check it now

Dampak Inner Child Terhadap Pengasuhan Anak

Inner child yang terluka akan terus membekas sehingga dapat berpengaruh terhadap pola asuh orang tua kepada anak.

Daftar Isi Artikel

Inner child adalah bagian dari pikiran bawah sadar yang membawa kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi dan menekan emosi, kreativitas, intuisi dan kemampuan kita dalam bermain di masa kecil ke dalam bawah sadar.

Menurut penjelasan dari psikolog anak klinis, Rininta Meyftanoria, S.Psi, M.Psi, Psikolog, inner child dapat terbentuk dari kejadian menyenangkan dan tidak menyenangkan.

“Saat kejadian tidak menyenangkan itu terjadi berulang kali, maka inner child akan merasa terluka dan dapat memunculkan insecurity, perasaan tidak dicintai/ diperhatikan, atau perasaan tidak berharga yang berpengaruh terhadap hubungannya dengan orang lain, termasuk saat mengasuh anak,” jelasnya.

Pengaruh Luka Inner Child Terhadap Pola Asuh

Lebih jauh Rininta menjelaskan orang tua yang memiliki inner child terluka rentan merasakan ter-trigger emosi-emosi tidak menyenangkan seperti yang dialaminya pada masa lalu. Biasanya secara tidak sadar mereka akan melakukan hal yang sama pada anak seperti apa yang pernah dirasakan di masa kecil. Sehingga pengasuhan akan terus berputar seperti rantai.

“Misalnya ibu yang tidak ingin memarahi anaknya seperti yang orangtuanya lakukan dulu, namun setiap kali anak tidak mau mengikuti instruksi, ia tiba-tiba mengeluarkan intonasi tinggi dan memarahi anak. Emosi tersebut muncul secara tidak sadar meski ia berkeinginan tidak memarahi anak,” tambahnya.

Ciri-Ciri Orang tua dengan Inner Child yang Terluka

Rininta menjelaskan ada banyak ciri-ciri orang tua dengan inner child terluka. Di antaranya :

  • Memiliki harga diri rendah/perasaan tidak berharga
  • Memiliki citra diri yang buruk
  • Emosi tidak stabil
  • Tidak mampu membedakan situasi serius dan bercanda
  • Mudah tersinggung dan marah
  • Menutup diri dan tidak mempercayai orang lain
  • Melukai diri sendiri atau self-sabotage

Bila terdapat ciri-ciri tersebut pada orang tua, maka tak heran bila orang tua sering merasakan emosi yng meledak-ledak, terlalu keras dan overprotektif saat mendidik anak. Atau sebaliknya, justru terlalu sering memanjakan serta tidak tegas menetapkan batas pada anak.

Cara Menyembuhkan Inner Child yang Terluka

“Perlu waktu lama untuk menyembuhkan inner child yang teluka. Sama seperti ketika membentuk inner child tersebut,” tegas Rininta yang juga seorang psikolog anak klinis di Sensory Playhouse.

Meski demikian, bukan berarti luka inner child tidak bisa disembuhkan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menguranginya, antara lain:

  • Menyadari, menerima dan merangkul inner child tersebut. Semakin seseorang berusaha untuk menolak, menghindari atau menyembunyikannya, maka rasa sakit tersebut akan terus muncul dan semakin kuat
  • Dengarkan apa yang ingin dikatakan oleh inner child. Caranya dengan mendengarkan emosi dari inner child dan biarkan diri merasakan emosi tersebut
  • Berikan afirmasi pada inner child misalnya seperti “Kamu berharga, penuh cinta dan kasih sayang” atau “Tidak apa-apa untuk menunjukkan emosi dan berbicara jujur apa adanya”
  • Meditasi
  • Journaling
  • Mendatangi terapis atau psikolog klinis

“Begitu pun dalam hal pengasuhan. Orang tua dengan inner child yang terluka perlu melakukan reparenting atau proses mempertemukan kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi di masa kecil dengan mempraktikkan self-care sehingga dapat menjadi pribadi yang lebih bahagia,” tutup Rininta.

Let's share

Picture of Nazri Tsani Sarassanti

Nazri Tsani Sarassanti