Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga rentan mengalami masalah mental, salah satunya adalah gangguan kecemasan. Perasaan cemas yang berlebihan ini bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari masalah pertemanan, masalah akademis, hingga masalah keluarga.
Menurut Unicef Indonesia, gangguan kecemasan ialah perasaan khawatir dan takut berlebihan terhadap sesuatu yang membuat anak tidak bisa melakukan hal-hal yang biasanya mereka sukai.
Kecemasan yang dialami oleh anak bisa disebabkan oleh banyak hal. Perasaan cemas muncul ketika anak menghadapi situasi yang membuatnya stress. Otaknya akan mengirim sinyal peringatan yang menyatakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres yang perlu ia hadapi.
Sinyal peringatan ini yang membuat kita lebih waspada, cemas, bahkan memompa lebih banyak darah sebagai bentuk penyelamatan diri. Itulah mengapa, anak dengan gangguan kecemasan akan selalu merasa berdebar dan dipenuhi rasa takut yang membuatnya lelah sepanjang hari.
Perasaan cemas sebetulnya wajar dialami anak-anak, terutama ketika mereka berusia di bawah tiga tahun. Mereka akan menunjukkannya dengan sikap rewel dan mudah menangis.
Masalahnya adalah ketika rasa cemas dan khawatir ini tidak kunjung reda dan mengganggu aktivitas anak. Jika hal itu yang terjadi, maka Ayah dan Bunda harus mencoba beberapa tips di bawah ini untuk mengurangi perasaan cemas yang si kecil rasakan.
Bagaimana cara menghadapinya? Simak informasi berikut, yuk!
Baca Juga: 7 Fakta Menarik Soal KB Koyo, Lebih Ampuh dari Pil KB?
1. Sebelum Hadapi Anak dengan Gangguan Kecemasan, Ayah dan Bunda Harus Jaga Mental Diri Sendiri Dulu
Hal pertama yang harus Ayah dan Bunda lakukan sebelum membantu si kecil keuar dari perasaan cemasnya ialah memastikan kondisi mental kalian baik-baik saja. Jika Ayah dan Bunda bisa tenang dan rileks dalam menghadapi si kecil, maka emosi positif yang kalian pancarkan akan dirasakan oleh si kecil.
Dilansir dari Parents.com, kalau Ayah dan Bunda sedang menghadapi anak dengan masalah kecemasan, maka cari tahu penyebab awal dan pemicunya. Ayah dan Bunda juga bisa mempertimbangkan untuk melakukan psikoterapi pada si kecil untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya.
2. Jangan Bilang ‘Gapapa’ ke Anak dengan Gangguan Kecemasan
Menenangkan emosi dan perasaan cemas si kecil tak hanya bisa dilakukan dengan mengatakan hal-hal seperti ‘gapapa’ atau ‘tenang’. Daripada itu, penting untuk memvalidasi apa yang dirasakan si kecil dan membolehkannya sesekali merasa takut atas apa yang dihadapi.
Validasi perasaan mereka dan pelan-pelan ubah perspektifnya dalam memandang sesuatu. Anak-anak yang cemas seringkali percaya kalau rasa takut itu buruk. Oleh sebab itu, ingatkan mereka kalau merasa takut dan cemas adalah hal yang wajar untuk dirasakan.
3. Ajarkan si Kecil Teknik Bernapas untuk Bantu Menenangkannya
Seperti yang kita ketahui, teknik bernapas menjadi salah satu cara terbaik untuk membuat diri kita merasa lebih tenang. Begitupun pada anak-anak, Ayah dan Bunda dapat mencoba mengajari mereka teknik pernapasan dalam.
Teknik ini secara alami dapat menenangkan sistem saraf. Caranya adalah dengan melakukan pernapasan dari lubang hidung secara bergantian dan mengeluarkannya dari mulut secara perlahan.
Jika hal ini dirasa sulit, maka Ayah dan Bunda bisa mengajarkan teknik ini dengan media gelembung atau balon. Hal ini bisa menjadi cara yang menyenangkan dalam membuat anak menjadi lebih tenang.
4. Anak dengan Gangguan Kecemasan Harus Belajar Menghadapi Ketakutannya
Salah satu cara lain dalam mengatasi gangguan kecemasannya ialah dengan membantunya menghadapi situasi yang membuatnya takut dan cemas. Selagi hal tersebut aman untuk dilakukan, Ayah dan Bunda bisa pelan-pelan mendampinginya melewati rasa takut tersebut.
5. Dalam Menghadapi Kecemasannya yang Berlebihan, Bentuk Ilusi ‘Kotak Kecemasan’
Cara ampuh lainnya adalah dengan mencoba membuat kotak kekhawatiran yang bisa dihias sedemikian rupa. Jadi, ketika si kecil merasa cemas atau takut terhadap sesuatu, bimbing ia untuk berpura-pura meletakkan ketakutannya ke dalam genggaman tangan dan buang rasa takut itu ke dalam kotak kecemasan. Sugesti ia bahwa rasa takutnya sudah terperangkap dalam toples dan tidak lagi membayangi pikirannya.
6. Anak dengan Gangguan Kecemasan Harus Banyak Bergerak
Olahraga juga menjadi salah satu media yang bisa Ayah dan Bunda gunakan untuk membuat mental anak menjadi lebih sehat. Seperti kata pepatah lama, ‘Men Sana in Corpore Sano’, yang artinya ‘Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat’.
Oleh sebab itu, Ayah dan Bunda bisa mengajaknya untuk melakukan yoga, jogging di taman, bermain olahraga ringan seperti badminton, dan sebagainya. Selain bisa membuat tubuhnya lebih bugar, aktivitas fisik juga membantunya dalam mengalihkan kecemasan yang ia miliki.
7. Ingatkan Mereka Kalau Segala Hal Buruk Akan Berlalu
Yah, Bun, anak-anak juga perlu tahu kalau apapun perasaan negatif yang ia rasakan tidak akan selamanya bertahan. Badai pasti berlalu, begitupun dengan segala kecemasan, ketakutan, dan kesedihan yang membuatnya kepikiran.
Ketika menghadapi suatu yang berat, anak-anak seringkali terjebak dalam perasaan yang membuatnya yakin bahwa perasaan tidak nyaman itu akan bertahan selamanya.
8. Jangan Berhenti Berusaha Sembuhkan Gangguan Kecemasan yang Diderita Si Kecil
Ketika segala tips dan cara di atas sudah Ayah dan Bunda lakukan, namun tidak ada perubahan, maka cobalah untuk melakukan berbagai terapi lainnya. Kalian bisa mengajak anak untuk melakukan terapi bermain, terapi seni, dan terapi lainnya untuk mengalihkan kecemasannya.
Selain itu, Ayah dan Bunda juga harus berusaha untuk membawa si kecil untuk konseling atau terapi perilaku kognitif jika diperlukan agar ia bisa dengan bebas menumpahkan apa yang ia rasakan. Semangat Ayah, Bunda!