Setiap anak memiliki tingkah laku yang unik. Ada anak yang terlihat penuh semangat dan berani mencoba hal baru, ada pula yang cenderung tenang, berhati-hati, dan butuh waktu untuk beradaptasi.
Perbedaan ini bukan sekadar soal kebiasaan, melainkan berkaitan dengan karakter dasar yang dimiliki anak sejak dini.
Tingkah Laku Anak Berdasarkan Karakternya
Tingkah laku anak sering kali dipengaruhi oleh karakter dasar yang sudah terbentuk sejak dini. Cara anak bereaksi, bersikap, dan berinteraksi dengan lingkungan tidak muncul begitu saja, melainkan berkaitan dengan temperamen dan kepribadiannya.
Dalam teori kepribadian, perbedaan karakter seperti koleris, sanguinis, melankolis, dan plegmatis membantu orang tua memahami bahwa perilaku anak bukan sekadar soal nakal atau penurut, tetapi bentuk ekspresi dari karakter yang perlu diarahkan dengan pola asuh yang tepat.
1. Kepribadian Koleris
Anak dengan kepribadian koleris dikenal memiliki kemauan yang kuat dan penuh energi. Mereka cenderung aktif, suka tantangan, dan tidak mudah menyerah. Anak koleris juga memiliki cara berpikir yang cukup logis untuk usianya dan sering ingin mengambil kendali dalam permainan atau aktivitas.
Dalam teori kepribadian temperamen klasik, koleris digambarkan sebagai individu yang berorientasi pada tujuan dan tindakan. Pada anak, karakter ini bisa tampak sebagai sikap tidak mau kalah atau mudah frustrasi ketika keinginannya tidak terpenuhi.
Dalam pengasuhan, anak koleris perlu diarahkan, bukan ditekan. Orang tua sebaiknya memberikan batasan yang jelas sekaligus ruang untuk anak menyalurkan energinya secara positif, misalnya lewat olahraga, kegiatan eksplorasi, atau permainan yang melatih kepemimpinan. Mengajarkan empati dan kemampuan mendengarkan juga penting agar anak belajar menghargai orang lain.
2. Kepribadian Sanguinis
Anak sanguinis umumnya ceria, ekspresif, dan mudah bergaul. Mereka senang berbicara, punya imajinasi tinggi, dan terlihat antusias mencoba hal baru. Namun, anak dengan karakter ini juga mudah bosan dan cenderung kurang konsisten.
Sanguinis dikenal sebagai pribadi yang responsif terhadap lingkungan dan sangat dipengaruhi suasana hati. Pada anak, hal ini membuat mereka cepat tertarik, tetapi juga cepat kehilangan fokus.
Cara mengasuh anak sanguinis adalah dengan memberikan struktur tanpa mematikan kreativitasnya. Orang tua bisa membantu anak belajar menyelesaikan satu hal sebelum berpindah ke hal lain, sekaligus tetap memberi ruang untuk berekspresi. Apresiasi dan komunikasi hangat akan sangat membantu anak sanguinis merasa didengar dan dihargai.
3. Kepribadian Melankolis
Kepribadian melankolis terkenal dengan kehati-hatiannya dan lebih peka terhadap perasaan orang lain. Mereka menyukai ketenangan, keteraturan, dan sering kali menunjukkan empati yang tinggi. Anak dengan karakter ini juga biasanya rapi dan terstruktur.
Anak dengan kepribadian melankolis umumnya lebih reflektif dan analitis. Karakter ini bisa membuat mereka terlihat pendiam atau perfeksionis.
Mengasuh anak melankolis membutuhkan kesabaran dan dukungan emosional yang tepat. Orang tua perlu menciptakan lingkungan yang aman dan tidak terlalu menekan. Memberi waktu bagi anak untuk beradaptasi serta mengajarkan bahwa tidak apa-apa melakukan kesalahan akan membantu anak tumbuh lebih percaya diri.
4. Kepribadian Plegmatis
Terakhir, anak dengan kepribadian plegmatis dikenal tenang, bijaksana, dan suka membantu. Mereka cenderung menghindari konflik dan membutuhkan waktu lebih lama untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Meski tidak selalu tampak menonjol, anak plegmatis memiliki empati dan kepedulian yang tinggi.
Kepribadian plegmatis dikenal sebagai pribadi yang stabil dan konsisten. Karakter ini sering terlihat sebagai sikap penurut atau enggan mengungkapkan pendapat.
Karena cenderung penurut dan menghindari konflik, maka orang tua perlu mendorong anak plegmatis untuk berani mengekspresikan keinginannya. Mengajak anak berdiskusi, memberi pilihan sederhana, dan memvalidasi pendapatnya akan membantu anak merasa lebih percaya diri tanpa memaksanya berubah menjadi orang lain.
Memahami Karakter Anak untuk Pengasuhan yang Lebih Tepat
Tidak ada karakter yang lebih baik atau lebih buruk dari yang lain. Setiap anak memiliki potensi unik sesuai dengan kepribadiannya. Dengan memahami tingkah laku anak berdasarkan karakternya, orang tua dapat memberikan respons yang lebih bijak, mengurangi konflik, dan membangun hubungan yang lebih hangat dengan anak.
Pendekatan pengasuhan yang selaras dengan karakter anak akan membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang seimbang, percaya diri, dan mampu mengelola emosinya dengan sehat.