Si kecil bisa mengalami keputihan? Masa sih?
Keputihan adalah kondisi yang dapat dialami oleh siapapun, tak terkecuali bayi, balita, anak-anak hingga wanita dewasa. Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari jamur hingga indikasi penyakit yang lebih parah.
Pada dasarnya, keputihan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu keputihan fisiologi (normal) karena perkembangan alat kelamin dan keputihan patalogis (tidak normal).
Keputihan patologis biasanya disebabkan oleh jamur, alergi, bakteri, parasit, cacing, infeksi, dan lain-lain. Bahkan ada penyebab ekstrem seperti memasukkan benda ke dalam kemaluan, atau disebabkan pelecehan seksual.
Ciri-Ciri Keputihan
Secara umum keputihan dapat dibedakan dari warna, bau, jumlah cairan, dan kekentalan.
Untuk warna; keputihan fisiologi biasanya berwarna putih jernih. Sedangkan keputihan patologis berwarna putih susu, kuning, kehijauan, cokelat, bahkan kemerahan.
Bau keputihan patalogis jauh lebih menyengat, anyir dan amis. Sedangkan keputihan fisiologi/normal cenderung tidak berbau. Apabila keputihan yang dialami bukan disebabkan jamur, bakteri, infeksi atau sejenisnya, jumlah cairannya tidak terlalu banyak.
Keputihan patalogis kekentalannya bervariasi, hanya saja warnanya berbeda. Untuk jenis fisiologi, cairan yang dikeluarkan biasanya putih bening dan agak lengket.
Penyebab Keputihan
Penyebab keputihan pada bayi, balita, dan anak-anak bisa sangat beragam. Bisa karena jamur, bakteri, dan sejenisnya yang tumbuh di tempat lembab.
Karena itu, orang tua perlu menjaga agar celana dalam anak tetap kering dan bersih. Gunakan bahan yang menyerap keringat dan sering-seringlah mengganti celana dalam setidaknya dua sampai tiga kali sehari.
Selain kelembaban, alergi dan kebersihan juga dapat menjadi faktor penyebab keputihan. Kebersihan di sini terkait bagaimana cara membersihkan vagina dan anuh pantat seusai buang air besar dan kecil.
Karenanya, saat membersihkan area kemaluan bayi, gerakan membersihkan harus dari arah vagina ke pantat, bukan sebaliknya. Hal ini untuk menghindari kemungkinan penyebaran kuman BAB ke daerah kemaluan.
Selain itu, saat membersihkan kemaluan menggunakan air mengalir pastikan selalu dikeringkan sebelum menggunakan celana.
Sedangkan untuk faktor alergi bisa terjadi karena penggunaan bedak tabur dan sabun yang menggunakan pewangi. Saat ini banyak dokter tidak menyarankan penggunaan bedak tabur pada bayi. Bila tetap ingin menggunakan, ditekankan untuk berhati-hati dan menghindari daerah kemaluan karena bisa memicu alergi bahkan infeksi.
Keputihan juga bisa dipicu cacing kremi. Karenanya, pastikan anak tidak duduk di sembarang tempat seperti tanah dan tempat yang lembab..
Dengan mengetahui penyebab, jenis, dan ciri-ciri keputihan, orang tua bisa lebih memahami dan waspada jika menemukan gejala keputihan patalogis pada si kecil.