Ada berbagai macam metode pendidikan yang dapat diberikan untuk buah hati, salah satunya pendidikan montessori yang dinilai dapat membuat anak lebih bebas bereksplorasi untuk mengasah keterampilan diri.
Pendidikan dengan metode montessori jelas berbeda dengan pendidikan konvensional atau yang selama ini kita kenal hanya berfokus pada pengajaran orang dewasa dengan silabus yang harus dituntaskan.
Baca Juga : Serba-Serbi Sensory Play, Asah Keterampilan dan Tumbuh Kembang Buah Hati
Apa yang Membuat Pendidikan Montessori Istimewa?
Rosalynn Tamara, S.Sn., Dipl. Montessori, Founder & Academic Directress MHA, menerangkan montessori memberikan alternatif pendekatan yang lebih damai dalam pola pengasuhan dan pendidikan untuk anak.
Dalam metode ini tidak ada paksaan, kemarahan dan disiplin yang keras kepada anak. Semua hal tersebut digantikan dengan usaha kita untuk mengikuti dorongan dari diri anak, memahami dan mengerti anak, serta memberi kebebasan dengan batasan tertentu.
“Pendekatannya sangat humanis dan berfokus pada kebutuhan anak sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik,” terangnya.
Sejak usia berapa si Kecil bisa mendapat pendidikan montessori?
Pada prinsip montessori, pendidikan selalu berdampingan dengan tumbuh kembang anak.
Jadi tak heran jika penerapan montessori dapat dimulai sejak anak hadir di dalam kandungan hingga terlahir dan tumbuh besar. Caranya dengan memperhatikan kebutuhan si Kecil saat di dalam kandungan termasuk mempersiapkan diri menjadi orang tua yang baik secara fisik, emosional dan spiritual.
“Banyak yang beranggapan bahwa pendidikan montessori ini berhenti di usia enam tahun. Padahal, secara internasional montessori dapat dibangun sampai anak berusia 18 tahun,” imbuh Rosa.
Metode Belajar dalam Montessori dan Jenis Pembelajarannya
Metode belajar dalam montessori adalah “caranya anak”. Kita (pendamping atau orang tua) hanya sebagai guide atau role model yang mempresentasikan dan memberi batasan kepada mereka.
Metode montessori, kata Rosa, sangat dipengaruhi oleh persiapan lingkungan dan orang dewasanya. Karenanya dibutuhkan orang dewasa yang memiliki pengetahuan baik untuk menjalankan metode ini.
“Prinsipnya, montessori akan mentransformasikan orang dewasa terlebih dahulu sebelum berekspektasi kepada anak. Sebab bagaimanapun anak hanya mengikuti apa yang dipaparkan oleh orang dewasa,” ungkap Rosa.
Penulis buku A-Z Tanya Jawab Montessori dan Parenting ini juga memaparkan ada lima area pada metode montessori yang dapat digunakan untuk anak usia 3-6 tahun, yaitu :
- Area practical life
- Sensorial
- Bahasa
- Matematika
- Kultural
“Anak bebas memilih dari kelima material tersebut yang dapat membantu mereka untuk belajar sendiri. Dengan begitu independence learning bisa dimulai sedini mungkin. Sebab montessori percaya, anak-anak adalah guru terbaik untuk dirinya sendiri dan di dalam diri mereka ada dorongan kuat untuk belajar dan bereksplorasi,” jelas Rosa.
Manfaat dan Batasan dalam Pendidikan Montessori
Manfaat montessori mungkin tidak langsung terlihat saat itu juga oleh mata, tapi seiring berjalannya waktu, melalui pembelajaran dan pembiasaan, maka orang tua akan melihat bahwa anak dapat tumbuh menjadi seseorang yang memiliki motivasi, memiliki kemandirian dan ketahanan.
Sementara untuk batasan, Rosa menjelaskan ada 5 hal yang perlu dipahami oleh anak, yakni :
- Tidak boleh menyakiti diri sendiri
- Tidak boleh menyakiti orang lain
- Tidak boleh membuat material atau barang-barang menjadi rusak
- Tidak boleh membuat lingkungan menjadi kacau
- Perlu berproses dan berprogres sesuai dengan kemampuan diri
“Untuk menerapkan batasan sangat dibutuhkan orang dewasa yang firm and kind at the very same time. Jadi, bukan menjadi orang dewasa yang galak atau permisif. Tapi orang dewasa yang memahami batasan dan tidak takut memberikan batasan tersebut dengan kasih dan kehangatan yang dapat dirasakan anak,” paparnya.
Menerapkan Pendidikan dengan Metode Montessori di Rumah, Mungkinkah?
Lantas, apakah montessori dapat diterapkan di rumah oleh Ayah dan Bunda dan apa saja tantangan yang mungkin dihadapi?
Terlepas dari tantangan yang ada, kata Rosa, penerapan montessori di rumah itu sangat memungkinkan, tinggal bagaimana cara orang tua merespon anak-anaknya.
Rosa juga mengingatkan bahwa montessori di rumah bukan homeschooling melainkan sebuah gaya hidup sehari-hari bersama anak.
“Bagaimana Ayah dan Bunda berbicara, merespon, memberi gestur, menurunkan ego, serta menghadirkan private environment yang dibutuhkan oleh anak di rumah,” pungkas Rosa.