Setiap anak terlahir unik. Masing-masing memiliki talenta yang berbeda. Hal tersebut pula lah yang dikatakan Tio Renova Pratiwi, M.Psi, Psikolog Anak dari Rumah Konsultasi dan Psikologi Vida.
Lebih spesifik, Tio juga mengatakan meskipun ada faktor bawaan atau genetik, bukan berarti dapat dipastikan bakat yang dimiliki seorang anak akan sama dengan orangtuanya.
Itu sebabnya, penting untuk terus mencari tahu, bakat seperti apa yang sebenarnya dimiliki oleh sang buah hati. Karena dengan mengenal bakat si kecil, orangtua akan bisa membantu anak mengembangkan karirnya di masa depan kelak.
Baca juga : Pentingnya Mengenali Bakat Si Kecil Sejak Dini
Meski demikian, perlu juga dipahami bahwa untuk menemukan bakat seorang anak memang bukan perkara mudah. Diperlukan waktu juga kesabaran. Terlebih bakat seorang anak bisa terus berubah, tergantung dari pengalaman yang diperolehnya dan aktivitas yang dilakukan setiap harinya.
“Dengan kata lain, jangan terburu-buru memastikan bahwa anak berbakat pada bidang tertentu hanya karena terlihat menyukainya. Perlu observasi lebih dalam untuk proses penggalian bakat anak, sehingga kita sebagai orangtua tidak salah langkah ketika mengarahkannya. Harap diingat juga, bakat menjadi sangat penting untuk dikenali karena merupakan bekal untuk proses aktualisasi diri anak pada saat perkembangan selanjutnya ,” terang Tio.
Cara Sederhana Mengenal Bakat Anak
Baca juga : 6 Langkah Mendeteksi Bakat Anak
Lebih lanjut Tio menjelaskan bahwa langkah awal yang dapat dilakukan orangtua untuk mengenal dan mengembangkan bakat anak dapat dimulai dari memperkenalkan beragam bidang pada anak sejak dini.
Kemudian, lakukan observasi dengan memperhatikan kecenderungan anak terhadap berbagai bidang tersebut. Ketika melakukan observasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orangtua.
Pertama, di bidang apa anak relatif terlihat menonjol dalam melakukan aktivitas. Yang dimaksud menonjol bukan hanya karena anak cepat belajar tapi bisa juga dengan anak cepat mencari tahu atau hasil dari aktivitas yang dilakukan anak melebihi rata-rata dibandingkan anak lain seusianya.
Kedua, si kecil tidak terlihat bosan saat melakukan aktivitas atau membicarakan aktivitas tersebut. Ia sangat menikmatinya walaupun saat sedang lelah. Artinya, anak tetap dapat menjaga semangatnya serta menunjukkan respon positif saat melakukan aktivitas tersebut.
Lalu yang ketiga, anak mau melakukan aktivitas itu secara berulang walaupun mengalami kesulitan.
Baca juga : Begini Cara Mengembangkan Minat dan Bakat Anak
Lebih jauh lagi, Tio mengingatkan orangtua untuk memahami bahwa bakat bukanlah hanya kemampuan intelegensi atau Intelligence Quotient (IQ) saja.
Tetapi seperti yang pernah dikemukakan oleh Howard Gardner, tokoh pendidikan dan psikolog terkenal dari Amerika, bakat bisa terbagi dalam 9 kategori.
Di antaranya adalah kecerdasan musikal, yaitu kemampuan anak untuk memahami, mengapresiasi, memainkan dan menciptakan musik serta memiliki kepekaan akan ritme, melodi atau nada.
Kecerdasan visual yaitu kemampuan anak untuk berpikir 2 atau 3 dimensi, termasuk pemahaman akan bentuk dan ruang serta hubungan antar benda dalam ruangan.
Kecerdasan kinestetik yaitu kemampuan untuk menggunakan gerak tubuh atau bergerak dengan ketepatan tinggi dan mengekspresikan ide atangan perasaan melalui gerakan tertentu.
Kecerdasan linguistik yaitu kemampuan anak untuk mengolah kalimat dan bahasa, baik dalam bentuk tulisan maupun ucapan verbal.
Kecerdasan logika/matematis yaitu kemampuan anak dalam hal hitung menghitung atau yang berhubungan dengan numerik, logika dan sains.
Kecerdasan intrapersonal yaitu kemampuan anak berkomunikasi dengan dirinya sendiri, mengatur emosi dan perasaan yang mereka miliki.
Kecerdasan interpersonal yaitu kemampuan anak untuk berkomunikasi dengan orang lain atau suatu kelompok dan kemampuan untuk memahami perasaan orang lain.
Dan Kecerdasan naturalis yaitu kemampuan anak untuk bereksplorasi di alam terbuka. Anak dengan kecerdasan naturalis cenderung menyukai binatang, tumbuhan, dan memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan.
Mengarahkan Bakat Anak
Lalu, apa yang harus dilakukan setelah orangtua mengenali bakat anaknya?
Tio menyarankan, segera setelah bakat anak terdeteksi, orangtua diharapkan dapat memfasilitasinya sehingga bakat anak dapat berkembang dengan optimal.
“Berikan perlengkapan terkait dengan aktivitas yang ingin dilakukan. Misalnya, di bidang visual, maka anak dapat difasilitasi dengan memberikan alat gambar atau lukis. Bila perlu mintalah anak untuk ikutserta pada aktivitas yang terkait dengan bidang tertentu yang ingin dikembangkan. Selain itu, orangtua juga boleh mengikutsertakan anak pada berbagai perlombaan bakat guna menunjukkan dan mengasah kemampuan tersebut,” terang Tio.
Dari keseluruhan proses tersebut, yang perlu diperhatikan menurut Tio adalah anak tidak boleh sampai merasa terpaksa untuk melakukan aktivitas yang disukainya.
“Terkadang ada masanya anak merasa bosan dan ingin istirahat sejenak dari apa yang disukainya. Hal tersebut wajar dan pastikan orangtua tidak memberikan tekanan apalagi sampai memaksa, sebab hal tersebut justru dapat membuat anak tidak dapat mengembangkan bakatnya secara optimal,” tutup Tio.