Fenomena medis yang satu ini menjadi perbincangan hangat jagad dunia maya. Pasalnya, seorang bayi laki-laki berusia 5 bulan di Sumatera Barat mengalami pembengkakan di perut karena berisi janin saudara kembarnya. Kondisi ini disebut sebagai Fetus in Fetu (FIF).

Bayi laki-laki dengan inisial AA mulai mengalami pembengkakan di perut sejak usia 2 bulan. Orangtuanya berinisiatif untuk memeriksakan AA ke puskesmas terdekat dan didiagnosa mengalami tumor.

AA pun kemudian dirujuk ke RSUP M Djamil, Padang, Sumatera Barat. Dalam pemeriksaan radiologisnya, terlihat bahwa benjolan di dalam tubuh AA merupakan kondisi fetus in fetu. Sebab, terlihat adanya bentuk struktur tulang dan kaki dalam benjolannya.

Dalam menangani kasus ini, RSUP M Djamil pun membentuk tim dokter spesialis yang terdiri dari spesialis bedah, spesialis anak, dan spesialis anestesi. AA akan diperiksa kesehatannya secara keseluruhan sebelum dilakukan tindakan mengeluarkan janin kembaran yang ada di dalam tubuhnya.

Lantas, sebenarnya apa itu Fetus in Fetu? Berbahayakah kondisi ini? Simak ulasannya, ya!

Baca Juga: Cacar Monyet di Indonesia Makin Naik, Gara-Gara Seks Bebas?

Apa itu Fetus in Fetu?

Menurut National Library of Medicine, Fetus in Fetu (FIF) disebut juga sebagai kembar parasit. Sebenarnya, janin yang dikandung oleh Bunda ialah kembar, namun janinnya mengalami kelainan yang menyebabkannya tumbuh di tubuh kembarannya.

Kelainan kembar parasit terjadi dua kali lebih banyak pada pria daripada wanita. Kasus FIF sendiri juga terjadi sangat langka. Perbandingannya hanya sekitar 1 dari 500.000 kelahiran.

Fenomena ini biasanya terdeteksi pada area retroperitoneal, yakni rongga di abdomen yang mengelilingi organ perut seperti ginjal, hati, pankreas, dan kandung kemih. Meski begitu, ada beberapa kasus FIF lainnya yang menunjukkan pertumbuhan janin di lokasi lain seperti tengkorak, rongga paru, mulut, sakrum, dan skrotum.

Mengapa Hal Ini Bisa Terjadi pada Janin?

Hingga kini, masih belum ada penelitian yang menunjukkan alasan mengapa fetus in fetu bisa terjadi pada kehamilan. Meski begitu, ada dua hipotesis yang menjadi penyebab FIF atau kembar parasit.

1. Perkembangan embrio abnormal. Fenomena ini terjadi pada kehamilan kembar monokorionik-diamniotik. Ini adalah jenis kembar identik yang berada di dalam satu plasenta yang sama tetapi kantung ketubannya berbeda. Embrio abnormal atau embriogenesis terjadi dengan kecacatan salah satu bayi yang terletak dalam tubuh kembarannya.
2. Teratoma yang tumbuh teratur. Teratoma ialah jenis tumor langka yang memiliki jaringan dan organ seperti tubuh pada umumnya. Hal ini yang menyebabkan tumornya terlihat seperti janin. Meski begitu, perbedaan FIF dan teratoma berada pada lokas dan kompleksitas jaringannya.

Bagaimana Cara Mendeteksi Bayi yang Mengalami Kondisi Fetus in Fetu?

Kebanyakan anak yang mengalami Fetus in Fetu tidak merasakan gejala apapun dalam tubuhnya. Biasanya gejala yang muncul ialah sulit makan dan kelainan massa perut hingga usia satu tahun. Kondisi ini pun masih masuk dalam kategori kelainan yang jinak.

Oleh sebab banyaknya pengidap yang tidak menemukan gejala apapun dalam kasus ini, maka prosedur seperti CT Scan dan pemeriksaan radiografi bisa menjadi solusi untuk mendeteksi fenomena ini.

Setelah diketahui dan didiagnosa mengalami Fetus in Fetu, maka pasien harus segera menjalani operasi pengangkatan agar janin bisa segera keluar dari tubuh. Pasien juga harus menjalani evaluasi berkala yang mirip dengan pemulihan setelah operasi tumor hingga dokter menyatakan sudah sembuh total.

Rangkuman Beberapa Kasus Fetus in Fetu di Beberapa Negara

Meski langka, kasus Fetus in Fetu bukanlah hal yang baru di dunia ini. Sebelumnya, ada beberapa kasus serupa yang bahkan baru terdeteksi ketika si pasien sudah berusia dewasa.

1. Fetus in Fetu di Indonesia

Selain AA, kasus Fetus in Fetu pernah menimpa seorang remaja laki-laki di Jawa Tengah. Namanya ialah Ganang Yudho Putra Duri yang berusia 17 tahun. Ganang mengaku sudah mengalami buncit sejak balita. Ketika dewasa, perut buncitnya membuat Ganang kesulitan bernapas.

Diagnosa awal, Ganang diduga mengalami pembengkakan hati, namun pada pemeriksaan lanjutannya diketahui bahwa ia ‘mengandung’ janin berbobot 3 kg di tubuhnya. Tindakan operasi pun segera dilakukan untuk membuat Ganang terbebas dari kembar parasitnya dan hidup dengan bebas.

2. India

Tak jauh beda dengan di Indonesia, remaja di India juga baru mengetahui keberadaan kembar parasit di tubuhnya pada usia 17 tahun. Selama hidupnya, ia selalu merasa kenyang dan seringkali dilanda sakit perut meski belum makan banyak.

Dari pemeriksaan CT Scan, diketahui bahwa dalam perut remaja tersebut terdapat struktur tulang belakang, tulang rusuk, hingga tulang panjang.

3. China

Bayi 1 tahun di China juga mengalami Fetus in Fetu, namun letak kembar parasitnya bukan di perut, melainkan di otak. Keberadaan kembar parasit ini menyebabkan si bayi mengalami perkembangan motorik yang sangat lambat.

Setelah dilakukan MRI Scan, diketahui bahwa ada janin berukuran 10 cm yang membesar dan menyebabkan penumpukkan cairan di otaknya.

Kondisi janin yang ada di kepalanya itu sudah memiliki tungkai atas, tulang, dan kuku. Janin ini diduga sudah tumbuh selama berbulan-bulan saat berada di rahim.