang Keliru
Di luar sana banyak yang mengatakan bahwa teeth trainer dapat merapikan semua jenis kasus gigi, baik gigi berjejal, gingsul, dan lain-lain. Apakah benar?
Pada kenyataannya sebagai mana anjuran MRC, teeth trainer hanya bisa digunakan untuk usia 2-8 tahun. Jadi apabila sudah di atas 8 tahun tetap harus kombinasi dengan kawat gigi permanen.
Meski demikian, keefektifan teeth trainer juga tak bisa teruji 100% sebab ada faktor lain yang mempengaruhi susunan gigi salah satunya adalah faktor genetik atau keturunan.
Karenanya, bijaklah saat menerima informasi dari berbagai sumber. Jangan sampai langsung termakan berita yang belum jelas kebenarannya. Bagaimanapu, perkara merapikan gigi tak semudah seperti yang dibayangkan dan tentunya memerlukan bantuan ahli.
“Kalau saran saya lebih baik menunggu sampai usia 12 tahun. Mengapa? Karena pada usia ini umumnya semua gigi tetap sudah erupsi. Barulah rapikan dengan memakai kawat gigi permanen. Selain itu, ada baiknya juga untuk berkonsultasi dengan dokter gigi sebelum memakai alat apapun untuk merapikan gigi,” tutup drg. Linus.
Baca juga:
Hampir Setengah Anak Indonesia Jarang Sikat Gigi di Malam Hari