check it now

Hiperhidrosis pada Anak: Keringat Berlebih yang Perlu Diwaspadai

Hiperhidrosis membuat si kecil mengeluarkan keringat berlebihan, bahkan saat tidak beraktivitas. Ketahui penyebab, dampak, dan penanganannya agar tidak mengganggu kesehatan maupun kepercayaan dirinya.

Daftar Isi Artikel

Berkeringat adalah reaksi alami yang dialami setiap orang, termasuk anak-anak, terutama saat bermain atau beraktivitas. Namun, jika keringat keluar secara berlebihan bahkan ketika anak sedang diam, kondisi ini bisa menjadi tanda hiperhidrosis pada anak. Sayangnya, masih banyak orang tua yang menganggap hal ini sepele.

Padahal, hiperhidrosis bukan hanya soal keringat berlebih, tetapi juga dapat berdampak pada kesehatan kulit, kenyamanan, hingga kepercayaan diri si kecil. Karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali gejala, penyebab, serta cara mengatasi hiperhidrosis sejak dini.

Apa Itu Hiperhidrosis dan Penyebabnya

Hiperhidrosis adalah kondisi ketika tubuh memproduksi keringat secara berlebihan, bahkan saat tidak sedang beraktivitas berat atau berada di cuaca panas. Pada anak, kondisi ini sering muncul di telapak tangan, kaki, ketiak, atau wajah.

Meski tidak berbahaya secara langsung, hiperhidrosis dapat mengganggu kenyamanan, aktivitas sehari-hari, bahkan memengaruhi kepercayaan diri si kecil jika tidak ditangani dengan tepat.

Penyebab hiperhidrosis pada anak bisa dibagi menjadi dua kategori:

1. Hiperhidrosis Primer

Kondisi ini terjadi akibat gangguan pada saraf yang mengatur kelenjar keringat, biasanya tanpa adanya penyakit lain yang mendasari. Hiperhidrosis primer umumnya muncul sejak kecil atau remaja.

2. Hiperhidrosis Sekunder

Hiperhidrosis sekunder disebabkan oleh kondisi medis tertentu, misalnya obesitas, hipertiroid, diabetes, infeksi, atau efek samping obat.

Benarkah Hiperhidrosis Berhubungan dengan Lemah Jantung?

Keringat berlebih sering dikaitkan dengan penyakit serius seperti lemah jantung. Namun, perlu diluruskan bahwa hiperhidrosis pada anak tidak selalu berhubungan dengan lemah jantung.

Hiperhidrosis umumnya disebabkan oleh aktivitas berlebihan pada kelenjar keringat yang dipicu oleh saraf otonom, bukan oleh masalah pada jantung. Kondisi ini lebih sering bersifat primer, yaitu terjadi tanpa ada penyakit lain yang mendasari.

Meski begitu, dalam beberapa kasus tertentu, keringat berlebih bisa menjadi gejala sekunder dari penyakit lain, termasuk masalah jantung, gangguan hormon, atau infeksi. Namun, biasanya hiperhidrosis yang terkait penyakit jantung tidak berdiri sendiri, melainkan disertai gejala lain seperti:

  • Mudah lelah atau sesak napas
  • Nyeri dada atau jantung berdebar
  • Kuku atau bibir kebiruan
  • Pertumbuhan anak terhambat

Gejala dan Dampak Hiperhidrosis pada Anak

Ayah dan bunda perlu waspada jika terdapat beberapa tanda hiperhidrosis pada si kecil seperti:

  • Keringat berlebih di telapak tangan, kaki, ketiak, atau wajah meski tidak sedang panas atau beraktivitas
  • Pakaian sering basah karena keringat
  • Anak merasa tidak nyaman memegang benda atau bersalaman
  • Kulit menjadi lembap terus-menerus hingga mudah iritasi atau infeksi
  • Anak merasa malu atau minder karena keringat berlebih

Apakah dampak yang akan terjadi pada anak jika hiperhidrosis tidak segera ditangani?

Jika hiperhidrosis tidak segera ditangani, dampaknya bisa cukup mengganggu kehidupan anak. Aktivitas sehari-hari seperti menulis, menggambar, atau bermain alat musik bisa menjadi sulit karena telapak tangan yang selalu basah. Dari sisi kesehatan, keringat berlebih dapat memicu masalah kulit seperti ruam, jamur, atau infeksi bakteri.

Lebih jauh lagi, hiperhidrosis juga bisa menimbulkan dampak psikologis, membuat anak minder, menarik diri dari pergaulan, bahkan menolak untuk ikut kegiatan sekolah maupun aktivitas sosial lainnya.

Cara Mengatasi Hiperhidrosis pada Anak

Penanganan hiperhidrosis pada anak bisa dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

  1. Menjaga kebersihan tubuh. Mandikan anak secara rutin dan keringkan area yang sering berkeringat.
  2. Gunakan pakaian yang menyerap keringan. Pilih bahankatun atau linen agar anak lebih nyaman.
  3. Gunakan produk yang bisa mengurangi produksi keringat sesuai anjuran dokter.
  4. Beri dukungan emosional. Bantu anak tetap percaya diri dengan memberikan pengertian bahwa kondisinya bisa diatasi dan bukan sesuatu yang memalukan.

Hiperhidrosis pada anak memang sering dianggap sepele, padahal keringat berlebih bisa mengganggu kenyamanan, kesehatan, dan perkembangan emosional si kecil. Dengan mengenali gejala dan memberikan penanganan tepat sejak dini, orang tua dapat membantu anak menjalani aktivitas sehari-hari dengan lebih nyaman dan percaya diri.

Let's share

Picture of Nazri Tsani Sarassanti

Nazri Tsani Sarassanti

Daftar Isi Artikel

Updates