Menurut DR. Rose Mini, M.Psi, psikolog pendidikan dari Universitas Indonesia, pada dasarnya perkembangan anak dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor nature (bawaan) dan nurture (pengasuhan dan pengaruh lingkungan).
“Sekalipun ia anak tunggal, kalau ia dilahirkan dari orangtua yang memiliki jiwa sosial tinggi, tentu ia akan membawa gen yang sama. Sebaliknya, jika kepekaan sosialnya tidak pernah diasah sejak dini, maka bukan tidak mungkin ia tumbuh menjadi anak yang cuek dan apatis terhadap lingkungannya.” ujar psikolog yang akrab disapa Romy.
Karena itu, penting bagi orangtua untuk menerapkan pola asuh yang tepat bagi anak sematawayangnya agar bisa tumbuh menjadi pribadi yang lebih dewasa dan peduli terhadap sesama.
Lalu pola asuh seperti apa ya yang tepat untuk anak tunggal?
Resep utama dalam mengasuh anak tunggal adalah dengan memberinya kesempatan untuk lebih banyak bersosialisasi dengan teman sebayanya. Meskipun memang anak tunggal cenderung nampak lebih dewasa dibanding usia sejatinya, namun jangan paksakan mereka dengan informasi dewasa. Ingatlah bahwa mereka tetap masih anak-anak.
Selain itu, orangtua juga jangan sampai memberikan perhatian yang berlebihan. Sebab hal tersebut justru dapat menjadi bencana. Hmm…, bagaimana ya maksudnya?
Tidak bisa dipungkiri, terkadang perhatian penuh dari orangtua dan orang-orang terdekat kepada anak tunggal kerap menjadi akar permasalahan dari pola asuh.
Saking berlebihan dalam memberikan perhatian, tak jarang…