Mengabadikan momen buah hati yang baru lahir dengan berbagai pose lucu memang menggemaskan. Tapi, amankah “melipat-lipat” tubuh mungilnya?
Belakangan bisnis newborn photography atau photo bayi baru lahir terlihat semakin marak di pasaran. Maklum, permintaan dari orangtua untuk melakukan sesi foto bagi buah hatinya yang belum berusia lebih dari 1 bulan juga semakin meningkat.
Tak heran jika bisnis kekinian ini pun makin diminati. Pasalnya, newborn photography diyakini dapat menghasilkan pundi-pundi uang yang tidak sedikit. Untuk sekali sesi foto misalnya, tarif yang dipatok bisa mulai dari jutaan hingga puluhan juta rupiah lho.
Lepas dari sisi bisnisnya, hasil newborn photography harus diakui memang sangat menghibur dan bisa menjadi kenangan yang tak terlupakan. Bayangkan, dengan wajah polosnya si kecil didandani dan diatur posenya sedemikian rupa sehingga terlihat semakin lucu dan menggemaskan. Yang menjadi pertanyaan : amankah “melipat-lipat” tubuh bayi baru lahir untuk mendapatkan hasil foto sesuai dengan keinginan? Konon, flash kamera dapat mengakibatkan kebutaan pada retina bayi yang belum seutuhnya terbuka sempurna, benarkah?
Menanggapi hal tersebut, Dokter Ade Indrisari, Sp.A,M.Kes, yang sehari-hari berpraktek di Klinik Amanah Yogja dan RS Jogja International Hospital (JIH) Yogyakarta, mengatakan bahwa newborn photography pada dasarnya aman untuk dilakukan. Meski demikian, memang ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
“Yang utama tentu kondisi kesehatan si bayi. Bila saat dilahirkan bayi tidak memiliki kelainan dan dalam kondisi sehat, maka newborn photography bisa dilakukan dengan menggunakan jasa fotograger profesioanal yang sudah teruji pengalamannya,” jelasnya.
Selain itu, Dokter Ade juga menyarankan agar newborn photography sebaiknya dilakukan ketika si kecil belum berusia lebih dari 1 bulan atau tepatnya saat berusia 5-14 hari. Alasannya, di usia tersebut bayi masih lebih banyak tidur sehingga akan lebih memudahkan pemotretan.
“Saat bayi di bawah usia 1 bulan sedang tidur, dia akan sangat fleksible melakukan berbagai pose. Termasuk tengkurap, telentang, miring ke kiri atau kanan. Nah, apabila pemotretan dilakukan saat bayi sudah lebih dari 1 bulan, maka selain ia sudah semakin aktif bergerak, bayi biasanya juga mulai mengerti konsep orang asing dan gampang menangis, sehingga mmbutuhkan waktu yang lama untuk berdaptasi,” katanya menambahkan.
Sementara mengenai lampu flash yang dianggap dapat menimbulkan kebutaan, Dokter Ade menegaskan bahwa hal tersebut adalah mitos. Sebab flash dikatakannya merupakan cahaya yang menyebar sehingga dijamin tidak berbahaya untuk mata bayi sekalipun.