Mempersiapkan kebutuhan bayi sampai mengikuti berbagai kursus guna memperlancar jalannya persalinan merupakan hal yang lumrah dilakukan para calon ibu. Tapi di balik semua persiapan tersebut, kerap ada satu hal yang kurang diperhatikan, yaitu membekali diri dengan pengetahuan seputar ASI dan menyusui.
Memang, kegiatan menyusui pada dasarnya adalah proses yang alami. Meski demikian bukan berarti tak perlu dipelajari. Sebab fakta membuktikan, tak semua proses menyusui dapat berjalan dengan lancar seperti yang diharapkan. Terlebih bila kelahiran yang ditunggu itu merupakan yang pertama.
Tak heran jika akhirnya para ahli kesehatan selalu berusaha mengingatkan, agar saat hamil para calon ibu tak hanya fokus pada persiapan persalinannya saja. Melainkan juga mau peduli dan siap membekali diri dengan berbagai informasi seputar menyusui.
Bekali Dengan Banyak Informasi
Senada dengan hal tersebut, Citra Ayu Mustika, konselor laktasi yang lebih dikenal sebagai tetegram di kalangan ibu menyusui mengatakan, bahwa wajib hukumnya bagi ibu hamil untuk membekali diri dengan banyaknya informasi mengenai menyusui.
Sebab menurutnya, pengetahuan yang baik tentang proses menyusui pada akhirnya akan sangat mempengaruhi keberhasilan program 1000 hari pertama kehidupan seorang anak atau yang lebih dikenal dengan golden age period.
Baca juga : Rahasia 1000 Hari Pertama Kehidupan
Ditegaskannya, persiapan menyusui itu sendiri bukan hanya seputar membeli berbagai perlengkapan pendukungnya saja, seperti bantal menyusui atau bra menyusui. Lebih dari itu, kegiatan mencari tahu bagaimana cara memperlancar ASI, nutrisi apa saja yang dibutuhkan ibu menyusui, hingga tips mempersiapkan mental saat menyusui juga sangat dibutuhkan.
“Perlu diketahui, proses menyusui yang lancar dan menyenangkan itu tidak datang dengan sendirinya alias perlu dipelajari. Karenanya begitu kehamilannya terdeteksi, saya berharap semua calon ibu dapat langsung membekali dirinya dengan berbagai informasi seputar ASI dan menyusui,” tegasnya.
7 Kontak Laktasi (Plus)
Lebih jauh Citra menjelaskan bahwa dalam rangka mensukseskan program menyusui, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mendeklarasikan program 7 kontak laktasi (plus).
Adapun yang dimaksud dengan 7 kontak laktasi (plus) adalah kegiatan konsultasi dan belajar langsung dari konselor laktasi sejak si kecil masih dalam kandungan sampai waktunya ia dilahirkan.
Kontak pertama dikatakan Citra harus dilakukan saat usia kehamilan 28 minggu. Pada pertemuan tersebut, konselor laktasi akan membahas tentang pentingnya menyusui, anatomi payudara dan fisiologi menyusui, bahaya susu formula dan botol dot, hingga manajemen laktasi.
Di usia kehamilan 36 minggu, kontak kedua akan diadakan guna membahas lebih detail terkait persiapan menyusui yang berhubungan dengan pentingnya Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan rawat gabung (room in), sampai kepada hal-hal yang dapat menjadi penghalang dalam proses menyusui.
Kemudian kontak ketiga dilakukan pada saat si kecil lahir, dimana dalam waktu 1 jam pasca melahirkan, bayi yang sehat harus segera diletakkan dalam posisi tengkurap di atas perut ibunya guna melakukan IMD.
Setelah proses IMD selesai, pastikan si kecil berada dalam satu kasur yang sama dengan ibunya. Hal tersebut penting dilakukan guna meningkatkan bonding dan skin to skin contact antara ibu dan si kecil. Dengan adanya skin to skin contact tersebut, diharapkan hormon oksitosin yang bertugas merangsang keluarnya ASI dapat langsung bekerja.
“Intinya IMD itu suatu hal yang tidak boleh dilewatkan. Sebab bayi yang tidak mendapatkan IMD cenderung lebih sering tidur dibandingkan bayi yang mendapatkan IMD. Selain itu, IMD juga bisa dijadikan batu loncatan pertama para ibu untuk lancar menyusui,” kata Citra lagi.
Selanjutnya dijelaskan kontak keempat akan dilakukan selama ibu mendapatkan perawatan di rumah sakit. Pada kontak tersebut, konselor laktasi akan memberi informasi perihal posisi dan peletakan bayi yang tepat saat menyusui, sekaligus pentingnya memberikan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan pada bayi.
Sementara kontak kelima sampai ketujuh dilakukan pada saat ibu sudah kembali ke rumah dan mengalami masa nifas hingga hari ke-39. яндекс
Di masa itu, informasi yang diberikan oleh konselor laktasi biasanya seputar kendala yang akan dialami pada saat menyusui di rumah, monitoring, sampai pada informasi terkait manajeman ASI perah dan pemberiannya yang baik apabila ibu sedang berjauhan dengan bayi.
“Nah setelah menjalani 7 kontak laktasi (plus) seperti yang sudah saya jelaskan tadi, para ibu menyusui nantinya juga harus senantiasa menjaga kesehatannya dan mencukupi asupan nutrisi yang diperlukan untuk meng-ASI-hi sang buah hati. Jika semua itu sudah terpenuhi, maka perjalanan menyusui yang menyenangkan bukan hal yang mustahil untuk didapatkan,” tutupnya.