Kesehatan mental sangat erat kaitannya terhadap kesehatan fisik, perkembangan emosi dan kehidupan sosial seseorang, tak terkecuali anak-anak.
Itu sebabnya mengapa kesehatan mental anak jadi hal penting yang harus diperhatikan orangtua. Namun benarkah anak bermental sehat dimulai dari mental orangtua yang sehat? Dan apakah kesehatan mental orangtua dapat berpengaruh pada anak?
Baca Juga : Luka Batin, Sebuah ‘Warisan’ Tak Terduga dari Bunda untuk Si Kecil
Menjaga Kesehatan Mental Anak Dapat Dimulai dari Rumah
Psikolog Klinik Anak dan Remaja, Belinda Agustya, S.Psi., M.Psi., Psikolog, mengatakan bahwa menjaga kesehatan mental dalam keluarga harus dimulai dari orangtuanya terlebih dahulu.
“Kesehatan mental orangtua akan sangat berpengaruh terhadap anak, terlebih pada 5 tahun pertamanya. Hal ini karena anak usia dini biasanya lebih peka dan sensitif dengan hal-hal yang berhubungan dengan komunikasi non-verbal seperti ekspresi wajah, gestur, dan intonasi suara. Jadi terbayang kan bagaimana pola komunikasinya jika mental orangtuanya tidak baik-baik saja?,” imbuhnya.
Menurut Belinda, kesehatan mental anak harus dijaga sejak dalam kandungan. Pasalnya berbagai sumber menjelaskan kondisi psikologis seorang anak sebagian besar dipengaruhi sejak dalam kandungan.
“Kondisi Bunda saat sedang mengandung juga menjadi poin penting. Itulah alasan mengapa ibu hamil jangan sampai stres dan cemas. Karena kondisi tersebut akan membuat janin merasa tidak nyaman,” imbuhnya.
Belinda juga menegaskan kepada setiap pasangan untuk mempersiapkan segala sesuatunya sebelum berencana memiliki anak, termasuk kesehatan mental supaya tidak terjadi transgenerational trauma.
Pola Asuh yang Tepat Agar Anak Bermental Sehat
Konsep parenting yang ideal, kata Belinda, adalah Authoritative Parenting.
“Kalau sekarang mungkin kita sering mendengar istilah yang lebih popular seperti positive parenting atau gentle parenting. Namun prinsipnya tetap sama. Ada dua konsep yang perlu diajarkan pada anak. Pertama, kita perlu menciptakan kedekatan emosi dengan menunjukkan kasih sayang dengan love language yang sesuai dengan anak, memberi afeksi, hadir secara fisik dan emosi serta memvalidasi perasaannya. Kedua, berikan batasan atau aturan dan bimbingan kepada anak,” terang Belinda.
Psikolog yang juga tergabung dalam Klinik Rainbow Castle ini pun membagikan tips bagaimana cara membangun mental yang kuat pada anak sejak dini, di antaranya :
1. Ciptakan Atmosfer Hangat
Bangun kedekatan emosi dengan anak sehingga mereka merasa aman dan nyaman saat dekat dengan orangtuanya. Dengan begitu, mereka merasa dirinya berharga, layak dicintai serta mampu menghadapi berbagai tantangan yang ada.
2. Memberikan Anak Kesempatan
Berikan anak kesempatan untuk mencoba melakukan sebuah tantangan dan mandiri.
Ketika Orangtua Memiliki Luka Pengasuhan di Masa Lalu, Apa yang Harus Dilakukan?
Baca Juga : Reparenting Inner Child, Pentingnya Lakukan Hal Ini Sebelum Putuskan Punya Anak!
Lantas bagaimana untuk orangtua yang pernah mengalami luka pengasuhan agar bisa menerapkan pola asuh yang tepat untuk buah hatinya?
Pertama, self awareness. Caranya dengan mengakui bahwa kita pernah mendapatkan luka tersebut dan mau memutus rantai pengasuhan yang tidak ideal itu.
Kedua, berlatih untuk mengelola emosi dengan lebih baik.
“Quick tipsnya adalah being present. Mengatur napas, berhenti sejenak dan fokus untuk saat ini. Berusaha untuk tidak terbawa emosi meski kita punya luka pengasuhan serta berusaha untuk mengubah diri menjadi lebih baik saat mengasuh anak,” kata Belinda.
Ketiga, lakukan selfcare. Misalnya dengan berkebun, membaca buku, menonton film, jalan-jalan, dan sebagainya.
“Bebas ya, apa saja yang penting bisa membuat fisik dan mental lebih tenang,” lanjutnya.
Terakhir, support system yang tepat. Cari support system yang positif, terutama pasangan sehingga mampu membantu kita sembuh dari luka.