check it now

Cuci Darah Jadi Tren di Kalangan Anak!

Daftar Isi Artikel

Beberapa minggu terakhir, jagat maya dibikin gempar dengan adanya temuan kenaikan kasus cuci darah pada anak. Berdasarkan survey yang dilakukan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), 1 dari 5 anak usia 12-18 tahun urinnya mengandung hematuria atau proteinuria sebagai tanda awal penyakit gagal ginjal. Penyakit inilah yang menjadi sebab anak harus menjalani pengobatan cuci darah secara rutin.

Meski begitu, Dokter Spesialis Anak dr. Andina Chrisnawati Rahardjo, Sp.A menyebut bahwa dari  data nasional tidak dilaporkan lonjakan kasus gagal ginjal yang signifikan.

Di luar kasus keracunan EG dan DEG tahun lalu, tidak ada lonjakan kasus gagal ginjal yang signifikan. Tetapi mungkin, karena pusat rujukan terkait cuci darah ini tidak banyak, sehingga kesannya terjadi lonjakan kasus,” tuturnya.

Sebenarnya, Apa Itu Penyakit Gagal Ginjal? Mengapa Hal Ini Bisa Terjadi?

Gagal ginjal merupakan kondisi di mana satu atau kedua ginjal tidak dapat lagi berfungsi dengan baik. Ginjal memiliki beberapa fungsi penting pada tubuh, salah satunya membuang racun atau limbah dari tubuh.

Racun tersebut nantinya akan masuk ke kandung kemih dan dibuang ketika kita buang air kecil. Jika ginjal kehilangan fungsinya untuk menyaring racun dalam darah, maka terjadilah gagal ginjal.

Dokter yang praktek di Rumah Sakit EMC Alam Sutera ini menyebut bahwa penyebab gagal ginjal pada anak disebabkan multifaktoral. Mulai dari:

  • Kelainan genetika (kelainan pembentukan jaringan ginjal/ginjal polikistik)
  • Infeksi Saluran Kemih (ISK)
  • Ada riwayat penyakit ginjal (sindrom nefrotik/sindrom nefritis akut)
  • Penyakit Lupus
  • Henoch-Schoenlein Purpura (radang pembuluh darah kecil)
  • Penyakit metabolik (diabetes, hipertensi)
  • Kekurangan cairan tubuh
  • Efek samping penggunaan obat tertentu
  • Gaya hidup dan pola makan yang buruk

Gejala Awal Gagal Ginjal yang Sebabkan Cuci Darah pada Anak

Dokter Andina mengaku, mendeteksi gejala awal dari penyakit gagal ginjal tergolong agak sulit. “Kebanyakan, penyakit gagal ginjal baru terdeteksi ketika fungsi ginjal sudah turun hingga sekitar 80%. Meski begitu, ada beberapa gejala khusus yang bisa dipantau,” terangnya.

Beberapa gejala yang bisa menjadi deteksi awal penyakit gagal ginjal pada anak, antara lain:

  • Perubahan pola buang air kecil (jadi lebih sering atau malah jarang)
  • Urin berwarna kemerahan
  • Mual dan muntah yang konsisten
  • Pembengkakkan di mata, wajah atau kedua tungkai
  • Anak terlihat lemas, pucat, hingga mudah lelah

Jika didapatkan tanda gejala di atas, maka segera bawa si kecil ke sarana pelayanan kesehatan. Perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan, mulai dari pemeriksaan darah, urin, USG, hingga CT Scan,” papar dokter Andina.

Bagaimanakah Penanganannya? Apakah Penyakit Ini Bisa Sembuh?

Penanganan penyakit ini bisa dilakukan dengan tiga metode, yakni dengan pemberian obat-obatan, cuci darah (dialisis) dan transplantasi ginjal. Ketiga metode pengobatan ini bergantung dari derajat penyakitnya dan seberapa besar penurunan fungsi ginjal yang didapatkan. 

Jika kondisi pasien masih dalam kategori penyakit gagal ginjal akut, maka masih bisa disembuhkan sepenuhnya. Namun, apabila sudah sampai pada penyakit gagal ginjal kronik, kemungkinan kesembuhannya bergantung pada upaya transplantasi ginjal,” tutur dokter Andina.

Transplantasi ginjal dilakukan pada kasus gagal ginjal kronik stadium 5 atau gagal ginjal terminal. “Biasanya selagi menunggu transplantasi ginjal, pasien akan tetap menjalani prosedur cuci darah sesuai dengan kondisinya,” lanjutnya.

Tips Cegah Penyakit Gagal Ginjal pada Anak

Dokter Andina menyebut, pencegahan penyakit gagal ginjal yang sebabkan anak harus menjalani cuci darah seumur hidup harus dimulai dari fase kehamilan. “Pencegahan sebaiknya dimulai dari fase ibu hamil, di mana Bunda harus mengonsumsi makanan sehat dan rutin memeriksa kehamilannya. Harapannya, Bunda sehat selama hamil dan penyakit bawaan bisa dicegah,” jelasnya.

Selain itu, ada beberapa tips yang bisa Ayah dan Bunda lakukan untuk bisa mencegah si kecil mengalami kondisi tersebut. Di antaranya adalah:

  • Berusaha cukupi kebutuhan nutrisi yang sehat dan seimbang.
  • Hindari konsumsi makanan tinggi gula.
  • Hindari konsumsi junkfood.
  • Batasi anak dari konsumsi makanan berpengawet.
  • Perhatikan kebutuhan hidrasi atau mineral si kecil.
  • Waspada dengan gejala awal gagal ginjal.
  • Rutin lakukan pemeriksaan kesehatan lanjutan.

Let's share

Picture of Rizqa Fajria

Rizqa Fajria