Agar tak jadi anak pemalu, biasakan si kecil bersosialisasi sejak bayi. Kenalkan dunia luar dan ajak berinteraksi dengan teman-teman sebaya maupun orang-orang baru.
Belajar bersosialisasi harus dilakukan sejak usia dini dan dari lingkungan terdekat dan terdalam, yaitu keluarga.
Balita bisa dikatakan belum mengenal konsep sosial. Perasaan yang paling menonjol masih seputar egosentris mereka. Di sinilah diperlukan peran orangtua agar kemapuan bersosialisasi mereka bisa berkembang.
Di tahun pertama dan kedua, orangtua disarankan sudah mulai membawa anak mengenal dunia luar (di luar rumah). Sebab bayi di bawah tiga tahun (batita) juga memiliki kebutuhan dasar untuk berinteraksi.
Pada dua tahun pertama, mereka akan belajar banyak hal, meski di usia ini masih ada kecenderungan anak lebih asyik bermain sendiri. Meski demikian, jangan pernah lupa untuk mulai mengenalkan konsep pertemanan.
Caranya sederhana, misalnya, saat bermain, perkenalkan anak nama teman-teman sebayanya. Sesekali lakukan juga permainan yang melibatkan batita lain.
Memasuki tahun ketiga dan seterusnya, bayi di bawah lima tahun (balita) mulai bisa memahami konsep pertemanan. Karenanya, ajak dan ajari terus untuk berinteraksi dengan orang lain.
Saat berinteraksi, mereka akan belajar bagaimana bersikap mandiri, berbagi, dan mengambil keputusan sendiri.
Awalnya, tentu orang tua wajib mendampingi, kemudian secara berlahan mulai menarik diri tanpa melepaskan pengawasan. Semakin sering menemui orang dan lingkungan baru, semakin mudah bagi anak untuk menyesuaikan diri.
Tiga Tipe Anak
Baca juga : Anak Tak Mau Bergaul, Ini Cara Mengatasinya !
Pada dasarnya, tipe anak bisa dibagi menjadi tiga, yaitu pemberani, cenderung hati-hati, dan pemalu.
Tipe pemberani
Bisa dipastikan anak tidak akan mengalami masalah saat memasuki lingkungan baru.
Tipe Cenderung Hati-Hati
Anak tipe ini semestinya tidak akan banyak mengalami kesulitan. Meski awalnya terlihat malu-malu, namun pada akhirnya akan berbaur. Kedua tipe ini hanya butuh pemanasan untuk menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan lingkungan.
Tipe Pemalu
Bagaimana dengan tipe pemalu? Yang perlu diingat oleh para orangtua adalah kebutuhan berinteraksi setiap anak sama alias tidak berbeda.
Alhasil, bagaimana cara orangtua mengenalkan dunia luar dan konsep sosial pada anak menjadi hal yang krusial. Jadi, jangan karena anak pemalu, lantas jarang diajak keluar atau mendatangi lingkungan baru. Ingatlah, cara tersebut justru ini tidak akan mengubah apa pun. Bahkan bisa mempersulit kemampuan beradatasi mereka saat tumbuh dewasa.
Untuk anak pemalu, para psikolog menyarankan agar para orangtua melakukan pendampingan lebih intensif dan juga kontak emosi dan mata untuk membantu menumbuhkan motivasi dan rasa percaya diri. Jadi, pada intinya yang dibutuhkan oleh orangtua hanyalah kesabaran lebih.
Nah, sudahkah Anda mengenalkan konsep sosial pada buah hati Anda?
Jangan sampai kesibukan kerja menghalangi fase penting ini, ya. Mulailah meluangkan waktu untuk mengenalkan dunia luar pada buah hati. Jangan lupa, ajarkan pula pemahaman tiga kata ajaib yaitu “tolong”, “maaf”, dan “terima kasih”.
Tips Membangun Emosi Sosial pada Buah Hati
1. Jangan Bosan Mengajaknya Berinteraksi
Sering-seringlah mengajak buah hati Anda ke luar rumah, mengikuti acara keluarga atau sekadar jalan-jalan supaya lebih mengenal dunia luar. Sehingga mereka mengetahui bahwa ada kenyamanan lainn yang ditawarkan selain di rumah.
Saat bertemu dengan orang yang dikenal, ajari buah hati Anda untuk berkenalan atau sekadar menyapa.
Ingatlah selalu, buah hati akan merekam apa yang dilakukan orangtua dan orang-orang di sekitarnya. Karenanya, saat orangtua memasang tampang tidak senang dan tidak nyaman ketika bertemu orang atau berada di lingkungan baru, bukan tidak mungkin mereka juga akan bersikap demkian.
2. Ajari Sejak Dini
Meski masih bayi, jangan ragu mengajak buah hati bertemu dengan bayi-bayi lain. Biarkan mereka bersosialisasi dan saling menyapa. Yang perlu diingat, jauhkan bayi Anda dengan bayi lain saat suasana hatinya sedang kesal agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Bila sudah memasuki usia batita/balita, ajari mereka cara berbagi mainan dengan teman. Selain itu, ajari pula kapan harus berempati, misalnya bisa dilakukan saat ada teman yang terjatuh, dll.
3. Dampingi
Bantu seperlunya saat buah hati Anda tengah mencoba bersosialisasi dengan teman sebaya atau orang lain. Saat sudah memungkinkan, tarik diri Anda secara perlahan dan biarkan mereka mengambil kendali. Yang perlu Anda lakukan hanyalah mengawasi.
4. Jangan Manjakan Anak
Baca juga : Cara Tepat Mengasuh Anak Tunggal
Hindari memanjakan anak secara berlebihan, karena sikap itu akan mebuat anak kurang tangguh saat menghadapi masalah. Dan terakhir, jangan lupa ajarkan pemahaman konsep tiga kata ajaib sedini mungkin, yaitu “tolong”, “maaf”, dan “terima kasih”.