Toilet training atau masa transisi kebiasaan buang air kecil dan buang air besar dari popok ke kloset bisa mulai dilakukan ketika anak menginjak usia 2 tahun.
Sebab di usia tersebut, mereka sudah bisa duduk tegak, membuka dan memakai celana sendiri, serta paham beberapa instruksi sederhana.
Berikut serba-serbi toilet training yang perlu orang tua ketahui:
1. Tunjukkan cara menggunakan kloset dengan benar
Untuk mengajarinya, pertama-tama kenalkan terlebih dulu fungsi dari kloset dengan bahasa yang sederhana. Jelaskan bahwa di tempat inilah kegiatan buang air kecil dan buang air besar seharusnya dilakukan, bukan di popok lagi.
Jangan lupa gunakan bantalan toilet training khusus anak-anak untuk menghindari tubuh mungilnya jatuh ke lubang kloset.
Tunjukan pula bagaimana caranya duduk dengan benar di kloset dan bantu si kecil menekan tombol flush usai menggunakan kloset, sehingga ke depannya mereka paham fungsi dan cara memakainya.
2. Kenali ekspresi si kecil
Orang tua perlu mengenali ekspresi wajah si kecil saat akan buang air kecil maupun buang air besar. Jika tiba-tiba si kecil sudah menunjukkan ekspresi tersebut, segera bawa ke kloset.
Jangan lupa, ajari si kecil untuk mengatakan atau memberi tanda jika ingin buang air kecil atau buang air besar. Dengan demikian, orang tua dapat segera mengantarkannya ke kloset.
3. Bantu dan dampingi si kecil saat di toilet
Di bawah usia 5 tahun, biasanya anak belum bisa membersihkan diri dengan baik setelah buang air besar. Karena itu, orang tua wajib membantu dan mengajarinya membersihkannya dengan benar .
Setelah buang air kecil ataupun buang air besar jangan lupa minta ia untuk mencuci tangan hingga bersih.
Ketika mulai melakukan toilet training, damping selalu si kecil saat di kloset. Jangan pernah meninggalkannya sendirian, sebab bisa saja si kecil terpeleset ketika berusaha untuk turun sendiri dari kloset.
4. Sabar dan konsisten
Saat memulai toilet training orang tua harus banyak bersabar. Jangan memarahi si kecil bila mereka masih belum terbiasa menggunakan kloset. Karena segala sesuatu memang selalu ada tahapannya dan tidak mungkin dapat dipelajari secara instan.