Tas jenis ransel atau backpack memang paling banyak peminatnya. Laki-laki, perempuan, tua, maupun muda tak segan untuk memakainya. Maklum, selain nyaman dan lebih mudah untuk dibawa, kapasitas tas ransel juga lebih besar bila dibandingkan dengan tas jenis lain.
Sayangnya, ada pro dan kontra yang mengiringi penggunaan tas ransel. Sebagian orang menilai tas ransel-lah yang menjadi cikal-bakal kelainan tulang pada anak dalam masa pertumbuhannya.
Apalagi, sistem pembelajaran zaman sekarang tidak jarang menuntut anak sekolah untuk membawa buku tebal dalam jumlah yang banyak.
Namun faktanya, tas ransel justru merupakan model terbaik yang diciptakan untuk kenyamanan dalam membawa beban, termasuk bagi anak sekolah usia 9-15 tahun. Dengan menggunakan ransel, beban bisa bertumpu pada bagian tubuh yang paling kuat, yaitu punggung.
“Di samping itu, pembagian beban juga jadi bisa sama rata karena tas ransel memiliki dua kaitan, satu di kanan dan lainnya di kiri.” papar Dr. Wiyarni Pambudi SpA, IBCLC.
Lebih lanjut Dr. Wiyarni juga memastikan, penggunaan tas ransel tidak akan mengakibatkan kelainan bentuk tulang punggung atau penyakit lainnya. Dengan syarat, anak tidak membawa tas dengan muatan berlebih.
“Idealnya setiap orang memiliki takaran berat maksimal yang boleh dibawa dalam tas ranselnya. Ukuran tersebut tentu berbeda-beda alias tergantung dari berat badan si pembawa ransel.” katanya.
Mengutip dari American Pediatrician, Dr. Wiyarni juga menjelaskan bahwa beban yang mampu diangkat oleh anak-anak adalah 10-15 persen dari berat tubuhnya.
Sebagai contoh, seorang anak dengan berat badan 30 kg tidak diperbolehkan membawa beban dalam tas ranselnya lebih dari 4,5 kg. Aturan itulah yang harus diperhatikan.
Sebab, bila beban yang dibawa melebihi dari kemampuan sang anak, maka akan berisiko menyebabkan gangguan tulang punggung atau kesehatan lainnya.
Sayangnya, dr. Wiyarni melanjutkan, anak pada usia sekolah umumnya tidak akan komplain kepada orangtua perihal beban tasnya. Mereka justru lebih takut bila tidak bisa mengikuti pelajaran akibat bukunya tidak lengkap atau tertinggal.
Konsekuensinya, mereka jadi harus menahan beban di luar batas yang disarankan sehingga tubuhnya akan jadi semakin membungkuk.
“Kan tidak mungkin mereka membiarkan dirinya terjengkang gara-gara beban di punggungnya. Mau tidak mau mereka harus menahan beban dan akibatnya bila hal tersebut berlangsung terus-menerus, tubuhnya bisa jadi bungkuk. Lebih bahaya lagi bila didiamkan terus sampai dewasa, punggung si anak bisa membengkok ke samping atau skoliosis.” lanjutnya.
Selain gangguan tulang, efek samping yang kerap diderita anak akibat kelebihan beban pada tasnya adalah rasa sakit karena tegang pada otot punggung, pundak dan leher. Tangan jadi sering kesemutan, kepala pusing sehingga sulit berkonsentrasi saat belajar.
“Jadi yang perlu dipahami adalah bukan tas ransel yang menyebabkan kelainan pertumbuhan tulang pada anak, melainkan beban yang dibawanya.” pungkas Dr. Wiyarni.
Tips memilih tas ransel untuk si kecil agar terhindar dari skoliosis :
1. Pastikan memilih tas ransel sesuai ukuran tubuh anak
Ukuran ransel idealnya tidak lebih dari 3/4 tinggi anak, tidak kebesaran dan tidak terlalu kecil.
2. Jangan menjejalkan semua buku ke dalam tas ransel. Ingat, beban maksimal yang boleh dibawa adalah 15% dari berat badan anak.
Jangan ragu untuk meminta anak agar mengeluarkan barang-barang yang kurang penting atau membagi dua buku-buku yang dibawa antara tas jinjing dan ransel. Bila bawaannya memang sanga banyak, pilihlah jenis tas ransel yang memiliki roda.
3. Letakan buku yang paling berat (misalnya kamus, ensiklopedia) di bagian yang paling dekat dengan punggung agar mendapat tumpuan paling kuat dan anak tidak cepat lelah.
4. Dalam memilih tas, selain model usahakan memperhatikan bentuk tali.
Pilihlah tali yang lebar dan memiliki bantalan empuk sepanjang bahu hingga tangan sehingga anak nyaman dan pundaknya tidak sakit.
5. Bila tas memiliki tali pada bagian pingganggnya, maka kencangkanlah tali tersebut.
Hal ini berguna agar punggung tersokong dengan baik.
6. Pastikan anak mengenakan kedua tali tas tersebut dengan baik di lengannya.
Kecenderungan menggunakan hanya satu tali sering membuat cedera otot pada bahu.