Belakangan muncul alat perapi gigi yang murah dan mudah digunakan, teeth trainer namanya. Aman dan efektifkah?
Gigi yang putih, bersih, dan tertata rapi memang dambaan setiap wanita. Pasalnya, hal tersebut berkaitan erat dengan standar kecantikan pada umumnya, yang bisa membuat pemiliknya tampil lebih percaya diri. Tak heran jika bukan hanya klinik kecantikan kulit saja yang ramai dijejali pengunjung, klinik estetika gigi pun kini laris didatangi.
Bicara soal merapikan gigi, saat ini memang sudah ada solusi jitu untuk mengatasinya, yaitu dengan memasang kawat gigi atau lebih popular dengan sebutan behel. Meski demikian, tak semua orang suka giginya dipasangi alat ini. Sebab selain prosesnya memakan waktu lama hingga tahunan, harga pasang behel yang berkualitas juga tergolong mahal. Itu sebabnya, banyak orang mencoba mencari alternatif lain untuk memperbaiki giginya. Salah satunya dengan menggunakan teeth trainer.
Mengenal Teeth Trainer
Belakangan timeline sosial media kerap dijejali oleh iklan yang menjual alat perapi gigi bernama teeth trainer. Alat seperti apakah sebenarnya teeth trainer itu? Ternyata teeth trainer merupakan alat yang berbentuk cetakan gigi dan terbuat dari polyurethane, yaitu bahan semacam karet silikon yang elastis.
Konon jika digunakan secara rutin, teeth trainer mampu membuat gigi yang renggang maupun berjejal perlahan bergerak dan tersusun rapi tanpa perlu bantuan dokter gigi. Orang-orang pun makin tertarik membeli takkala para penjual mempromosikan alat ini dengan slogan: merapikan gigi dengan cepat tanpa behel.
Ditambah lagi kocek yang perlu dirogoh tak begitu dalam alias murah. Sebagai bayangan, jika ingin memasang behel yang berkualitas di dokter gigi, maka diperlukan biaya paling sedikit Rp 10 juta. Itu belum termasuk biaya pemeriksaan rutin setiap bulannya sampai behel boleh dilepas. Sementara teeth trainer hanya dijual dengan harga ratusan ribu saja. Karenanya, jangan heran jika semakin banyak orang ingin mencobanya.
Efektifitas Teeth Trainer
Tapi yang menjadi pertanyaan, aman dan efektikah penggunaan teeth trainer? Mengingat segala sesuatunya dilakukan secara manual tanpa bantuan dokter gigi. Menjawab pertanyaan tersebut, Drg. Dina Ariani dari klinik Dental 7, Jakarta Selatan justru merasa sanksi dengan keamanan dan efektifitas dari teeth trainer. Sebab menurutnya perkara merapikan gigi tak semudah seperti yang dibayangkan sehingga memerlukan bantuan ahli.
“Sebagai contoh, kan dikatakan teeth trainer mampu merapikan kondisi gigi yang berjejal, padahal jika kondisi gigi terlalu padat maka akan susah bergerak sehingga terkadang harus ada gigi yang dicabut untuk memberi ruang bagi gigi lain agar kembali ke posisi yang seharusnya. Selain itu, untuk mendorong gigi juga tidak bisa asal-asalan. Ketika memasang behel saja dokter gigi pasti akan mengukur kekuatan tarikannya. Sebab kalau asal, bukan tidak mungkin gigi semakin berantakan atau bahkan tanggal,” jelas dokter lulusan Universitas Indonesia ini.
Lebih jauh dokter gigi yang aktif mengkampanyekan kesehatan gigi anak bersama Komunitas Kejora ini juga mengatakan bahwa ukuran gigi dan rahang setiap orang sudah pasti berbeda-beda. Sementara teeth trainer kebanyakan hanya menyediakan satu ukuran saja, sehingga tidak akan pas di mulut setiap orang.
“Bisa dibayangkan tidak, kalau tidak pas di mulut pasti akan menimbulkan ketidaknyaman. Bahkan otot mulut bisa jadi pegal-pegal. Padahal menurut iklannya, teeth trainer itu kan harus digunakan selama tidur lho. Artinya selama itu pula penggunanya akan tersiksa,” lanjutnya.
Masih Tetap Behel
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakannya, dokter gigi Dina sampai pada satu kesimpulan, bahwa hingga saat ini solusi terbaik untuk merapikan gigi tetap dengan menggunakan behel. Alasannya, pemasangan behel sesuai dengan kaidah ilmu kedokteran sehingga hasilnya pun lebih terjamin.
“Behel itu sendiri jenisnya bermacam-macam. Ada yang removable dan fixed. Untuk yang removable artinya bisa dilepas pasang, sementara fixed harus dipakai terus sekian lama. Nah untuk yang removable juga marak dijual bebas dan kerap kali disamakan dengan teeth trainer karena prosedur pemakaiannya mirip. Untuk yang satu ini saya juga berpesan agar jangan sembarangan menggunakannya,” katanya mewanti-wanti.
Sejatinya penggunaan behel ditegaskan dokter gigi Dina tak boleh lepas dari pengawasan ahlinya. Mulai dari memilih dan memasang jenis behel yang paling tepat, hingga kontrol rutin untuk penarikannya selama dipasang.
“Intinya jangan gampang terjebak harga murah dan solusi instan. Salah-salah nanti malah jadi korban. Bukan gigi rapi yang didapat justru sebaliknya. Jadi lebih baik ikuti prosedur normal yaitu menggunakan behel di bawah pengawasan dokter gigi,” tutupnya.