check it now

Dunia Anak Lagi Gak Baik-Baik Aja! Waspada Ancaman Pedofil di Balik Layar Gadget Si Kecil

Kasus grup Fantasi Sedarah ungkap betapa mudah predator seksual mengincar anak lewat dunia digital. Saatnya orang tua lebih waspada dan terlibat aktif.

Daftar Isi Artikel

Di era digital, ancaman pedofil bukan lagi hal yang hanya terjadi di ruangan atau lorong gelap. Bahaya itu semakin nyata dan mengintai di mana saja, termasuk melalui layar gadget si Kecil.

Kasus grup Facebook “Fantasi Sedarah” yang baru-baru ini viral menjadi bukti nyata bahwa predator seksual anak dapat bersembunyi di balik komunitas maya yang tampak biasa. Berisi lebih dari 30 ribu anggota, grup ini dapat menjadi alarm kita sebagai orang tua untuk menyadari bahwa dunia anak sedang tidak baik-baik saja.

Seperti yang diberitakan dari banyak sumber, grup ini merupakan tempat berkumpulnya para pelaku pedofilia yang secara terang-terangan membagikan konten eksplisit serta fantasi seksual terhadap anak-anak. Lebih dari itu, mereka bahkan rela menjual anak kandung dan kerabat dekatnya dengan dalih ‘berbagi fantasi’.

Baca Juga : Bahaya Share Foto Anak di Media Sosial, Sasaran Empuk Pedofilia Hingga Modifikasi AI!

Peran Orang Tua untuk Melindungi Si Kecil dari Ancaman Pedofil

Dalam kondisi ini, peran orang tua menjadi sangat krusial. Berikut beberapa cara yang bisa orang tua lakukan untuk melindungi buah hatinya dari kejahatan seksual.

1. Membangun Komunikasi yang Terbuka dengan Anak

Pastikan Ayah dan Bunda menjadi orang yang paling dekat dengan anak sehingga mereka merasa aman dan nyaman untuk berbagi cerita. Berikan validasi atas perasaan yang sedang dirasakan si Kecil. Hindari menghakimi atau memarahi anak saat mereka menceritakan hal yang membuatnya merasa tidak nyaman.

2. Ajarkan Tentang Batasan dan Privasi Tubuh yang Harus Dijaga

Pendidikan seksual bukan hal tabu dan anak harus mendapatkannya sejak dini. Hal ini menjadi penting mengingat perkembangan dunia digital yang semakin masif.

Meski demikian, Ayah dan Bunda tetap harus mengajarkan mereka dengan bahasa yang sesuai usianya. Tanamkan pada diri mereka bahwa tubuh mereka adalah milik mereka sendiri dan tidak boleh dibagi kepada siapapun.

Beri tahu bagian tubuh mana yang harus diprivasi dan tidak boleh disentuh oleh sembarang orang saat mereka tidak sedang bersama Ayah dan Bunda.

3. Pantau Aktivitas Digital Anak Di Rumah dan Di Sekolah

Pemberian gadget di era digital seperti sebuah keharusan. Oleh karena itu, Ayah dan Bunda jangan hanya memberikan tapi juga turut andil dalam mengarahkan dan memantau aktivitasnya.

Cari tahu aplikasi apa saja yang mereka gunakan, siapa saja teman di media sosialnya, dan jenis konten apa saja yang sering diakses.

Bila perlu, Ayah dan Bunda bisa menggunakan fitur parental control untuk membatasi aktivitas digital pada hal-hal yang tidak sesuai usianya.

Saat si Kecil di sekolah, mintalah bantuan guru untuk turut mengawasi aktivitas digitalnya guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

4. Edukasi Tentang Bahaya Di Dunia Digital

Selain mengontrol, Ayah dan Bunda juga perlu memberi pemahaman dan membantu si Kecil mengenali ciri-ciri orang asing yang mencurigakan di dunia maya.

Sebisa mungkin ajarkan anak untuk tidak mengunggah hal-hal yang bersifat privasi seperti foto diri, alamat rumah, atau informasi sensitif yang dapat memicu terjadinya kejahatan.

Kasus “Fantasi Sedarah” seperti puncak gunung es yang hanya tampak hanya, namun masih banyak kejahatan lain yang belum terungkap.

Jika Ayah dan Bunda menemukan konten pedofilia atau akun mencurigakan, jangan sungkan untuk melaporkan ke platform terkait atau pihak berwajib, ya!

Let's share

Picture of Nazri Tsani Sarassanti

Nazri Tsani Sarassanti

Daftar Isi Artikel

Updates