Pendidikan formal adalah salah satu kebutuhan dasar anak. Lewat pendidikan, peluang untuk sukses di masa depan bisa lebih terbuka. Meski demikian tidak dapat dipungkiri bahwa biaya pendidikan formal ini luar biasa besar dan bisa menguras kantong.
Hal ini tak terlepas dari inflasi tiap tahun yang membuat biaya pendidkan terus menanjak. ltu sebabnya, pengamat serta perencana keuangan independent, Muljon menyarankan agar para orangtua mau berkomitmen menyisihkan sebagian dari penghasilannya, khusus untuk perencanaan pendidikan anak.
Semakin dini komitmen itu dibuat, tentu akan semakin baik. Sebab biaya pendidikan dari tahun ke tahun juga terus mengalami peningkatan. “Sebagai contoh, buah hati kita saat ini berusia 3 tahun. Kedepannya kita merencanakan akan memasukannya ke sebuah universitas yang biaya kuliahnya sampai dengan kelulusannya sekarang ini sebesar Rp 150 iuta. Sekitar 15 tahun lagi, biaya itu tentu berinflasi. Anggap inflasi yang terjadi sebesar 8%, maka biaya yang harus kita siapkan menjadi Rp 480 juta Luar biasa bukan? Karena itu dana harus disiapkan sedini mungkin, bisa melalui reksadana, asuransi pendidikan atau emas” tegasnya
Pendapat serupa disampaikan oleh Dida Nurhaida, praktisi keuangan, investasi dan pasar modal dari Fahima Advisory juga mengatakan bahwa biaya pendidikan untuk anak lebih baik dipersiapkan sedini mungkin.
Bahkan secara ekstrim, Dida menyarankan agar sejak menikah dan berencana mempunyai anak, calon orangtua hendaknya sudah mulai mencicil biaya pendidikan. “Mengapa saya katakan demikian? Sebab saat si kecil belum hadir, biasanya kebutuhan juga belum terlalu banyak. Alangkah baiknya iika kebutuhan masih sedikit, calon orangtua sudah mencicil biaya pendidikan untuk anaknya kelak sehingga bisa terasa lebih ringan,” sarannya.
Karenanya semakin biaya pendidikan disiapkan sejak dini maka akan semakin baik. Sebaliknya, begitu tiba si kecil masuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi maka tak sedikit orangtua yang kaget bukan kepalang melihat besarnya uang yang harus dibayarkan