Setiap orang tua tentu ingin anaknya tumbuh menjadi pribadi yang baik dan membanggakan. Itu sebabnya, tidak sedikit orang tua yang menaruh ekspektasi besar pada anak.
Namun tahukah? Terkadang tanpa disadari ekspektasi tersebut justru membuat anak tertekan dan stres. Pasalnya, orang tua jadi sering menuntut lebih.
Tak hanya itu, orang tua juga kerap menunjukkan beberapa sikap buruk lainnya seperti:
1. Melarang Anak Menangis
Menangis adalah sesuatu yang umum dilakukan anak. Menangis bukan berarti cengeng. Saat anak menangis, itu artinya ia sedang meluapkan emosi yang dirasakan.
Karenanya, jangan larang anak untuk menangis. Sebab bila dilarang, anak akan merasa tidak memiliki kesempatan untuk meluapkan emosinya. Alhasil, batinnya pun akan semakin tertekan.
Saat anak menangis, apa yang dapat orang tua lakukan? Peluk dan dengarkan keluh kesahnya. Saat ia sudah mulai tenang dan berhenti menangis, orang tua bisa memberikan semangat kepadanya.
Dengan melakukan hal tersebut, anak akan merasa lebih dihargai dan dapat belajar mengelola emosinya.
2. Membandingkan Anak
Orang tua harus ingat bahwa setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Karena itu, berhenti membandingkan anak. Sebab hal tersebut dapat membuat anak merasa minder dan tidak percaya diri.
Daripada sibuk membandingkan, lebih baik orang tua berusaha membantu anak untuk mengembangkan kemampuan dan bakat yang dimilikinya. Dengan begitu, anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri karena merasa mendapat dukungan penuh dari orang tuanya.
3. Meremehkan Kemampuan Anak
Tidak ada anak yang sempurna. Setiap anak pasti pernah melakukan kesalahan. Itu sebabnya, saat anak gagal jangan langsung meremehkan kemampuan yang mereka miliki. Misalnya dengan mengatakan “Ah, payah sekali sih kamu! Begitu saja tidak bisa.” atau kalimat negatif lainnya.
Niat hati bermaksud memberi kritik agar anak lebih terpacu dan semangat, namun justru dapat menjadi senjata yang menghancurkan mentalnya.
4. Memberi Label Buruk pada Anak
Hati-hati saat mengatakan, “Dasar anak nakal!”, “Si pesek”, “Hitam..”, “Bodoh..”, dan ungkapan negatif lainnya pada anak. Sebab perkataan tersebut termasuk label buruk yang dapat membekas di pikiran dan perasaan anak selamanya.
Ya, meski orang tua hanya mengucapkannya satu kali namun anak bisa mengingatnya seumur hidup.
Selain membuat anak minder dan tidak percaya diri, terlalu sering mendapat label buruk dapat membuat anak merasa tertekan dan stres. Alhasil ia tidak dapat memaksimalkan kemampuan yang dimilikinya karena selalu teringat oleh label yang diberikan orang tuanya.
5. Melakukan Kekerasan Fisik dan Verbal
Memukul anak saat ia melakukan kesalahan? Sebenarnya hal tersebut wajar dan sah-sah saja selama masih dalam batas wajar dan tidak sampai menimbulkan luka atau menyakiti anak.
Bukan hanya kekerasan fisik, orang tua juga perlu berhati-hati saat berucap. Sebab ucapan yang tidak terkontrol dan terlanjur dilontarkan pada anak dapat berujung menjadi kekerasan verbal.
Baik kekerasan fisik maupun verbal keduanya sangat tidak dianjurkan dilakukan pada anak. Karena hal tersebut dapat membuatnya tertekan dan stres.
Anak menjadi tidak nyaman saat berada di rumah dan tidak dekat dengan orangtua sehingga menjadi pribadi yang tertutup.