check it now

Depresi Setelah Melahirkan? Kenali Penyebab Psikosis Pasca Persalinan!

Apa itu Psikosis Pasca Persalinan? Sama kah dengan baby blues?? Simak ulasannya, yuk!

Daftar Isi Artikel

Tak hanya sindrom baby blues yang mampu menyebabkan psikologis Bunda terombang-ambing karena kehadiran si kecil. Ayah dan Bunda harus kenalan dengan kondisi yang lebih serius dari baby blues, yakni Psikosis Postpartum (Pasca Persalinan). 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa sebanyak 19,8% Bunda di negara berkembang mengalami gangguan mental atau depresi setelah melahirkan.

Bahkan, tak sedikit dari mereka yang akhirnya memilih untuk mengakhiri hidup atau bertahan tanpa pengobatan yang kemudian berdampak pada tumbuh kembang si kecil yang tidak optimal.

Lalu, Sebenarnya Apa sih Psikosis Pasca Persalinan Ini?

Dokter spesialis kandungan RSIA Puri Bunda Denpasar, dr. Stella Kawilarang, M. Biomed, Sp.oG, menyebut bahwa Psikosis Pasca Persalinan adalah gangguan mental yang terjadi pada Bunda selepas melahirkan. Kondisi ini tak boleh dianggap sembarangan dan harus ditangani sebagai kondisi gawat darurat, lho!

“Kondisi ini memengaruhi perspektif seorang Bunda yang baru melahirkan terhadap realita. Pada kasus ekstrem, Psikosis Pasca Persalinan dapat membahayakan diri sendiri dan bayi yang baru dilahirkan,” terang dokter Stella.

Masalah ini juga menurutnya sangat berbeda dengan sindrom baby blues yang marak dialami Bunda pasca melahirkan. “Baby blues itu kondisi perubahan mood atau suasana hati yang sementara, dan hanya terjadi dalam beberapa hari,” paparnya.

Baca Juga: 6 Penyebab Produksi ASI Sedikit, Karena Salah Posisi?

Mengapa Hal Ini Bisa Terjadi?

Menurut dokter Stella, Psikosis Postpartum ini rentan terjadi pada Bunda yang baru melahirkan anak pertamanya. Proses adaptasi yang sulit terhadap perubahan yang terjadi menekan psikologis Bunda dan akhirnya menyebabkan masalah ini.

“Bunda yang baru punya anak pertama ini biasanya masih belum adaptasi terhadap perubahan yang baru terjadi seperti pola tidur dan kelelahan,” ungkapnya.

Selain itu ada pula beberapa faktor lain yang menyebabkan Psikosis Pasca Persalinan menyerang Bunda, di antaranya adalah:

  • Memiliki riwayat gangguan mental sebelumnya.
  • Stress urus anak karena Bunda turut bekerja.
  • Masalah keuangan dalam keluarga.
  • Komunikasi dengan suami yang tidak baik.
  • Masalah internal yang memicu perselisihan.
  • Tidak mendapat dukungan secara fisik dan mental dari suami saat mengurus si kecil.
  • Perasaan insecure atau kerap membandingkan kondisinya dengan Bunda yang lain.

“Perlu diingat, bahwa Bunda tidak perlu membandingkan kondisinya dengan yang lain. Because every mother is unique and you are the best Mom for your own child,” jelas dokter Stella.

Gejala Seperti Apa yang Ditunjukkan Bunda Pengidap Psikosis Pasca Persalinan?

Bunda yang mengalami masalah mental pasca persalinan dan mengarah pada Psikosis Pasca Persalinan biasanya menunjukkan gejala-gejala seperti berikut:

  • Berhalusinasi, seolah mendengar, melihat, atau mencium aroma yang sebenarnya tidak ada.
  • Mengalami delusi, pikiran-pikiran tidak nyata yang menimbulkan paranoid.
  • Suasana hati yang cepat berubah.
  • Sulit berkonsentrasi dan stress berat.
  • Merasa bingung dan linglung dalam mengidentifikasi realita.
  • Sulit tidur hingga berkurangnya nafsu makan.
  • Mengalami kecemasan ekstrem.
  • Dalam level ekstrem, sulit mengenali orang terdekat bahkan bayinya sendiri.  
  • Muncul pikiran untuk menyakiti diri sendiri dan si kecil.

“Resiko terjadi Psikosis Postpartum lebih tinggi terjadi pada Bunda dengan riwayat gangguan mental sebelumnya. Hal ini juga dapat membahayakan diri sendiri dan bayi yang baru dilahirkan apabila tak segera ditangani,” ujar dokter Stella. 

Apa yang Harus Dilakukan Jika Bunda Alami Gejala Tersebut?

Kondisi Psikosis Postpartum yang dialami Bunda bisa berada di level berbahaya jika tidak segera ditangani dengan baik. Pengidap kondisi ini bisa saja secara tidak sadar membahayakan diri sendiri seperti percobaan bunuh diri hingga melukai buah hati.

Dokter yang juga praktek di Bunda Hospital Denpasar ini menyebut bahwa suami dan keluarga terdekat harus sadar dan memperhatikan perubahan emosional yang terjadi pada Bunda yang baru melahirkan.

“Jika sudah terdapat tanda-tanda gangguan mental pasca persalinan dan mengarah pada Psikosis Postpartum, maka harus segera dibawa ke dokter untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut,” jelas dokter Stella.

Kondisi Psikosis Postpartum yang masih berada di tahap awal, masih bisa diobati dan ditangani dengan baik. “Jangan takut atau malu untuk mencari bantuan. Semakin cepat dilakukan penanganan, maka pemulihan pun akan lebih cepat dan baik,” sambungnya.

Bagaimana Cara Mencegah Terjadinya Psikosis Pasca Persalinan?

Ada beberapa hal yang dapat menjadi tips agar Bunda tidak mengalami gangguan mental pasca persalinan yang dapat membahayakan nyawa. Di antaranya adalah:

  1. Belajar tentang apa saja perubahan yang dapat terjadi selepas melahirkan.
  2. Sadari bahwa setiap Bunda beresiko alami baby blues hingga Psikosis Postpartum.
  3. Beri dukungan penuh sejak hamil, persalinan, hingga pasca melahirkan oleh suami dan keluarga terdekat.
  4. Jangan biarkan Bunda merasa sendiri dan kesepian dalam menghadapi kondisi setelah melahirkan.
  5. Ayah dan Bunda harus berbagi tugas terkait pengasuhan bayi agar beban tersebut tak hanya dirasakan oleh Bunda.
  6. Bertanya dan sharing dengan dokter atau kerabat yang lebih dulu menjadi orangtua agar proses pengasuhan si kecil terasa lebih mudah.

“Sebab, being a mother is a lifetime learning! Jadi, jangan ragu untuk terus belajar, bertanya dengan yang sudah berpengalaman atau dokter, dan sharing sesame komunitas agar semuanya terasa lebih mudah. Semangat, Mom!” tutup dokter Stella.

Let's share

Picture of Rizqa Fajria

Rizqa Fajria