check it now

Mengapa Anak Bisa Jadi Pelaku Bullying? Ini 6 Sebabnya!

Apa sih yang menyebabkan anak-anak menjadi pelaku bullying? Simak informasinya, yuk!

Daftar Isi Artikel

Beberapa hari belakangan, kasus anak yang menjadi pelaku bullying semakin meningkat. Ironisnya, para pelaku perundungan ini masih sangat belia, yakni berada di jenjang SD. 

Seperti yang belum lama terjadi, kasus siswi SD di Gresik yang ditusuk hingga buta di sekolahnya. Lalu, siswa SD di Cileungsi yang menjadi korban bullying dan pemukulan teman-temannya.  

Berdasarkan data yang dihimpun Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), kasus perundungan di lingkungan sekolah paling banyak terjadi di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan proporsi 25% dari total kasus seluruhnya.

Hal ini menunjukkan bahwa pelaku bullying dimulai dari jenjang SD dan kondisinya semakin mengkhawatirkan. Jika sejak dini anak-anak sudah terpapar bullying hingga menjadi pelaku, maka tak heran kalau perilaku tersebut akan terbawa hingga ia dewasa.

Perundungan merupakan perilaku yang dilakukan untuk menyakiti, mengintimidasi, atau merugikan orang lain, baik secara fisik, verbal, maupun psikologis.

Bunda perlu tahu, biasanya aksi ini tidak dilakukan sendirian, melainkan berkelompok. Tak hanya terjadi di sekolah, bullying bisa terjadi di lingkungan rumah, tempat les anak, bahkan lingkungan ibadah.

Lantas, sebenarnya apa yang bisa menyebabkan si kecil menjadi pelaku bullying? Coba simak informasi berikut ya, Bun!

Baca Juga: Vaksin DBD Jadi Solusi Atasi Demam Berdarah Demi Zero Death 2023

1. Anak yang Menjadi Pelaku Bullying Ingin Terlihat Hebat dan Merasa Berkuasa

Anak yang menjadi pelaku bullying biasanya didorong oleh perasaan ingin mendominasi, merasa paling hebat dan berkuasa di lingkungannya. Bunda tahu tidak, perasaan-perasaan tersebut timbul karena si kecil merasa rendah diri dan tidak mampu bergaul dengan baik.

Cara mereka memanipulasi rasa tidak percaya diri yang ia punya adalah dengan menghancurkan rasa percaya diri dan ketenangan anak lain. Rasa rendah dirinya membuat dia harus ‘menginjak’ yang lainnya untuk menjadi lebih tinggi.

2. Kurang Mendapatkan Perhatian dari Orangtua atau Keluarga Terdekat

Hal lain yang menjadi sebab anak menjadi pelaku bullying adalah kurangnya perhatian dari Ayah dan Bunda kepadanya. Ia merasa dirinya dianggap dan Ayah-Bundanya hanya sibuk mengurusi hal-hal di luar dirinya.

Oleh sebab itu, cara dia memenuhi rasa ingin diperhatikan dan menjadi pusat perhatian adalah dengan melakukan perundungan. Tentu hal ini salah, namun dalam hati kecilnya, anak yang menjadi pelaku perundungan merasa dirinya harus mendapatkan perhatian dengan cara tersebut.

3. Anak yang Menjadi Pelaku Bullying Berasal dari Keluarga yang Tidak Harmonis

Tak bisa dipungkiri, anak yang hidup di keluarga yang kurang harmonis bisa membentuknya menjadi pelaku bullying. Terlebih jika Ayah dan Bunda kerap menunjukkan perselisihan atau pertengkaran di rumah. Selain itu, orangtua yang kerap melakukan tindakan kekerasan sebagai salah satu jalann keluar dalam menyelesaikan masalah juga menjadi pemicu anak melakukan perundungan.

Keluarga yang harmonis juga dapat ditandai dengan Ayah dan Bunda yang bercerai. Perceraian yang terjadi menyebabkan keretakan yang dalam di hati anak dan membuatnya merasa kurang disayang dan kurang diperhatikan.

4. Terpengaruh oleh Lingkungan Sosial Anak

Semua sepakat bahwa anak merupakan penipu yang ulung. Oleh sebab itu, lingkungan sosial yang memberikan dampak negatif pada pemikiran dan hidupnya dapat mengantarkan si kecil menjadi seseorang yang berkarakter kurang baik.

Anak yang bergaul dengan teman yang agresif dan suka melakukan kekerasan fisik maupun verbal, dapat membuatnya berperilaku yang sama. Lingkungan terdekat si kecil dan yang ia percayai, akan merubahnya menjadi sosok  yang selalu ia lihat.

Maka dari itu, Ayah dan Bunda harus sebisa mungkin menyeleksi atau menanamkan nilai-nilai kehidupan yang baik untuk anak agar ia tidak terbawa arus pergaulan yang semakin menyesatkan.

5. Anak yang Menjadi Pelaku Bullying Pernah Menjadi Korban Bullying

Anak yang menjadi pelaku bullying bisa juga disebabkan oleh pengalaman bullying yang menimpanya di masa lalu. Bisa jadi, tanpa Ayah dan Bunda tahu, si kecil pernah mengalami perundungan oleh teman sekelasnya atau di lingkungan rumahnya.

Hal ini menjadi masalah besar jika luka batinnya tidak diatasi lho, Yah, Bun. Sebab, anak yang menjadi korban bullying bisa menjelma menjadi pelaku bullying yang lebih jahat demi membalaskan dendamnya. Di sisi lain, luka dari korban bullying menyebabkannya tidak bisa percaya diri dan selalu merasa dirinya kurang dari yang lain.

6. Memiliki Masalah Mental dan Perilaku

Anak dengan gangguan mental, seperti masalah kecemasan hingga depresi dapat mendorongnya menjadi pelaku bullying. Film atau game bergenre kekerasan yang ia tonton atau mainkan juga dapat memicu mereka untuk melakukan hal serupa.

Perasaan-perasaan negatif yang diperkuat dengan paparan media yang mengandung kekerasan dapat menguatkan niatnya untuk melampiaskan perasaannya dengan cara yang kasar dan tidak baik. Oleh sebab itu, salah satu cara terbaik dalam merawat anak ialah dengan memberikan cinta dan kasih sayang tak terhingga padanya setiap hari tanpa terlewat.

Let's share

Picture of Rizqa Fajria

Rizqa Fajria

Daftar Isi Artikel

Updates