Setiap tahunnya 21 April selalu diperingati sebagai Hari Kartini. Hari yang paling bersejarah bagi kaum peremuan.
R.A Kartini merupakan pelopor dalam memperjuangkan kesetaraan gender dan hak kaum perempuan, terutama untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Selain itu, masih banyak lagi sikap dan teladan yang dapat dipelajari dari sosok Kartini untuk para perempuan masa kini.
1. Berani
Saat itu, tidak semua perempuan berani mengungkapkan apa yang menjadi kegelisahan dan kekhawatirannya. Namun Kartini berani. Ia dengan tegas mengungkapkan kegelisahannya tentang kesetaraan gender bagi kaum perempuan.
Karena keberanian tersebutlah akhirnya terjadilah emansipasi dan perempuan memiliki kesetaraan gender dengan laki-laki.
Keberanian ini pula lah yang perlu diteladani oleh perempuan masa kini. Beranilah untuk mengutarakan atau menyuarakan pendapat. Jangan hanya bungkam dan menerima tindakan yang memang dirasa menyimpang.
Sebab dengan mengungkapkan apa yang dirasakan, bukan tidak mungkin akan timbul perubahan yang siginifikan pada kehidupan.
2. Rela berkorban
Kisah Kartini yang rela menjadi korban perjodohan orang tua rasanya dapat menjadi pelajaran tersendiri. Ia rela meredam ego demi kebahagiaan orang tuanya.
Saat ini, sikap rela berkorban tidak melulu harus dikaitkan dengan perjodohan. Kita bisa meneladani sikap rela berkorban ini dalam hal yang lebih luas seperti mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.
3. Selalu optimis
R.A Kartini adalah sosok perempuan yang selalu optimis meski hidupnya dirundung banyak masalah. Karena sikap optimis yang dimilikinya, ia berhasil memperjuangkan hak-hak kaum perempuan.
Di masa sekarang, perempuan juga perlu menanamkan sikap optimis dalam diri. Optimis untuk mengejar impian dan cita-cita. Tanamkan keyakinan bahwa kita pasti bisa melewati setiap tantangan.
4. Pantang menyerah
Sikap pantang menyerah yang dimiliki Kartini juga dapat kita teladani. Meski banyak yang menolak dan tidak sependapat dengannya, namun ia tetap berjuang hingga akhirnya ia pun berhasil memperjuangkan hak-hak perempuan di Indonesia.
Begitu pun dengan kita saat ini, tetaplah berjuang dan jangan mudah menyerah. Apapun ujiannya dan rintangannya.
5. Kreatif dan inovatif
Meski tidak mengenyam pendidikan tinggi, namun Kartini tetap memiliki semangat untuk belajar. Ia membaca banyak buku-buku sehingga membuatnya menjadi sosok perempuan yang kreatif dan inovatif.
Terbukti, sangat banyak tulisan yang kini dapat kita baca yang merupakan hasil dari karyanya.
Saat ini, di era yang serba digital dan kemudahan dalam mengakses berbagai informasi sudah seharusnya menjadikan perempuan dapat lebih cerdas, kreatif dan inovatif.
6. Santun dan hormat
Meski tidak sepemikiran dengan orang tuanya dalam beberapa hal, namun R.A Kartini tetap menunjukkan sikap yang santun dan penuh penghormatan kepada orang tuanya.
Begitu juga dengan kita. Seburuk apapun orang tua, kita harus tetap bersikap santun dan penuh hormat. Apabila ada perbedaan pendapat, jangan pernah menentang mereka dengan nada keras. Cobalah untuk berbicara dari hati ke hati dan bersikusi dengan pikiran yang tenang agar jalan keluarnya dapat ditemukan.
7. Sederhana
Meski terlahir dari keluarga bangsawan, namun R.A Kartini tak pernah menunjukkan sikap sombong dan semena-mena. Ia dikenal sebagai sosok yang merakyat dan mudah berteman dengan siapa saja.
Hal sama yang dapat kita teladani, meski terlahir dari keluarga kaya atau terkenal bukan berarti dapat membuat kita menjadi seseorang yang sombong dan arogan.
Bertemanlah dengan siapa saja dan jangan pernah membeda-bedakan gender, fisik, maupun status sosial.
8. Lembut dan penuh perhatian
Lembut dan penuh perhatian adalah sikap yang selalu melekat pada diri Kartini. Sifat tersebut selalu ia tunjukkan pada anak didiknya. Dalam dirinya selalu tertanam prinsip bahwa manusia harus saling menyanyangi.
Tak hanya itu, sifat perhatian dan empati Kartini pun patut diteladani. Misalnya memperhatikan hal-hal kecil di sekitar lingkungan.
Karenanya, sebagai perempuan memang sudah seharusnya tertanam sifat yang lembut dan penuh perhatian sebab nantinya perempuan yang akan melahirkan dan mendidik anak-anak penerus generasi bangsa.
“Dalam tangan anaklah terletak masa depan dan dalam tangan ibulah tergenggam anak yang merupakan masa depan itu.”
R. A Kartini