check it now

Seluk Beluk Masalah ASI dan Solusinya yang Perlu Bunda Tahu

Berkat ASI, tumbuh kembang sang buah hati bisa dioptimalkan. Namun, bagaimana bila timbul masalah seputar pemberiannya, seperti payudara bengkak atau puting susu tenggelam?

Daftar Isi Artikel

Berkat ASI, tumbuh kembang sang buah hati bisa dioptimalkan. Namun, bagaimana bila timbul masalah seputar pemberiannya, seperti payudara bengkak atau puting susu tenggelam?

Tidak ada yang dapat menyangkal bila dikatakan ASI adalah cairan ajaib yang paling dibutuhkan oleh sang buah hati. Lewat ASI, berbagai nutrisi penting dapat disalurkan sehingga kekebalan tubuh bayi bisa berkembang lebih maksimal.

Selain itu, ASI juga terbukti dapat mempererat ikatan emosional antara ibu dan anak yang dapat berdampak positif bagi perkembangan psikologisnya kelak. Tapi, bagaimana bila pasca melahirkan ASI justru tak kunjung keluar?

Menanggapi hal tersebut, dr. Gita Tiara Paramita, konselor menyusui dari RS Meilia Cibubur menjelaskan bahwa pada dasarnya ASI sudah mulai diproduksi saat usia kehamilan mencapai 16 minggu dengan komposisi protein lebih banyak serta pengaruh hormon kehamilan yang menjaga agar ASI tidak keluar sebelum waktunya.

Ketika melahirkan, hormon kehamilan turun dan hormon yang menghasilkan serta mengeluarkan ASI akan mulai bekerja. Hormon penghasil ASI tersebut akan semakin banyak dan aktif ketika bayi secara langsung dan rutin mencoba menghisap payudara sedari awal. Begitu pula yang terjadi dengan hormon yang bertugas mengeluarkan ASI.

sumber: freepik

“Jadi sesungguhnya secara fisiologis tubuh perempuan yang melahirkan sudah pasti akan mengeluarkan ASI. Apabila ternyata ASI tidak keluar, hal itu tersebut kemungkinan karena hormon yang mengeluarkan ASI terhambat. Adapun penyebab utamanya biasanya stres, baik fisik maupun psikis, persalinan dengan komplikasi, serta persalinan lama,” papar dokter Gita.

Lebih lanjut dokter Gita mengatakan bahwa permasalahan lain seputar pemberian ASI seperti payudara bengkak atau kecil dan puting susu tenggelam atau lecet sebenarnya bisa diatasi dengan beberapa tips berikut:

1. Puting Susu Tenggelam

Proses menyusui sebenarnya dilakukan di daerah hitam sekitar puting (areola). Sehingga bagaimana pun bentuk putingnya, kegiatan menyusui tetap dapat dilakukan. Kuncinya terletak pada posisi dan pelekatan yang tepat.

Cobalah posisikan bayi menghadap tubuh ibu, kepala dan badan bayi dalam satu garis lurus, badan bayi disangga dengan baik, kepala bayi tidak menoleh dan berada dekat puting (tidak terlalu atas, bawah, atau samping).

Setelah itu, lekatkan mulut bayi ke payudara, sangga payudara dengan jempol di atas areola, kelingking-tengah di bawah payudara, telunjuk di bawah areola sehingga seperti menggenggam sandwich.

Arahkan payudara dengan genggaman tadi agar dagu bayi melekat ke payudara dan payudara menyentuh bibir bayi sehingga merangsang bayi membuka mulutnya. Ketika bayi membuka mulut, masukan payudara.

Dengan posisi pelekatan yang tepat tentu akan memudahkan proses menyusui, apapun bentuk puting Ibu.

Namun, tak dipungkiri ada kondisi puting tenggelam yang sulit menyusui. Misalnya bayi memiliki tongue tie (lidah pendek) sehingga sulit melekat dengan baik, puting tenggelam dalam sehingga ketika bayi menyusui walaupun mulut mencakup sampai areola tapi bayi tetap hanya menyusu di puting yg tersembunyi tersebut.

Bila hal tersebut terjadi, cobalah lakukan beberapa hal berikut:

Pertama, jika bayi memiliki tongue tie dan sulit melekat walaupun sudah dicoba berbagai posisi menyusui, maka sebaiknya dilakukan perbaikan, temui konselor menyusui untuk dievaluasi dan dilakukan tindakan jika memang perlu.

Kedua, menggunakan breast shell, letakan dibalik BH. Breast shell ini bertujuan menekan areola dan diharapkan puting dapat keluar dengan tekanan yang konstan dan kontinu pada areola.

Ketiga, pijat areola mengunakan ibu jari kedua tangan, diletakkan berseberangan di areola dan pijat ke arah luar, lakukan rutin dan sebelum menyusui.

Keempat, usap puting dengan menggunakan air dingin agar tegak.

Kelima, gunakan pompa ASI, hisapan pompa akan membantu puting agar dapat keluar.

Terakhir, saat menyusui usahakan selalu dengan posisi pelekatan yang tepat.

2. Payudara Bengkak

Payudara bengkak disebabkan ASI yang terdapat dalam payudara tidak dikeluarkan dengan baik. Jika terjadi, bantu dengan kompres menggunakan air hangat atau berendam air hangat hingga dada. Bila terasa nyeri, bisa diselingi dengan kompres dingin.

Setelahnya, susui langsung ke bayi dengan posisi pelekatan yang tepat dan perah dengan teknik marmet (menggunakan tangan).

Apabila ditemukan sumbatan di saluran ASI seperti nipple pore perlu dilakukan ekstraksi (pengangkatan sumbatan) oleh konselor menyusui dan jika sumbatan terjadi di dalam payudara segera atasi juga penyebabnya.

Biasanya, penyebab sumbatan saluran ASI di dalam payudara adalah karena menyusui dengan posisi pelekatan yang kurang tepat, menggunakan BH dengan ukuran yang tidak sesuai, menggunakan BH berkawat, payudara tertekan oleh pakaian ketat atau tali tas, hingga payudara yang dibiarkan penuh dalam waktu lama.

3. Payudara Kecil

Ukuran besar atau kecilnya payudara tidak ada hubungannya dengan produksi ASI. Sebab, produksi ASI memiliki prinsip supply meet demand. Dengan kata lain, semakin sering dan banyak ASI yang dikeluarkan maka akan semakin sering dan banyak pula ASI yang diproduksi.

4. Payudara Lecet

Lecet dapat terjadi ketika puting terhimpit oleh langit-langit mulut bayi yang keras dan lidah bayi. Masalah ini sebenarnya dapat dicegah dengan posisi pelekatan yang tepat saat menyusui.

Namun, jika lecet sudah terlanjur terjadi, atasi dengan mengoleskan ASI atau krim lanolin pada puting. Bila lecet sangat parah, dimana menyebabkan puting memiliki luka terbuka sebaiknya temui konselor menyusui untuk mendapatkan terapi dan evaluasi proses menyusui.

Let's share

Picture of Nazri Tsani Sarassanti

Nazri Tsani Sarassanti

Daftar Isi Artikel

Updates