Beberapa orangtua biasanya masih menggunakan metode memberi upah anak agar mereka mau mengerjakan pekerjaan rumah tangga, seperti bersih-bersih rumah atau berbelanja kebutuhan rumah.
Mereka percaya bahwa hal ini adalah bentuk persiapan si kecil supaya bisa menjadi anak yang mandiri. Tak hanya itu, memberi upah anak juga dipercaya dapat membuatnya lebih bertanggung jawab dalam mengelola finansial.
Meski begitu, beberapa Ayah dan Bunda lainnya merasa memberi upah anak untuk mengerjakan tugas rumah merupakan hal yang salah.
Alih-alih mandiri, mereka menganggap bahwa anak akan menjadi pribadi yang mau bekerja hanya karena dorongan uang, bukan karena bentuk kesadaran dan kewajibannya.
Pembahasan seperti ini selalu dibenturkan antara kedua belah pihak. Seperti yang dibahas dalam konten kreator yang videonya viral di TikTok.
Video yang viral dari akun TikTok @monique.sinaga ini membahas tentang ‘Membayar Anak untuk Melakukan Pekerjaan Rumah Tangga?’.
Dalam video ini, Monique menyebutkan bahwa memberi upah anak sebenarnya boleh-boleh saja dilakukan oleh orangtua.
“Cara orangtua mengenalkan konsep uang ke anak akan memengaruhi kehidupan anak hingga ia dewasa. Pelajaran keuangan bukan hanya tentang mengelola uangnya, tetapi juga komunikasinya, etika dan daya juang anak,” sebutnya dalam video.
Monique juga menjelaskan, jangan sampai orangtua secara tidak langsung mengajari si kecil bahwa hubungan antar manusia sebatas hubungan transaksional. Seperti meminta imbalan di setiap perbuatan yang ia lakukan.
“Imbangi juga dengan pengajaran tentang kebesaran hati yang membuatnya bisa membantu orang lain tanpa mengharap upah. Supaya anak belajar tanggung jawab, juga belajar tentang kewajiban yang patut dikerjakan dengan hati yang riang,” tutupnya.
Jika Ayah dan Bunda mau mencoba metode memberi upah anak, maka tambah dengan prinsip berikut, ya. Hal ini penting agar anak juga tahu alasan mereka harus ikut melakukan pekerjaan rumah.
Baca Juga: 9 Tips Parenting untuk Orangtua Sibuk Kerja
1. Beberes Rumah adalah Kewajiban Seluruh Anggota Keluarga
Sebagai orangtua, Ayah dan Bunda dapat mengajarkan kepada si kecil bahwa membereskan rumah adalah kewajiban bersama.
Tentunya, hal ini hanya bisa terjadi jika orangtua juga mencontohkan bahwa keduanya turut bahu-membahu dalam mengerjakan pekerjaan rumah. Bukan hanya Bunda saja.
Seperti yang kita tahu, anak lebih mudah mencontoh perilaku orangtuanya daripada mendengarkan. Maka dari itu, lebih baik buat agenda rutin beberes rumah bersama untuk membangun kebiasaan si kecil.
Misalnya, agendakan setiap minggu untuk bersih-bersih seluruh rumah, atau membiasakan si kecil untuk merapihkan barangnya setelah bermain.
2. Memberi Upah Anak Sebagai Bentuk Latihan Negosiasi
Metode memberi upah anak bisa dilakukan sebagai sarana belajar skill negosiasi. Ayah dan Bunda bisa melakukan hal ini dengan memberikan tugas yang sedikit lebih susah untuk anak.
Jika si kecil sudah terbiasa melakukan pekerjaan rumah yang standar seperti membereskan mainan atau merapikan tempat tidur. Maka, beri ia challenge yang lebih sulit dengan pemilihan imbalan yang Ayah dan Bunda tawarkan.
Buat ia memilih sekaligus berargumentasi tentang tugas dan imbalan yang ia dapat. Semakin susah tugasnya, misalnya mencuci piring, mengepel lantai, atau merapihkan kamar, maka semakin tinggi imbalan yang ia dapat.
Dengan begini, anak tak hanya belajar bagaimana cara bernegoisasi tapi juga belajar tentang etos kerja. Jangan lupa untuk mengapresiasi hasil kerja si kecil meski mungkin saja belum sesuai dengan harapan Ayah dan Bunda, ya!
3. Belajar Ikhlas dan Tanggung Jawab
Selain sebagai kewajiban dan latihan negosiasi, ajarkan pula kepada si kecil bahwa ada yang namanya ikhlas dan tanggung jawab dalam hidup.
Perasaan ikhlas ini bisa dipupuk dengan cara mengajak si kecil untuk membantu membereskan apa yang bukan bagiannya.
Misalnya, jika selama ini dia hanya mengurusi kebutuhan dirinya sendiri, seperti membereskan kamarnya, mainannya, dan semacamnya. Maka, ajak ia untuk membantu Bunda memasak atau menjemur pakaian dengan sukarela.
Buat kegiatan ini layaknya aktivitas yang menyenangkan, sehingga si kecil tak merasa beban dan malah senang mengerjakannya.