Sudah pernah dengar istilah zero waste ?

Zero waste adalah sebuah gaya hidup yang berusaha untuk meminimalkan penggunaan bahan sekali pakai dan mencemari lingkungan salah satunya plastik.

Pasalnya seperti yang kita tahu, peningkatan CO2, sampah tidak terurai dan limbah semakin meresahkan. Dampaknya tak hanya dirasakan bumi, namun juga penghuninya yaitu manusia.

Karena itulah, zero waste menjadi salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut sehingga dapat memperpanjang siklus hidup sumber daya.

Lalu bagaimana langkah untuk memulai zero waste ? Berikut 10 langkah memulai zero waste dari rumah versi Sang Buah Hati.

1. Bawa totebag saat belanja

Zero waste bisa dimulai dengan melakukan “diet kantong plastik”. Usahakan untuk membawa totebag atau kantong belanja sendiri saat pergi ke pasar atau supermarket.

2. Hindari menggunakan produk plastik

Saat berbelanja atau pergi ke suatu tempat, usahakan untuk membeli produk yang tidak dikemas atau berbahan dasar plastik.

Misalnya seperti gelas, piring, mangkuk, sendok, garpu, sedotan dan kemasan-kemasan lainnya.

Meski praktis, namun sampah plastik memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk dapat terurai. Hal tersebut tentu bisa berdampak negatif bagi lingkungan.

Sebisa mungkin, pilihlah produk yang ramah lingkungan atau biodegradable.

3. Daur ulang sampah plastik

Bila di rumah banyak sampah plastik, entah bekas botol air mineral atau kemasan makanan ringan, cobalah untuk didaur ulang.

Kita bisa membuat berbagai kerajinan atau DIY sehingga memiliki nilai jual. Misalnya seperti tas, tempat tisu, atau dompet dari kemasan makanan dan minuman.

Selain itu, kita juga bisa memanfaatkan botol bekas untuk dibuat menjadi kerajinan seperti hiasan ruangan atau bunga-bunga yang cantik.

4. Bawa bekal dan botol minum

Saat ke luar rumah, entah traveling atau ke kantor, usahakan untuk membawa bekal dan botol minum sendiri ya.

Selain lebih sehat dan hemat, kebiasaan baik ini juga secara tidak langsung dapat mendukung pelestarian bumi sehingga bebas dari sampah plastik.

5. Gunakan produk ramah lingkungan

Mulailah beralih menggunakan produk ramah lingkungan. Misalnya seperti sedotan stainless atau sikat gigi yang terbuat dari kayu.

Selain itu kita juga bisa menggunakan peralatan mandi yang terbuat dari bahan alami.

Untuk mendapatkannya pun tidak sulit, sebab kini telah banyak toko-toko baik online maupun offline yang menjual perlengkapan mandi tanpa kemasan dan ramah lingkungan.

6. Beli bahan makanan yang dibutuhkan

Buatlah perencanaan makan sehari-hari.

Kita bisa membuat perencanaan menu makanan maksimal setiap seminggu sekali.

Usahakan untuk membeli bahan makanan yang dibutuhkan saja. Jangan membeli terlalu banyak sebab bisa jadi bahan makanan tadi malah menjadi busuk dan tak termakan.

Selain dapat menghemat waktu dan tenaga karena tak perlu bolak-balik ke pasar, perencanaan ini juga dapat mencegah terjadinya tumpukan sampah rumah tangga.

7. Olah sampah sisa makanan

Bila terdapat sisa makanan seperti sayur dan buah cobalah untuk diolah menjadi kompos sendiri.

Sedangkan untuk tulang ayam atau ikan, sebaiknya langsung dikubur saja agar lebih cepat terurai dan tidak membusuk di tempat sampah.

8. Hemat air dan listrik

Zero waste juga bisa dilakukan dengan menghemat penggunaan air dan listrik.

Mandilah dua kali sehari dan jangan terlalu lama saat mandi agar tak membuang-buang banyak air. Selain itu, saat udara tak terlalu panas misalnya, lebih baik tidak usah menghidupkan AC.

Usahakan juga untuk mematikan lampu yang benar-benar tidak digunakan, terlebih pada siang hari.

9. Matikan alat elektronik saat tidak digunakan

Jangan biasakan membiarkan peralatan elektronik terpasang pada sakelar listrik ketika sudah tidak digunakan. Tak terkecuali pada charger gadget.

Selain menghemat listrik hal ini juga sangat berguna untuk menghindari hubungan arus pendek atau konsleting terhadap alat elektronik.

10. Mendonasikan barang yang tak terpakai

Sharing is caring!

Saat kita memiliki barang-barang yang sudah tidak terpakai tetapi masih layak, lebih baik didonasikan saja.

Langkah ini juga dapat membangun kepedulian dan empati kepada orang lain yang lebih membutuhkan.