Anak adalah anugerah terindah yang Tuhan titipkan untuk setiap orang tua. Anak juga merupakan amanah yang harus selalu dijaga sebaik mungkin.
Pada prinsipnya, setiap pasangan suami istri memiliki pilihan untuk memiliki anak dengan jarak berdekatan atau berjauhan. Namun kembali lagi, kedua pilihan tersebut memang memiliki plus dan minusnya sendiri.
Ada beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan suami istri saat hendak menentukan jarak kelahiran anak. Misalnya dari segi fisik, terutama Bunda dan finansial.
Bunda harus memiliki fisik yang cukup kuat bila ingin memiliki anak dengan jarak usia berdekatan. Sebab Bunda nantinya masih harus memberikan ASI atau menyusui si kecil sembari mengandung.
Selain itu, memiliki anak dengan rentang usia berdekatan tentu akan berpengaruh terhadap sisi finansial. Mulai dari biaya persalinan hingga berbagai kebutuhan anak lainnya.
Lalu sebenarnya berapa sih jarak ideal usia antar anak?
Menurut Heather Rowe, peneliti senior dari Jean Hailes for Women’s Health, jarak usia antar anak yang ideal yakni sekitar 2 tahun. Jarak tersebut dikatakan ideal sebab Bunda dapat memberikan kesempatan bagi tubuh untuk memperbaiki diri pasca kehamilan dan persalinan. Kemudian dari segi finansial pun, dirasa jauh lebih siap.
Di samping dua pertimbangan (fisik dan finansial), berikut plus dan minus memiliki anak dengan usia yang berdekatan dan berjauhan :
Plus dan Minus Usia Antar Anak Berdekatan
Bahagianya :
- Mainan kakak dan adik bisa digunakan bersama
- Baju dan sepatu juga bisa dipakai bersama atau “lengseran kakak”
- Bisa jadi sahabat karena usianya cenderung sebaya
- Ilmu parenting Ayah dan Bunda masih segar karena jarak kelahirannya berdekatan
Susahnya :
- Ayah dan Bunda harus memiliki kesabaran dan tenaga ekstra
- Ayah dan Bunda harus siap mengatasi double tantrum kakak dan adik
- Bunda butuh effort lebih untuk pemulihan pasca melahirkan
- Rumah akan selalu ramai dan selalu berantakan
Plus dan Minus Usia Antar Anak Berjauhan
Bahagianya :
- Ayah dan Bunda memiliki sedikit jeda untuk “bernapas”
- Ayah dan Bunda bisa mempersiapkan fisik dan finansial lebih matang
- Ayah dan Bunda lebih berpengalaman menjadi orang tua
- Ayah dan Bunda punya waktu lebih untuk berduaan
- Sisi emosional kakak lebih matang sehingga bisa menerima kelahiran adik baru
Susahnya :
- Saat punya bayi harus belajar lagi praktik mengurusnya
- Membeli peralatan bayi dari awal karena sudah tidak bisa pakai punya kakak
- Kegemaran dan mainan kesukaan antara kakak dan adik cenderung berbeda karena perbedaan usia
- Ayah dan Bunda sudah lebih berumur sehingga butuh penyesuaian dengan dunia anak-anak yang baru
- Bisa muncul sibling rivalry atau perasaan cemburu karena kakak biasa sendirian