check it now

Benarkah Operasi Caesar Bebas Risiko?

Daftar Isi Artikel

Belakangan operasi caesar kerap banyak dipilih sebagai jalan untuk melahirkan buah hati ke dunia. Tentunya bukan tanpa alasan kenapa metode yang satu ini banyak diganderungi para calon ibu. Operasi caesar dinilai memakan waktu yang relatif lebih singkat dibanding persalinan normal yang bisa berjam-jam lamanya serta dianggap tidak ada risiko alias lebih aman.

Lantas benarkah demikian? Menurut Dr Dwiana Ocviyanti, SpOG(K) dr RS Permata Cibubur, operasi caesar memang memiliki banyak kelebihan. Mulai dari prosesnya yang biasanya lebih singkat atau kurang lebih hanya sekitar 1 jam.

Saat di operasi, tentu si ibu tidak  akan merasa sakit karena ada pembiusan. Rasa nyeri berkepanjangan baru muncul setelah reaksi obat bius yang diberikan habis, Dulu, pembiusan dalam operasi caesar dilakukan secara menyeluruh.

Kini hanya bagian pinggang ke bawah yang dibius sehingga ketika proses operasi dilakukan, calon ibu tetap sadar dan dapat mendengar percakapan para dokter serta perawat yang terlibat. Tak hanya itu, iika dulu sayatan operasi caesar hanya dapat dibuat vertikal, dari bawah pusar kearah kearah tulang kemaluan, maka sekarang dengan semakin majunya tekhnologi kedokteran, sayatan kebanyakan dibuat horizontal atau mendatar dari kiri ke kanan di bagian atas kandung kemih.

Dengan sayatan horizontal, maka resiko teriadinya pendarahan dapat lebih diminimalisir. Proses penyembuhannya juga bisa lebih cepat serta dari segi estetika, bekasnya jauh lebih enak dilihat dibandingkan sayatan vertikal.  Meskipun sepertinya terasa lebih menyenangkan untuk dipilih, operasi caesar bukannya tanpa risiko.

“Justru risiko dari operasi caesar lebih besar daripada bersalin dengan cara normal. ltu sebabnya, sebaiknya operåsi cesar hanya dilakukan karena adanya alasan medis,” saran Dr Dwiana. Adapun alasan medis yang dimaksud adalah kondisi dimana jika si ibu melahirkan normal maka bisa membahayakan kesélamatan dirinya sendiri dan bayi.

Misalnya karena tidak adanya pembukaan sementara bayi sudah harus segera dilahirkan, kondisi pinggul Si Ibu sempit dan bayi yang akan dilahirkan besar, si Ibu terdeteksi hipertensi, dan lain sebagainya.  Sedangkan risiko yang dapat muncul bila menjalani operasi caesar dianteranya adalah potensi terjadinya pendarahan menjadi dua kali lipat lebih besar dibandingkan persalinan normal. Sebab persalinan dengan operasi sudah pasti dilakukan dengan jalan membuka Iuka pada rahim.

Bolak-balik membuka dinding rahim dan perut juga berisiko mencedarai organ tubuh lain. Bahkan terkadang ada saja pembuluh darah yang sulit dijahit hingga memungkinkan terjadinya pendarahan. Dengan segala risiko yang ada, mana yang akan dipilih, normal atau caesar?

Jika kondisi ibu dan janin sehat serta normal, tentu persalinan dengan cara normal yang paling dianjurkan.  Tetapi jika kondisi ibu dan janin mengharuskan di operasi caesar, jangan lantas memaksakan kehendak bersalin dengan normal.  “Yang pasti turuti nasihat dokter, jangan berpegang pada keinginan sendiri atau keluarga. Karena bagaimanapun, dokter yang memiliki jejak rekamédis pasiennya,” tutup Dr. Dwiama

 

 

Let's share

Picture of Nazri Tsani Sarassanti

Nazri Tsani Sarassanti

Daftar Isi Artikel

Updates