check it now

Yuk Hindari! 10 Makanan Pemicu Alergi pada Si Kecil

Tidak semua anak dapat menerima berbagai jenis bahan makanan di masa MPASI. Karenanya, yuk kenali jenis makanan pemicu alergi berikut!

Daftar Isi Artikel

Alergi adalah reaksi abnormal dari sistem kekebalan tubuh terhadap zat tertentu yang seharusnya tidak berbahaya. Ada banyak zat yang dapat menyebabkan alergi dan biasanya berbeda pada setiap orang. Misalnya debu, bulu hewan, hingga beberapa makanan pemicu alergi berikut.

Tak hanya orang dewasa, alergi juga dapat menyerang anak-anak. Bahkan, anak-anak lebih cenderung mengalami alergi ketimbang orang dewasa karena sistem pencernaan dan imunitasnya belum sempurna.

Menurut American College of Allergy, Asthma & Immunology, makanan menjadi pemicu alergi paling umum pada anak-anak. Apa saja jenisnya? Yuk simak informasi lengkapnya di bawah!

1. Alergi Susu Sapi

Susu sapi adalah salah satu alergen yang paling banyak bagi bayi dan anak-anak, khususnya di Indonesia. Pada kebanyakan kasus, alergi terhadap susu sapi dapat sembuh dengan sendirinya ketika menginjak usia 4-5 tahun.

Alergi jenis ini dapat menimbulkan berbagai gejala, mulai dari ringan hingga berat. Misalnya ruam merah gatal pada pipi atau kulit tubuh lainnya, kolik, rewel, darah di tinja, hingga keterlambatan pertumbuhan.

Untuk mengatasinya, Bunda dapat memberi si kecil alternatif susu pengganti berupa ASI atau soya (susu kedelai).

Baca Juga : Alergi Susu Sapi Bisa Picu Stunting? Ini Kata Ahli!

2. Telur, Salah Satu Makanan Pemicu Alergi

Selain susu, telur juga merupakan makanan pemicu alergi yang paling umum pada anak. Alergi tersebut disebabkan kandungan protein yang ada di dalam telur yakni ovomucoid, ovalbumin dan conalbumin.

Gejalanya bisa berupa mata berair, bersin-bersin, muntah, diare, dan asma. Atau reaksi pada kulit seperti ruam merah, gatal-gatal, dan bentol/bengkak.

Apabila si kecil mengalami gejala tersebut, sebaiknya hentikan pemberian telur dan konsultasikan ke dokter guna mendapat penanganan yang tepat.

3. Kedelai

Kedelai termasuk makanan pemicu alergi yang memengaruhi sekitar 0,4% anak-anak dan paling sering ditemukan pada usia di bawah 3 tahun.

Sama seperti telur, alergi ini dipicu oleh protein dalam kedelai atau olahannya. Apabila si kecil mengonsumsinya maka dapat menyebabkan gatal, pilek, ruam, asma, atau sulit bernapas. Dalam kasus yang jarang terjadi, alergi kedelai dapat menyebabkan anafilaksis.

Meski demikian, hampir 70% bayi yang alergi terhadap kedelai dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.

4. Kacang-Kacangan Jadi Makanan Pemicu Alergi

Jangan salah, kacang-kacangan termasuk jenis makanan pemicu alergi pada bayi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, lho.

Terdapat dua jenis alergi kacang, yaitu kacang yang tumbuh dari pepohonan seperti kenari, almond, serta hazelnut dan dari bawah tanah misalnya kacang, kacang polong, dan kacang kedelai.

Reaksi alergi terhadap kacang ini juga akan muncul walau hanya mengonsumsi dalam jumlah kecil. Dan jangan salah, alergi kacang berpotensi memunculkan gejala berat dan risiko terburuknya dapat mengancam nyawa.

Karenanya, pastikan Bunda tidak mengabaikannya dan segera membawa si kecil ke dokter apabila muncul reaksi alergi setelah mereka mengonsumsi kacang.

5. Gandum

Gandum merupakan sumber karbohidrat yang ternyata juga dapat memicu alergi pada si kecil, lho.

Di dalam gandum terkandung gluten atau protein. Gluten inilah yang merupakan alergen bagi sebagian anak. Meski demikian, biasanya intoleransi gluten tidak disebut sebagai alergi. Sebab gejalanya terkadang tidak terlihat langsung atau sangat rigan.

Sebaiknya hindari olahan yang mengandung gluten seperti mie, roti dan kue apabila si kecil menunjukkan reaksi seperti kembung, diare atau sembelit.

6. Ikan

Meski tinggi kandungan protein, namun ikan merupakan salah satu makanan pemicu alergi pada si kecil.

Gejala umum alergi ikan yakni muncul kemerahan atau gatal-gatal pada kulit. Namun pada beberapa kasus bisa berupa muntah atau diare.

Jika si kecil menunjukkan gejala tersebut, lebih baik Bunda mengganti protein harian dengan bahan makanan lain seperti telur, tahu, tempe, atau susu.

7. Kerang

Hewan laut satu ini memang kerap menimbulkan reaksi alergi, tak hanya pada pada orang dewasa namun juga pada anak-anak.

Melansir dari Mayo Clinic alergi kerang umumnya berkembang dalam beberapa menit hingga satu jam setelah mengonsumsinya.

Gejala yang muncul dapat berupa gatal-gatal atau eksim, pembengkakan pada bibir, wajah, dan tenggorokan.

8. Makanan Pemicu Alergi dari Makanan Laut (Seafood)

Sama seperti alergi kerang, makanan laut lainnya seperti cumi-cumi, udang, kepiting, lobster dan sebagainya juga kerap menimbulkan reaksi alergi pada anak.

Ketika sudah mengalami alergi pada jenis makanan ini, umumnya si kecil akan selalu mengalami alergi sampai dewasa. 

Bunda perlu waspada apabila si kecil menunjukkan gejala seperti sakit perut, diare, mual, muntah, gatal-gatal, bengkak pada bibir, wajah, dan tenggorokan usai menyantap seafood.

Pastikan untuk segera periksa ke dokter atau membawa si kecil ke fasilitas layanan kesehatan terdekat guna mendapatkan penanganan yang tepat.

9. Cokelat

Siapa sih yang nggak suka cokelat? Salah satu makanan manis yang pasti disukai anak-anak.

Namun tahukah, di balik rasa manisnya, ternyata cokelat juga merupakan salah satu makanan pemicu alergi, lho.

Biasanya anak alergi terhadap bahan yang ada di dalam makanan berbahan dasar cokelat seperti cokelat batangan, permen cokelat, biskuit, kue cokelat atau susu cokelat. Semua makanan tersebut umumnya mengandung kacang tanah, almond, hazelnut, susu, telur, dan gandum. Itulah yang menjadi alergen bagi sebagian anak.

Ciri-ciri alergi cokelat yang biasa muncul pada anak seperti masalah kulit (biduran, ruam, gatal dan bengkak), masalah pernapasan, hingga pencernaan.

10. Tepung Terigu

Tepung terigu merupakan makanan yang terbuat dari gandum. Seperti yang disebutkan sebelumnya, gandum dapat menjadi makanan pemicu alergi pada anak. Menurut data yang diperoleh, sekitar 10,3% anak sensitif terhadap alergen tepung terigu.

Tingginya kandungan gluten dan protein memicu timbulnya ruam merah pada kulit. Pada beberapa kasus, mata berair dan diare juga menjadi reaksi yang dialami penderita.

Apabila si kecil alergi gluten, sebaiknya hindari konsumsi roti karena terbuat dari tepung.

Let's share

Picture of Nazri Tsani Sarassanti

Nazri Tsani Sarassanti