Seringkali kemampuan membaca seorang anak dijadikan tolak ukur kepintarannya. Tak heran jika akhirnya orangtua berlomba-lomba memaksa anaknya agar bisa membaca di usia dini.
Sebab, siapa yang tak bangga jika anaknya dipuji cerdas dan pintar hanya karena sudah bisa membaca di usia dini? Terlebih ada pendapat yang mengkaitkannya dengan masa keemasan atau golden age, di mana dikatakan bahwa sebelum usia 5 tahun, kemampuan otak anak untuk menyerap informasi sangat tinggi. Jadi inilah saat yang tepat untuk mengajarinya membaca.
Padahal faktanya, pembelajaran untuk anak di bawah usia 5 tahun itu ada fasenya. Pertama, usia 0-2 tahun, pada fase ini anak paling membutuhkan stimulasi motorik dan stimulasi awal dalam berbicara.
Karena itu disarankan saat berkomunikasi dengan buah hatinya, orangtua menggunakan bahasa yang baik dan benar serta lafal yang jelas.
“Contohnya, saat bayi Anda bangun tidur, sapa dia dengan lafal yang benar-benar jelas, seperti : ‘selamat pagi anak manis’ ditambah kata-kata lain yang sederhana. Sapaan ini ada baiknya diulang terus setiap hari sampai bayi Anda bisa mulai belajar bicara dan menirukannya.” kata Leriwati Sutarna, praktisi dan konsultan pendidikan anak Yayasan Penabur.
Leriwati juga mengatakan bahwa pada usia tersebut anak sebenarnya juga sudah boleh mulai diperkenalkan dengan gambar-gambar sederhana lengkap dengan tulisan dibawahnya. Misalnya gambar apel merah dengan tulisan APEL yang besar.
“Perlihatkan gambar tersebut pada bayi Anda sambil sesekali kita menunjuk dan membaca tulisannya dengan jelas. Kegiatan bermain seperti itu nanti akan membuatnya terbiasa mengenal huruf tanpa perlu dipaksakan.” tambahnya.
Fase Kesiapan Belajar Membaca
Selanjutnya memasuki usia 3 tahun, anak akan masuk dalam fase interaksi dan sosialisasi. Disusul fase kemandirian dan tanggung jawab pada usia 4-5 tahun. Pada usia ini, anak bisa mulai dilatih kesiapannya untuk belajar membaca.
Tapi ingat, jangan sekali-kali memaksa anak untuk belajar membaca, terlebih sampai memberikan les baca tulis. Hal itu justru bisa membuat anak tertekan dan menimbulkan efek yang negatif, di antaranya anak menjadi cepat merasa bosan, kurang konsentrasi belajar, serta menjadi pribadi yang tidak gemar membaca.
Ada baiknya untuk mengenalkan huruf demi huruf sambil bermain. Atau bisa juga tanamkan kecintaan terhadap kegiatan membaca dengan membacakan cerita untuk anak secara rutin.
Percayalah, setiap anak punya kemampuan natural untuk membaca. Jadi tidak perlu khawatir jika di usia 5 atau 6 tahun mereka belum bisa membaca. Karena toh pada kenyataannya, saat besar nanti tidak akan ada bedanya seorang anak yang bisa membaca di usia 4 tahun dengan anak yang bisa membaca di usia 7 tahun.
Sebab dengan bisa membaca di usia 4 tahun tidak lantas membuat seorang anak menjadi superior. Justru yang patut dikhawatirkan bila karena tekanan belajar membaca, anak tumbuh menjadi pribadi yang tidak gemar membaca. Padahal seperti yang kita tahu, dengan banyak membaca akan semakin banyak pula ilmu yang bisa didapatkan.
“Ibarat pohon, kita hanya bisa memupuk dan menyiraminya tanpa bisa memaksanya untuk segera berbuah. Jika memang nanti sudah tiba masanya untuk berbuah, pohon itu tentu akan berbuah dengan sendirinya. Anakpun demikian. Kita hanya perlu membimbingnya dan mengajarinya dengan cara yang menyenangkan tanpa perlu target ataupun paksaan untuk bisa segera membaca. Sebab bila tiba waktunya, mereka tentu akan bisa membaca dengan sendirinya,” tutup Leriwati.