
Apakah Bunda mulai cemas karena si kecil sering membantah? Perbesar kesabaran ya, Bunda. Sebab, ada fase di mana anak suka membantah untuk menunjukkan jati diri bahwa mereka berbeda dengan kedua orangtuanya.
Membantah adalah proses alami yang akan dilakukan hampir semua anak. Ada fase tertentu di mana anak akan mulai mengkonfrontir perintah orangtuanya.
Biasanya anak akan mulai membantah di usia 5 tahun, tepatnya saat mereka mulai pandai menyusun kata-kata. Fase ini akan berlangsung cukup lama, mulai dari pra-sekolah, sekolah dasar, hingga menjelang remaja.
Anak yang sering membantah biasanya cenderung bersikap spontan, tidak mau mengikuti aturan, sulit diberi masukan, dan sulit mendengarkan.
Hal tersebut mereka lakukan untuk menunjukkan jati diri bahwa mereka berbeda dengan kedua orangtuanya. Mereka memiliki selera, kebiasaan, dan keinginan yang berbeda dari orang-orang di sekelilingnya.
Tahap rentan anak mulai membangkang
Anak-anak pada usia 3-5 tahun atau masa pra-sekolah biasanya mulai sadar bahwa ada hal-hal di luar kekuasaannya. Sehingga mereka memiliki kemampuan untuk membantah apa yang diucapkan orangtuanya.
Berbeda pada saat balita, anak-anak sangat egosentris. Semua perhatian berpusat padanya dan bahkan ia merasa bisa mengatur semuanya jika keinginannya dipenuhi. Anak-anak di usia ini umumnya menjadi gamang ketika diperkenalkan dengan peraturan seperti waktu untuk bermain yang dibatasi, harus berlaku sopan, dll.
Pada usia 4 tahun, kemampuan motorik kasar dan halus anak berkembang sangat pesat. Mereka mulai berada pada tahap agresif secara fisik dan verbal, termasuk suka berbicara kasar dan bertingkah kasar.
Pahamilah bahwa anak menggunakan kemampuan bahasanya untuk menghadapi suatu masalah dan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
Wawasan anak di usia ini semakin luas. Inilah yang membuat mereka meraba-raba, apakah yang dilakukan dan dibicarakan adalah sesuatu benar atau salah.
Pada usia tersebut juga anak mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungannya. Orangtua mungkin telah memberi contoh yang baik, namun jika anak masih suka membantah, ada kemungkinan ia dipengaruhi oleh lingkungan misalnya, teman-temannya yang memiliki pola asuh berbeda.
Selain itu, anak-anak juga dapat menjadi sangat cerdik. Terkadang, ia membantah hanya karena ingin mendapatkan perhatian. Ia berharap dengan bersikap dan berkata-kata demikian orangtua akan memberinya perhatian lebih.
Lalu, apa yang harus dilakukan orangtua?
Anak sering membantah memang perlu ditangani dengan tepat. Sebab bila dibiarkan, dikhawatirkan anak akan mempertahankan sikap keras hingga dewasa dan menganggap bahwa beginilah cara menyikapi hidup.
Berikut beberapa tips cerdas yang dapat orangtua lakukan untuk mengelola bantahan si kecil:

1. Konsitensi terhadap aturan yang dibuat
Biasakan untuk membuat peraturan antara anak dan orangtua sejak awal. Selain dapat menjadi cara untuk mengajarkan kedisiplinan, memberlakukan aturan sejak dini juga dapat melatih anak untuk bertanggung jawab.
Saat membuat aturan, ajaklah anak berdiskusi sehingga mereka tetap merasa dibutuhkan dan tidak diabaikan. Selain itu, orangtua juga bisa mengetahui apa yang diinginkan dan tidak diinginkan oleh anak. Begitupun sebaliknya, anak dapat mengetahui apa yang orangtua inginkan dan tidak.
2. Terapkan peraturan dengan jelas
Setelah aturan ditetapkan, jangan lupa untuk menerapkannya dengan jelas. Misalnya, jadwal makan malam pukul 19.00, maka baik orangtua maupun anak harus mematuhi jadwal tersebut.
Jika anak mulai membantah, orangtua harus memberikan penjelasan apa dampak atau risikonya jika makan malam terlewatkan atau bila perlu terapkan juga sistem punishment saat anak melanggar aturan yang telah ditetapkan.
Menerapkan aturan secara konsisten juga dapat melatih anak agar mereka mengerti bahwa hidup tidak bisa diatur semaunya sendiri.
3. Introspeksi
Berhenti untuk selalu menyalahkan anak. Apabila anak tidak mau menurut, maka orangtua juga perlu introspeksi mengapa si kecil sering membantah. Jangan-jangan karena kesalahan orangtua sendiri yang membuat anak tak mau menurut.
4. Komunikasi aktif
Bantahan si kecil dapat diredam dengan selalu mengajak mereka berkomunikasi aktif. Saat orangtua mengajukan ajukan, jangan lupa sertakan pula penjelasan yang dapat mereka terima agar mereka bisa mengerti apa yang dimaskud orangtua.
5. Selalu berikan pilihan
Setiap anak memiliki hak untuk memilih. Maka dari itu, orangtua juga perlu memberikan beberapa pilihan kepada mereka.
Biarkan mereka memilih apa yang disuka dan tidak. Selama hal tersebut tidak keluar dari koridor, maka tugas orangtua hanya mengawasinya.
Jangan sekali-sekali mendikte anak. Hal tersebut justru dapat membuat mereka tumbuh menjadi pribadi yang pembangkang. Jika ingin memberikan intruksi cobalah dengan gaya mengajak yang asik sehingga mereka tidak merasa terpaksa.
6. Sikapi dengan lemah lembut
Hindari bersikap keras di depan anak yang sering membantah. Mengapa? Sebab cara keras justru akan membuat anak semakin membangkang.
Carilah cara cerdas yang lebih jitu. Lagi pula, perilaku marah orangtua bisa ditiru dan dijadikan pola bagi anak untuk menyelesaikan masalahnya di kemudian hari.
Cara bijaksana yang bisa dilakukan adalah tidak terpancing emosi oleh penolakan si kecil. Beriakn penjelasan dengan lemah lembut sebab si kecil sebenarnya sudah mengerti kok.
7. Menghargai perilaku positif
Pujilah dan ucapkan betapa senangnya Bunda/Ayah sebagai orangtua jika anak mau melakukan perbatan baik.
Bila memungkinkan, Bunda/Ayah juga bisa memberikan hadiah atau setidaknya elusan dan kecupan sayang sehingga ia merasa dihargai dan disayangi.
8. Konsultasi dengan psikolog
Jika sifat negatif anak masih terus berlanjut, tidak ada salahnya untuk menemui dan berkonsultasi dengan psikolog. Sebab terkadang orangtua tidak menyadari bahwa anak suka membantah akibat dari pola asuh yang salah.