Bicara tentang pola asuh, jenis pengasuhan otoriter adalah momok yang menakutkan untuk setiap anak. Rumah yang seharusnya menjadi surga untuk anak-anak bisa jadi berubah jadi tempat yang penuh tekanan.
Tapi pola asuh otoriter bukan satu-satunya gaya pengasuhan yang memberikan banyak dampak negatif. Kebalikan dari otoriter, pola asuh permisif juga tak kalah buruh. Dimana permisif yang dikenal juga dengan nama serba boleh adalah suatu kondisi dimana orangtua melimpahi banyak kasih sayang tapi di sisi lain aturannya begitu longgar dan tidak konsisten diterapkan.
“Aturan itukan sengaja diterapkan agar anak bisa disiplin dan tumbuh jadi pribadi yang baik. Tapi sayangnya pola asuh seperti ini cenderung mengabaikannya. Orangtua yang menganut pola asuh ini kerap beranggapan yang penting anak senang sehingga selalu mewujudkan permintaannya. Tak heran jika pola asuh permisif bisa dibilang lembek seperti kapas,” kata Alia Mufida, M.Psi dari Klinik Mentari Anakku.
Lebih lanjut Fida mengatakan hal ini biasanya terjadi karena orangtua tidak ingin anaknya merasa sedih atau tidak mau anaknya tidak menyukai mereka, sehingga akhirnya selalu menuruti keinginan anaknya.
Alhasil bukan tidak mungkin anak tumbuh jadi pribadi yang tidak disiplin dan terlalu bergantung pada orangtua. Disarankan Fida, pola asuh demokratis lebih baik untuk anak karena si kecil dibiarkan untuk berekspresi yang diiringi dengan aturan dari orangtua sehingga potensi anak bisa berkembang.