Pada zaman yang semakin sulit, himpitan ekonomi membuat kedua orangtua sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah dan kebutuhan anak-anaknya.
Tuntutan kebutuhan mulai dari biaya kebutuhan pokok, biaya pendidikan, kesehatan dan semacamnya semakin mahal.
Kebutuhan yang semakin tinggi ini membuat banyak orangtua, tak hanya Ayah, tetapi juga Bunda harus turut keluar rumah untuk bekerja.
Ayah dan Bunda yang sama-sama bekerja di luar membuat pengasuhan si kecil menjadi kurang optimal.
Orangtua sibuk biasanya mempercayakan pola asuh si kecil pada pengasuh atau anggota keluarga lain yang dipercaya, seperti tantenya atau neneknya.
Padahal, meski sibuk, kehadiran orangtua sangat penting untuk tumbuh kembang si kecil. Tuntutan pekerjaan seharusnya tidak menjadi penghambat kasih sayang antara orangtua dan anak.
Terlebih, momen quality time bersama si kecil juga jangan sampai terlewat meski Ayah dan Bunda sibuk bekerja.
Maka dari itu, berikut tips parenting untuk orangtua sibuk yang bisa dilakukan di rumah! Ajak Ayah simak juga ya, Bunda…
Baca Juga: 5 Alasan Pentingnya Anak Belajar Bahasa Asing Sejak Dini!
1. Buat Jadwal Bermain dengan Anak
Meski sibuk, Ayah dan Bunda tetap harus berusaha untuk bisa meluangkan waktu sebaik-baiknya kepada si kecil. Cara paling mudahnya adalah dengan membuat jadwal khusus berdasarkan waktu luang Ayah dan Bunda agar bisa tetap berkumpul bersama di tengah kesibukan kerja yang melanda.
Misalnya, dalam satu hari, tentukan waktu kapan Ayah dan Bunda tiba di rumah. Tentukan waktu yang tepat untuk quality time dengan si kecil, mendongeng ketika ia tidur, dan sebagainya. Pastikan jadwal ini tak hanya omong kosong belaka, alias harus ditepati sesuai waktunya.
2. Meski Orangtua Sibuk, Sempatkan Bertanya Aktivitas Anak
Salah satu kebiasaan orangtua sibuk adalah overwhelmed dengan kesibukannya dan lupa untuk bertanya tentang aktivitas anak selama seharian.
Padahal, bertanya tentang aktivitas anak secara rutin dapat membangun ikatan dan kepercayaan yang kuat antara orangtua dan anak. Jadi, meski Ayah dan Bunda sibuk, si kecil tetap merasa bahwa kedua orangtuanya hadir dan menemaninya secara batin, meski fisiknya jarang di rumah.
Maka dari itu, mulai sekarang biasakan selalu ajak ngobrol si kecil tentang aktivitasnya ya, Yah, Bun. Hal ini bisa dimulai dengan bertanya, “Adik main apa aja hari ini?” atau “Hari ini seru, nggak?”
3. Buat Rutinitas Seru Selama di Rumah
Selain membuat jadwal agenda bersama si kecil, orangtua sibuk juga harus berusaha membentuk rutinitas yang menyenangkan untuk si kecil.
Rutinitas yang bisa dilakukan misalnya sarapan/makan malam bersama, olahraga di tiap minggu pagi, menonton TV bersama saat santai, dan membaca buku sebelum tidur.
4. Dukung dan Selalu Up to Date dengan Minat dan Bakat Anak
Meski secara fisik, Ayah dan Bunda tidak ada di rumah, bukan berarti peran orangtua bisa tergantikan begitu saja dengan kehadiran pengasuh atau anggota keluarga yang lain.
Ayah dan Bunda tetap harus mampu hadir untuk si kecil dengan selalu mencari tahu apa aktivitas yang sedang ia minati dan up to date tentang perkembangannya di rumah, maupun di sekolah.
Dukung ia untuk menjadi aktif dan menggeluti bidang yang ia sukai sebagai bentuk perhatian dan kasih sayang yang mungkin tidak sepenuhnya ia rasakan.
5. Jangan Bikin Anak Sibuk Meski Orangtua Sibuk
Nah, mendukung aktivitas si kecil juga tak serta merta mendorongnya untuk mengikuti beragam jenis aktivitas sekaligus. Jangan karena orangtua sibuk, maka solusi akhirnya adalah membuat si kecil ikutan sibuk dengan mengikutkannya ke beragam les atau kursus. Jangan, ya!
Menyibukkan anak, apalagi di usia yang belum seharusnya ia sibuk, membuatnya mudah kelelahan secara fisik dan mental. Hal ini bisa membuatnya trauma dan berpikir bahwa ia ditelantarkan karena orangtua sibuk bekerja.
6. Manfaatkan Waktu Luang Sebaik-Baiknya
Di tengah kesibukan dan terbatasnya waktu luang, penting bagi orangtua untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Cara ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan hari libur, seperti weekend, tanggal merah, atau cuti bersama, dengan berlibur bersama.
Ayah dan Bunda bisa mengajak anak pergi staycation, pergi ke taman bermain, wisata air, atau mencoba glamping (glamour camping) yang sejuk dan menenangkan.
7. Berusaha Terbuka dan Deep Talk dengan Si Kecil
Cara yang paling mudah untuk melihat kedekatan Ayah dan Bunda dengan si kecil adalah dari sikap terbukanya kepada orangtua. Anak yang tertutup dan kurang bisa jujur tentang kondisinya menandakan adanya miss-communication di antara ia dan orangtuanya.
Maka dari itu, penting untuk menjaga komunikasi dengan anak dengan saling bercerita dan deep talk tentang aktivitas masing-masing. Pahami emosi dan kebutuhan anak, serta jangan mudah menghakimi apapun yang si kecil lakukan. Jadilah sosok yang bisa dipercaya oleh si kecil dalam menyampaikan segala ceritanya, baik yang positif maupun negatif.
8. Beri Pengertian Tentang Kenapa Orangtua Sibuk
Anak-anak tentu tak akan langsung paham kenapa orangtuanya lebih sering meninggalkannya di rumah untuk pergi bekerja dibanding di rumah. Terlebih jika si kecil melihat orangtua teman-temannya hadir secara fisik untuk mereka, mengantar-jemput, berada di rumah seharian, dan semacamnya. Hal ini tentu membuatnya sedih dan merasa tidak dianggap jika Ayah dan Bunda tidak memberikannya penjelasan.
Untuk itu, penting bagi orangtua sibuk untuk memberikan pemahaman kepada si kecil mengapa Ayah dan Bunda harus meninggalkan rumah, kenapa Ayah dan Bunda butuh kerja dan jelaskan dampak yang terjadi jika Ayah dan Bunda tidak tidak bekerja dan hanya di rumah.
9. Kelola Emosi dan Jangan Lampiaskan Masalah pada Anak
Mencoba menyeimbangkan antara kehidupan pekerjaan dengan rumah tangga pasti sangat sulit dan menguras emosi. Meski begitu, Ayah dan Bunda tidak boleh melampiaskan hal tersebut kepada si kecil.
Sulit memang, tetapi Ayah dan Bunda perlu belajar untuk dapat mengendalikan emosi ketika berada di rumah bersama si kecil. Jadikan rumah sebagai obat untuk menghilangkan segala kepenatan yang ada di luar, tempat ternyaman dan penuh kasih sayang untuk bernaung.
Kalau kata Keluarga Cemara, ‘Harta yang paling berharga adalah keluarga’. Jadi, jangan sia-siakan keluarga, demi harta dan kebahagiaan yang fana, ya.