Ketika masa ujian mendekat, umumnya Ayah dan Bunda akan meminta si Kecil untuk belajar lebih giat dan mempersiapkan semuanya dengan maksimal agar hasilnya memuaskan. Namun tahukah? Terkadang tekanan serta ekspektasi yang terlalu tinggi justru dapat memicu rasa cemas sehingga anak stres menjelang ujian.
Parahnya lagi, rasa cemas dan stres tersebut membuat sebagian anak merasakan keluhan fisik seperti pusing, mual, bahkan sakit perut.
Apakah hal tersebut termasuk gejala psikosomatis? Yuk simak penjelasan lengkapnya berikut!
Baca Juga : Cara Asyik Belajar dan Mengenalkan Matematika pada Buah Hati
1. Mengenal Psikosomatis & Gejalanya
Dijelaskan dalam Buku Abnormal Psychology in a Changing World, psikosomatis adalah keluhan fisik yang disebabkan oleh pikiran dan emosi negatif.
Keluhan tersebut akan muncul secara berulang dan jika diperiksa secara medis, biasanya tidak ditemukan penyebab sakit tersebut. Alhasil, obat-obatan medis pun tak efektif untuk mengurangi keluhan yang dirasakan.
Adapun gejalanya bisa berbeda pada setiap anak. Namun umumnya muncul keringat dingin, jantung berdebar-debar, sakit perut, mual, muntah dan sakit kepala.
2. Penyebab Anak Stres Menjelang Ujian dan Ciri-Cirinya
Untuk mengurangi gejala psikosomatis, Ayah dan Bunda dapat mencari tahu apa yang menjadi penyebab anak stres menjelang ujian beserta ciri-cirinya.
1. Kesulitan dalam Memahami Pelajaran
Anak yang sulit memahami pelajaran juga rentan terserang psikosomatis saat menjelang ujian.
Itu sebabnya penting bagi Ayah dan Bunda untuk selalu menanyakan kepada guru di sekolah bagaimana perkembangan buah hatinya. Apakah ia bisa menerima pelajaran dengan baik atau justru kurang.
Dengan mengetahui hal tersebut, risiko terjadinya psikosomatis saat menjelang ujian dapat diminimalisir.
2. Lingkungan Sekolah yang Tidak Supportive
Selain masalah pelajaran, terkadang lingkungan sekolah yang tidak supportive juga bisa jadi pemicu psikosomatis pada anak saat menjelang ujian. Mulai dari guru yang galak sampai ruang kelas yang tidak nyaman untuk belajar.
3. Menjadi Korban Bullying di Sekolah
Jangan salah, kasus bullying juga ternyata memiliki peran yang cukup besar terhadap rasa percaya diri anak saat menghadapi ujian, lho.
Pasalnya bisa jadi selama ini anak merasa tidak mampu dan selalu menjadi sasaran bullying karena dianggap bodoh dan memiliki nilai yang lebih rendah di banding teman-temannya.
3. Tekanan dari Orang Tua
Selain dari faktor sekolah, ternyata pola asuh Ayah dan Bunda juga dapat menjadi penyebab anak stres menjelang ujian.
Bagaimana tidak? Alih-alih membangkitkan semangat, ekspektasi yang terlalu tinggi dari Ayah dan Bunda terkadang justru membuat anak merasa tertekan. Alhasil anak akan berpikir bagaimana caranya supaya mendapat nilai bagus dan disukai orang tuanya.
Dengan berpikir berlebihan, bukan tidak mungkin mereka menjadi lebih mudah cemas dan khawatir dengan hasil yang akan didapatnya.
Sementara itu, dilansir dari laman National Health Service, ada beberapa tanda si Kecil mengalami kecemasan atau stres saat menjelang ujian, yaitu :
- Merasa sangat khawatir dan tegang
- Merasa mengalami sakit kepala dan perut
- Waktu istirahat jadi tidak efisien atau sulit tidur dengan nyenyak
- Anak jadi tidak nafsu makan atau sebaliknya, nafsu makan jadi lebih banyak
- Anak tidak menikmati aktivitas yang disukainya
- Bersikap negatif dan jauh lebih emosional karena suasana hatinya buruk
- Merasa putih asa tentang masa depannya
3. Cara Membuat Anak Tetap Rileks Saat Menjelang Ujian
Agar si Kecil tetap rileks saat menjelang ujian, berikut beberapa hal yang bisa Ayah dan Bunda lakukan :
1. Jelaskan Makna Ujian
Supaya si Kecil tidak merasa cemas berlebih saat menjelang ujian, Ayah dan Bunda bisa menjelaskan makna ujian yang sebenarnya.
Hindari untuk menuntut anak mendapatkan nilai besar saat ujian karena hal tersebut dapat membuat anak merasa cemas.
Katakan pada anak bahwa ujian hanya untuk menilai pembelajaran yang selama ini telah dilakukan. Minta anak untuk fokus pada kegembiraan dan proses belajar bukan pada hasil yang didapatkan.
2. Latih Anak Teknik Relaksi
Saat rasa cemas tetap melanda buah hati tercinta, Ayah dan Bunda bisa ajarkan mereka teknik relaksasi diri.
Pertama, dengan menarik napas selama beberapa kali, lalu memvisualisasikan pikiran yang menyenangkan dan mencari cara agar cemasnya hilang misalnya dengan menggambar atau melakukan hal lain.
3. Berikan Kasih Sayang yang Tulus pada Anak
Terakhir, jangan lupa untuk memberikan kasih sayang yang tulus pada anak.
Apresiasi apapun yang telah mereka lakukan dan dapatkan. Percayalah kalau setiap anak pasti memiliki kelebihannya masing-masing.
Apabila bukan dalam bidang akademik, pasti mereka dapat bersinar dalam bidang lainnya.