Menurut data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), sebanyak 74 persen remaja laki-laki dan 59 persen remaja perempuan usia 15-19 tahun telah berhubungan seks.
Hal ini disoroti pula oleh Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, yang menegaskan supaya remaja Indonesia tidak melakukan hubungan seks di usia dini. Sebab, hal ini berdampak pada kesehatan, kualitas hidup, dan nyawa mereka.
Menurutnya, penting untuk mengajarkan pendidikan seksual pada anak mulai dari usia 0-2 tahun. Salah satu yang penting dilakukan adalah mengajarkan bagian tubuh anak sesuai dengan nama aslinya dan bukan dengan kiasan.
Selain itu, anak juga harus diajarkan tentang bagian tubuh mana yang boleh dilihat oleh orang lain dan mana yang tidak boleh.
Hal ini sangat penting karena menurut data yang dimuat BKKBN, persentasi anak yang berhubungan seksual sudah dimulai sejak usia 11 tahun. Jumlah persentase kasus tersebut sesuai usianya dapat dilihat sebagai berikut:
- Remaja usia 11-14 tahun: 6%.
- Remaja laki-laki usia 15-19 tahun: 74%.
- Remaja perempuan usia 15-19 tahun: 59%.
- Laki-laki usia 20-24 tahun: 12%.
- Perempuan usia 20-24 tahun: 22%.
Baca Juga: Perempuan Menikah di Usia 40 Jadi Tren Korea Selatan, Kok Bisa?
Penyebab Anak Terpapar Seks Sejak Dini
Selalu ada sebab yang melandasi anak dalam berperilaku, termasuk dalam hal berhubungan seksual. Apa sih yang menyebabkan anak mudah terpengaruh untuk mencoba melakukan seks?
1. Pergaulan dan Seks Bebas
Zaman sekarang, pergaulan anak-anak sudah cukup liar dan sulit untuk diawasi. Perkembangan zaman membuat mereka dengan mudahnya untuk terkoneksi satu sama lain. Anak yang belum paham dalam membedakan teman yang memberi pengaruh baik atau buruk untuknya, akan mudah ikut terbawa. Salah memilih teman bisa membuatnya terjerumus dalam pergaulan bebas yang mengarah ke seks bebas.
2. Pendidikan Seks yang Tabu
Perlu diakui, masyarakat Indonesia masih menganggap tabu edukasi tentang seksual. Entah karena malu atau memang tak terbiasa, anak-anak tumbuh tanpa penjelasan tentang seksualitas yang tentu mereka butuhkan. Tidak adanya penjelasan membuat anak tak tahu caranya berperilaku ketika dihadapkan dalam kondisi yang mengarah pada aktivitas seksual.
3. Pornografi Online
Perkembangan teknologi yang masif membuat anak mudah mengakses beragam informasi, termasuk pornografi online. Bahkan, konten semacam ini tak perlu dicari, semuanya tersebar bebas di internet. Hal ini membuaat anak-anak dengaan mudahnya melihat hingga mencontoh apa yang disajikan oleh media sosial.
4. Tidak Ada Edukasi Kesehatan Reproduksi
Selain masalah pendidikan seksual, masalah lainnya yang juga krusial adalah tentang kesehatan reproduksi. Anak perlu tahu kalau usia mereka belum cukup dan belum siap untuk hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas seksual dan reproduksi.
5. Lingkungan yang Tidak Aman dan Kemiskinan Tinggi
Anak yang tinggal di lingkungan kurang aman dengan tingkat kriminalitas dan kemiskinan yang tinggi akan mudah terjerumus dalam hal-hal negatif. Maka dari itu, penting untuk memerhatikan lingkungan tempat tinggal si kecil agar tidak memengaruhinya dalam hal-hal buruk.
6. Penggunaan Obat Terlarang dan Alkohol
Anak bisa terjerumus dalam seks bebas jika mereka bergaul dengan kelompok pertemanan yang mengonsumsi alkohol hingga obat terlarang. Sebab, kedua hal ini memberikan efek penurunan kesadaran yang membuat ia tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah.
Risiko Berhubungan Seks di Usia Remaja
Sesuatu yang dilakukan tidak sesuai masanya, tentu akan berdampak buruk dan menimbulkan risiko. Risiko yang mungkin dialami anak yang terpapar seks sedari dini di antaranya adalah:
1. Rentan Alami Penyakit Menular Seksual Hingga HIV
Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga berisiko alami penyakit menular seksual yang disebabkan oleh seks tidak aman. Di antaranya adalah penyakit sifilis, gonore, herpes, hingga penularan virus HIV.
2. Alami Kehamilan Dini Hingga Aborsi
Hubungan seksual yang berisiko dapat menyebabkan kehamilan di usia dini. Hal ini tentu sangat berisiko bagi remaja perempuan yang tubuhnya belum siap untuk mengandung hingga melahirkan. Ketidaksiapan ini membuat banyak orang memilih untuk melakukan aborsi yang kemudian menimbulkan lebih banyak risiko. Di antaranya adalah berkurangnya peluang untuk hamil dan punya anak di masa depan, hingga kematian.
3. Memliki Partner Seks yang Beragam dan Tidak Aman untuk Kesehatan
Anak yang sudah mulai melakukan hubungan seksual sejak dini tentunya akan memiliki partner seks yang banyak dan beragam. Padahal, idealnya hubungan seksual harus dilakukan oleh satu pasangan yang sama dengan cara yang sah. Hal ini tak hanya menyalahi etika dan adab, tetapi juga dalam hal kesehatan seksual.