check it now

Perlunya Merawat Kesehatan Telinga Sejak Dini

Sama dengan panca indera lainnya, telinga juga mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kualitas kehidupan seseorang. Karena itu, jaga kesehatannya sejak dini.

Daftar Isi Artikel

Pernahkah terbayangkan jika kita harus mengalami masalah pendengaran? Alunan musik yang seharusnya terdengar merdu tak dapat kita nikmati. Celotehan sang buah hati pun tak bisa kita kenali. Sungguh sangat mengganggu. Itu sebabnya, penting untuk menjaga kesehatan telinga sejak dini.

Hal tersebut juga diamini dr. Lola Y, Sp.THT-KL, M.Kes dari RS Khusus THT-Bedah KL Proklamasi BSD. Menurutnya, masih banyak masyarakat yang  belum mengetahui pentingnya menjaga kesehatan telinga. Padahal kesehatan telinga dan pendengaran, lazimnya sudah harus dijaga sejak ibu mengandung janin hingga lanjut usia.

Baca juga : Mempersiapkan Kehadiran Sang Buah Hati

Lebih jauh dokter Lola menjelaskan bahwa kegiatan menjaga kesehatan telinga itu sebenarnya tidaklah sulit. Namun, banyak yang belum mengerti sehingga seringkali diabaikan.

“Dalam menjaga kesehatan telinga, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan. Di antaranya adalah menghindari tempat yang bising. Untuk anak-anak misalnya, jangan biarkan mereka menonton televisi dengan volume yang terlalu keras,” terang dokter Lola.

sumber: freepik

Selain itu, hobi nonton konser musik atau nonton film di bioskop pun menurut dokter Lola harus dibatasi. Pasalnya, kedua kegiatan itu menghasilkan polusi suara yang cukup tinggi. Begitu pula dengan hobi mendengarkan musik lewat headphone ataupun earphone, yang sudah pasti dapat menimbulkan kerusakan pendengaran dalam jangka waktu lama.

“Khusus orang-orang yang bekerja di lokasi bising juga harus memperhatikan kesehatan telinganya dengan cara menggunakan pelindung telinga,” tegasnya.

Tepat Merawat Kebersihan Telinga

Layaknya anggota tubuh lain, telinga pun perlu dibersihkan. Tapi sayangnya, masih banyak orang yang salah persepsi akan cara yang tepat untuk membersihkannya. Bahkan banyak yang beranggapan jika membersihkan telinga cukup dilakukan sendiri dengan menggunakan cotton bud.

Sebelum terlanjur melakukannya, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa kotoran telinga itu terbagi menjadi dua, yakni tipe basah dan tipe kering.

Kotoran tipe basah umumnya sedikit dan tidak menumpuk serta lebih mudah dibersihkan. Namun tak menutup kemungkinan dapat menjadi menumpuk dan mengeras jika cara membersihkan kotoran telinganya salah. Untuk kotoran telinga tipe kering itu seperti kulit ari tapi teksturnya keras. Kotoran tipe kering ini pantang dibersihkan sendiri dengan cotton bud.

sumber: freepik

Masih menurut dr. Lola, membersihkan telinga dengan cotton bud justru merupakan hal yang harus dihindari, terutama pada liang telinga.

Larangan ini bukan tanpa alasan, karena membersihkan telinga tanpa tahu jenis kotoran telinganya dan jumlahnya malah dapat mendorongnya masuk ke dalam sehingga berisiko menyebabkan infeksi.

Selain itu membersihkan bagian liang telinga dengan cotton bud juga berisiko mengenai gendang telinga sehingga menyebabkannya robek atau cacat. Karenanya, jika tetap ingin membersihkan telinga dengan cotton bud, lakukanlah hanya pada bagian bagian luar dan belakang daun telinga.

Atas dasar itu semua, dokter Yola menganjurkan agar membersihkan telinga sebaiknya dilakukan oleh dokter spesialis THT. Dengan demikian dapat diketahui, jenis kotoran telinga, jumlah kotoran telinga, dan penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi untuk menghindari terjadinya infeksi, bakteri, dan penyakit tertentu yang dapat mempengaruhi pendengaran.

“Idealnya, kontrol ke dokter THT itu per enam bulan sekali. Sedangkan untuk anak bayi dan balita disarankan kontrol setiap tiga bulan sekali,” terang dr. Lola.

Kenali Gangguan Telinga

sumber: freepik

Jika sudah menjaga dan merawat kesehatan telinga, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah selalu waspada dan memastikan bahwa pendengaran memang sudah berfungsi optimal. Untuk orang dewasa hal ini tentu mudah dilakukan, karena apabila ada kemunduran fungsi pendengaran, pasti akan dengan cepat terdeteksi.  

Sementara untuk anak-anak akan lebih susah dideteksi karena biasanya mereka sendiri belum terlalu paham dan peduli. Untuk itu, lakukan tes secara berkala. Contoh, saat orangtua memanggil anaknya, apakah perlu dilakukan secara berulang-ulang? Apabila harus dilakukan berulang, segera cek lebih lanjut, apa yang menjadi penyebabnya.  

Lalu ketika berbicara dengan anak dalam jarak jauh, perhatikan apakah mereka mengerti apa yang dibicarakan tanpa melihat gerakan mulut. Mungkin dalam jarak dekat anak akan menggunakan indera penglihatannya dengan membaca gerakan mulut, tapi dalam jarak jauh, anak harus menggunakan indera pendengaran untuk memahami apa yang orangtuanya bicarakan.

“Juga ketika anak mengeluh “Ma telingaku kok seperti ada bunyi-bunyi” atau saat keluar cairan bahkan darah dari telinga, jangan sekali-kali diabaikan. Segera bawa ke dokter THT agar segera diatasi demi menjaga pendengaran si kecil,” pungkasnya.

Let's share

Picture of Nazri Tsani Sarassanti

Nazri Tsani Sarassanti

Daftar Isi Artikel

Updates