Banyak orangtua yang merasa khawatir saat melihat anaknya memanjat pohon, melompat dari tempat tinggi, atau bermain di arena yang terlihat menantang. Aktivitas seperti itu dikenal sebagai risky play.
Meski terdengar menyeramkan, sebenarnya jenis permainan ini justru sangat dibutuhkan untuk menunjang tumbuh kembang anak.
Seperti yang dilansir dari The American Academy of Pediatrics, melakukan risky play dapat menjadi sarana belajar yang luar biasa untuk anak jika diimbangi dengan pengawasan yang tepat. Selain membuat anak semakin berani, rasa percaya diri, kemandirian, serta keterampilan sosial dan emosional mereka juga dapat terasah.
Baca Juga : Wall Climbing, Olahraga untuk Anak yang Sarat Manfaat
Apa Itu Risky Play?
Risky play adalah jenis permainan yang melibatkan elemen tantangan dan risiko ringan. Contohnya memanjat, melompat, berlari di permukaan yang tidak rata atau mencoba hal baru yang menantang secara fisik. Permainan ini juga bisa dikatakan sebagai mainan paling sederhana yang tidak memerlukan biaya apapun, lho. Bagaimana tidak? Ayah dan Bunda cukup membawa si Kecil bermain di alam terbuka.
Berikan anak-anak kebebasan untuk mengeksplorasi lingkungan dengan kemampuan yang mereka miliki. Misalnya, biarkan mereka memanjat pohon atau melakukan hal menantang lainnya.
Lho, memangnya tidak berbahaya? Tujuan risky play bukanlah membuat anak dalam bahaya, melainkan memberi mereka ruang untuk belajar dari pengalaman nyata, termasuk cara menghadapi risiko dan bertanggung jawab.
Saat anak asyik bermain, pastikan Ayah dan Bunda tetap mengawasi demi keamanan mereka, ya.
Apa saja sih contoh permainan menantang yang bisa dilakukan si Kecil?
- Memanjat pohon kecil atau struktur permainan
- Melompat dari ketinggian rendah
- Bermain di taman petualangan yang memiliki tantangan fisik
- Berjalan di atas balok keseimbangan
- Bermain di alam bebas seperti hutan kecil atau tanah berbatu
Manfaat Permainan Menantang untuk Perkembangan Si Kecil
1. Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak
Dengan menghadapi tantangan fisik dan emosional dalam risky play, anak belajar untuk percaya pada kemampuannya. Ketika mereka berhasil menyelesaikan rintangan atau mencoba sesuatu yang awalnya menakutkan, rasa percaya diri mereka pun meningkat.
Misalnya, anak yang awalnya takut memanjat akhirnya bisa sampai ke atas tanpa bantuan. Ini menjadi pengalaman berharga yang memperkuat mental mereka.
2. Mengembangkan Keterampilan dalam Memecahkan Masalah
Permainan berisiko menuntut anak untuk berpikir kritis dan membuat keputusan cepat. Mereka belajar mengevaluasi risiko yang akan terjadi, menyusun strategi, dan mencari solusi ketika menghadapi hambatan.
Contohnya, saat anak bermain di alam dan harus mencari cara untuk melintasi rintangan seperti batang pohon atau batu besar, mereka belajar berpikir logis dan kreatif.
3. Membantu Perkembangan Sosial dan Emosional
Risky play memberi ruang bagi anak untuk mengenal dan mengelola emosi seperti takut, gugup, atau kecewa. Mereka belajar bahwa gagal adalah bagian dari proses, dan mencoba lagi adalah hal yang wajar.
Saat bermain bersama teman dan menghadapi kegagalan, anak belajar menerima kekalahan, menyemangati diri sendiri, atau meminta bantuan dengan cara yang positif.
4. Meningkatkan Kemandirian dan Kemampuan Mengambil Keputusan
Saat bermain dengan risiko, anak dituntut untuk mengambil keputusan sendiri. Apakah ia mau melompat dari batu itu? Apakah jalur ini aman dilewati? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini membantu anak melatih kemampuan mengambil keputusan secara bertanggung jawab.
Dengan begitu, anak tidak hanya menjadi lebih mandiri, tetapi juga memahami konsekuensi dari pilihannya.
Apakah Risky Play Aman dan Bagaimana Peran Orang Tua Di Baliknya?
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, risky play memang melibatkan risiko namun bukan berarti berbahaya.
Jika Ayah dan Bunda ingin si Kecil melakukan permainan ini, kunci utamanya adalah pengawasan. Orang tua sebaiknya hadir sebagai pengamat yang siap membantu jika dibutuhkan, tanpa terlalu membatasi eksplorasi anak.
Jadi, daripada melarang anak mencoba hal-hal baru karena takut cedera, lebih baik bantu mereka belajar mengelola risiko dengan bijak. Biarkan anak mencoba banyak hal baru dan merasakan kegagalan karena dari sanalah mereka akan tumbuh.