check it now

Serba-Serbi Mata Minus pada Anak, Bisa Sembuh Alami?

Apa ya yang bisa bikin si kecil mengalami mata minus atau rabun jauh? Simak informasinya, yuk!

Daftar Isi Artikel

Kasus mata minus pada anak kian meningkat di Indonesia. Pandemi COVID-19 ditengarai menjadi salah satu alasan yang mendasari maraknya anak-anak sejak usia dini mulai mengenakan kacamata.

Menurut data yang dihimpun Perhimpunan Dokter Spesialis Mata (PERDAMI), angka miopi atau mata minus pada anak sekolah meningkat 1,4 hingga 3 kali lipat dari angka sebelum pandemi.

Kenaikan yang signifikan ini disebabkan oleh penggunaan gadget yang terlalu masif ketika masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) berlaku. Peraturan ini menyebabkan hampir seluruh akativitas si kecil berurusan dengan perangkat elektronik atau gadget.

Penambahan ini tak hanya meningkat dari segi jumlah, melainkan dari segi usia. Menurut data, kenaikan jumlah kasus mata minus pada anak malah paling banyak terjadi di usia sangat dini. Sejak pandemi, anak-anak kelas 1-2 SD paling banyak mengalami raabun jauh.

Hal ini perlu dicermati lebih serius, sebab miopi yang terdeteksi di usia dini bisa menyebabkan rabun jauh yang lebih parah hingga mengalami kerusakan saraf mata di usia dewasa.

Apa sih yang harus Ayah dan Bunda ketahui tentang miopi pada anak? Coba simak informasi berikut, yuk!

Baca Juga: 7 Resep MPASI Cegah Stunting untuk Anak 1 Tahun ke Atas!

Gejala yang Timbul pada Anak yang Mengalami Mata Minus

Mata minus pada umumnya mulai muncul ketika si kecil menginjak usia 9-10 tahun. Si kecil biasanya tidak bisa menyadari ada yang salah dengan penglihatannya. Padahal, mata minus yang tidak terdeteksi ini akan sangat mengganggu aktivitasnya, terutama aktivitas di sekolah.

Gejala awalnya biasanya bisa terlihat ketika si kecil mulai sering menyipitkan matanya untuk melihat benda di jarak jauh. Membaca atau menonton televisi dengan jarak dekat juga bisa menjadi tanda si kecil mengalami miopi. Selain itu, gejala rabun jauh pada anak bisa dideteksi melalui gejala berikut:

  • Anak mengeluh sulit melihat benda atau objek yang jauh.
  • Si kecil kerap merasa kesulitan atau salah membaca tulisan pada benda yang jauh, seperti papan tulis atau billboard.
  • Menonton atau membaca buku dengan jarak yang sangat dekat dengan mata.
  • Si kecil mulai menghindari permainan yang memerlukan perhatian detail, seperti mewarnai dan bermain puzzle.
  • Munculnya keluhan sakit/tekanan di area mata atau sensitif terhadap cahaya.

Penyebab Mata Minus pada Anak

Sebenarnya, belum ada penelitian yang bisa menunjukkan apa yang menyebabkan si kecil mengalami mata minus. Meski begitu, secara umum penyebab miopi pada anak disebabkan oleh hal-hal berikut:

  • Faktor genetik. Ayah dan Bunda perlu tahu, faktor keturunan bisa menjadi penyebab si kecil mengalami rabun jauh di usia dini. Jika Ayah atau Bunda (terlebih keduanya) memiliki riwayat masalah penglihatan, maka besar kemungkinan masalah ini menurun pada si kecil. Oleh sebab itu, penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan mata sejak dini.
  • Terlalu sering bermain di dalam ruangan. Tak hanya karena genetik, kurangnya paparan sinar matahari dan aktivitas di luar ruangan memperbesar kemungkinan si kecil mengalami miopi. Penting untuk memberikan ruang bagi si kecil untuk bermain di luar ruangan setidaknya 40 menit tiap hari untuk menyegarkan matanya dan meningkatkan kebugaran tubuhnya.

Membaca buku atau melihat gawai terlalu dekat.Anak yang terbiasa membaca dengan jarak yang terlalu dekat atau dengan kondisi pencahayaan yang minim membuat mereka berpeluang tinggi alami miopi. Selain itu, bermain gawai yang berlebihan juga meningkatkan risiko anak alami rabun jauh. Menatap gawai terlalu lama

Gimana Cara Mengatasinya, ya? Apakah Bisa Sembuh?

Sayangnya, kondisi miopi pada anak tak bisa disembuhkan secara alami. Rabun jauh terjadi karena gangguan refraksi yang menyebabkan sulit melihat objek yang letaknya jauh. Miopi terjadi karena masalah sumbu bola mata yang memanjang, kornea yang lebih melengkung, atau masalah pada lensa mata.

Oleh sebab itu, dalam menangani mata minus pada anak, ada beberapa penanganan yang harus Ayah dan Bunda lakukan. Di antaranya adalah:

  1. Penggunaan kacamata minus. Ketika muncul gejala adanya rabun jauh pada anak, Ayah dan Bunda harus segera mengunjungi profesional untuk memeriksakan kondisi mata si kecil. Jika terbukti adanya kondisi mata minus atau miopi, dokter akan meresepkan kacamata minus pada anak yang dapat membantunya melihat lebih jelas.
  2. Konsumsi makanan bergizi. Pemberian makanan yang tinggi akan nutrisi dan gizi juga bisa berpengaruh besar untuk menjaga kesehatan matanya. Jangan lupa untuk selalu melengkapi gizinya dengan menambahkan sayur wortel, sayuran hijau, buah-buahan yang kaya vitamin C, dan makanan mengandung omega 3 pada menu makan anak.
  3. Penerangan yang cukup. Ayah dan Bunda harus memastikan anak tidak beraktivitas dalam kondisi minim cahaya. Sebab, hal ini dapat memperparah kondisi matanya.
  4. Batasi penggunaan gawai. Pastikan anak hanya menggunakan gawai di waktu yang penting saja. Misalnya ketika ia sedang belajar. Penggunaan gawai untuk hiburannya harus dibatasi hanya sekitar 1-2 jam per hari saja ya, Yah, Bun!
  5. Ajari anak gerakan olahraga mata. Olahraga mata ialah gerakan mata yang dilakukan dengan tujuan untuk melatih fokus dan jarak pandang si kecil dalam melihat objek. Caranya bisa dilakukan dengan meletakkan pensil di depan wajah si kecil dan meminta ia untuk fokus menatap ke pensil tanpa menggerakkan kepala sedikit pun. Setelahnya, Ayah atau Bunda bisa perlahan menggerakkan pensi ke atas/bawah atau kanan/kiri untuk melatih gerakan matanya.

Let's share

Picture of Rizqa Fajria

Rizqa Fajria

Daftar Isi Artikel

Updates