Film Panggil Aku Ayah yang resmi tayang di bioskop pada 7 Agustus 2025 berhasil mencuri perhatian penonton dengan cerita yang hangat sekaligus menyentuh hati. Dibintangi oleh Ringgo Agus Rahman, Myesha Lin, Boris Bokir, dan Sita Nursanti, film ini mengangkat tema keluarga, cinta, dan perjalanan seseorang menemukan makna ayah yang sesungguhnya.
Diadaptasi dari film Korea Pawn (2020), Panggil Aku Ayah memperlihatkan sisi kemanusiaan dari dua penagih utang yang secara tak terduga harus merawat seorang anak kecil bernama Intan. Awalnya hanya sebatas jaminan utang, kehadiran Intan justru membawa perubahan besar dalam hidup mereka.
Lebih dari sekadar hiburan, semua pesan kehidupan pada film ini dikemas dengan nuansa budaya lokal dan sentuhan humor, sehingga tak hanya mengharukan, tapi juga terasa hangat dan dekat dengan penonton.
Yuk simak 6 pesan moral kehidupan yang bisa dipelajari dari film ini!
1. Keluarga Tak Selalu Soal Ikatan Darah
Film ini mengajarkan bahwa keluarga sejati bisa lahir dari mana saja, meski tanpa ikatan biologis.
Tokoh Dedi dan Tatang yang awalnya hanya penagih utang, justru menjadi sosok ayah dan pelindung bagi Intan. Kehadiran Intan di hidup mereka melahirkan rasa tanggung jawab, kepedulian dan kasih sayang.
Kisah ini sangat relevann dengan banyak orang yang menemukan arti keluarga dari perhatian tulus dan rasa saling menjaga, meski di luar hubungan sedarah.
2. Setiap Orang Bisa Berubah
Dalam film ini, Dedi digambarkan sebagai sosok pria yang keras dan dingin. Namun, kehadiran Intan perlahan meluluhkan hatinya sehingga ia mampu menjadi figur ayah yang penuh kasih.
Sama halnya dalam kehidupan, setiap orang bisa berubah ke arah yang lebih baik apabila diberi kesempatan dan cinta.
3. Pengorbanan Ayah untuk Anak Perempuannya
Meski bukan ayah kandung, Dedi menunjukkan ketulusan cintanya kepada Intan seperti anaknya sendiri. Tergambar dari cerita saat Dedi rela menjual aset dan barang berharga miliknya supaya Intan bisa sekolah.
Tak hanya itu, masih banyak adegan lain yang memperlihatkan berbagai pengorbanan Dedi untuk memastikan Intan merasa aman dan tumbuh dengan baik.
4. FIlm Panggil Aku Ayah Mengisahkan Bahwa Ayah Merupakan Tempat Aman untuk Anak Perempuan
Selain sebagai cinta pertama, dari film Panggil Aku Ayah, kita terus diingatkan bahwa ayah juga merupakan sosok yang dapat menjadi pelindung bagi anak perempuan.
Hal tersebut tergambar pada adegan di mana Intan dalam bahaya, saat itu Dedi datang dan menghadirkan rasa aman untuknya.
Baca Juga : Pentingnya Peran Ayah bagi Anak Perempuan
5. Tidak Ada Manusia yang Sempurna dan Selalu Ada Kesempatan Kedua
Film keluarga ini mengingatkan bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, namun tetap berhak untuk diberi kesempatan kedua.
Hal itu tergambar jelas melalui karakter Dedi yang keras, cuek, bahkan terkesan tidak peduli, perlahan berubah ketika tersentuh oleh cinta dan kebaikan. Perjalanannya menunjukkan bahwa perubahan selalu mungkin terjadi, terutama ketika seseorang diberi kesempatan untuk merasakan kasih sayang dan menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri.
Yang menarik, perubahan Dedi tidak terjadi karena paksaan, melainkan tumbuh secara alami berkat ikatan emosional yang terjalin dengan Intan.
6. Cinta Datang Tanpa Syarat
Awalnya hubungan Dedi, Tatang, dan Intan terbentuk karena keterpaksaan. Namun seiring waktu, tumbuh cinta yang tulus tanpa pamrih.
Pesan ini mengajarkan bahwa cinta sejati hadir dengan sendirinya, tanpa perlu alasan logis. Pada akhirnya, cinta yang mereka temukan adalah cinta tanpa syarat. Cinta yang hadir bukan karena kewajiban, tapi karena ketulusan hati yang menerima apa adanya.
Pada akhirnya, Panggil Aku Ayah bukan hanya sekadar film drama keluarga, tetapi sebuah karya yang mengajarkan banyak nilai kehidupan. Dari arti keluarga hingga pentingnya cinta tanpa pamrih, film ini layak dijadikan refleksi bagi siapa pun yang menontonnya.
 
								 
															 
								 
							