Weight faltering adalah kenaikan berat badan yang tidak cukup atau di bawah rata-rata dari kenaikan berat badan minimal setiap bulannya. Gangguan weight faltering biasanya terjadi pada anak usia 3-4 bulan.
Sebagai orang tua, kita harus waspada terhadap weight faltering terlebih pada anak usia kurang dari satu tahun. Oleh karenanya, pada usia tersebut orang tua perlu memonitor berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala secara berkala setiap bulannya.
Jangan lalai, apalagi sampai mengabaikan hal ini karena dapat menyebabkan terjadinya gagal tumbuh atau faltering yang merupakan cikal bakal anak stunting.
Agar si kecil tidak mengalaminya, yuk kenali faktor dan risiko faltering pada anak :
Faktor dan Risiko Faltering pada Anak
1. Kurang Konsumsi ASI
ASI mengandung zat gizi yang lengkap mulai dari karbohidrat, protein, multivitamin, mineral yang lengkap serta mengandung sel darah putih, zat kekebalan, enzim, hormon, dan protein yang cocok untuk bayi.
Selain itu, nutrisi pada ASI juga berguna untuk mencegah terjadinya faltering yang menyebabkan stunting. WHO merekomendasikan bayi usia 0-6 bulan untuk mendapatkan ASI eksklusif dan pada usia 6-24 bulan ditambah dengan makanan pendamping ASI atau MPASI.
2. Kekurangan Zat Besi atau Kebutuhan Gizi yang Tidak Terpenuhi
Zat besi sangat penting untuk perkembangan sistem saraf terlebih pada proses mielinisasi, neurotransmitter, dendritogenesis dan metabolisme saraf. Kekurangan zat besi sangat memengaruhi fungsi kognitif, tingkah laku dan pertumbuhan seorang bayi.
Karenanya untuk menghindari hal tersebut orang tua perlu memastikan kebutuhan nutrisi si kecil terpenuhi. Pastikan mereka mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang setiap hari agar pertumbuhannya dapat optimal dan tidak berisiko mengalami weight faltering yang dapat menyebabkan stunting.
3. Riwayat kesehatan bayi
Bayi yang lahir dengan penyakit bawaan berisiko tinggi mengalami weight faltering. Misalnya seperti down syndrom, cerebral palsy, fibrosis kistik, dan penyakit jantung.
Itu sebabnya penting bagi ibu untuk selalu memeriksakan kesehatan janin selama masa kehamilan untuk menghindari risiko terjangkit penyakit bawaan.