Tantrum anak
check it now

Tahapan Mengatasi Tantrum pada Anak

Tantrum pada anak seringkali membuat orangtua frustasi serta malu. Yuk atasi tantrum pada anak dengan tahapan ini.

Daftar Isi Artikel

Menangis kencang, memukul-mukul badan atau orangtua, atau hingga berguling-guling di tempat umum adalah merupakan tanda si kecil tengah mengalami tantrum. Kondisi ini biasanya terjadi saat keinginan yang mereka inginkan tidak dapat dipenuhi oleh orangtua mereka. Yang akhirnya membuatnya melakukan segala upaya agar keinginannya dapat terpenuhi.

Kondisi anak yang seerti ini tentu akan membuat orangtua merasa frustasi serta harus menahan malu, apalagi bila tantrum yang dialami anak terjadi di tengah umum.

Namun, bukan berarti kondisi ini bisa Bunda abaikan begitu saja, atau malah justru meninggalkan anak yang tengah tantrum sendirian dengan maksud untuk membuatnya berhenti menangis. Tindakan tersebut dapat membuat anak semakin ‘menjadi’ dan bisa saja ke tahap yang lebih parah. Seperti melukai dirinya sendiri.

Lantas, bagaimana tahapan yang tepat untuk mengatasinya? Dan apa saja penyebabnya?

Yuk simak rangkuman Sang Buah Hati berikut.

Pemicu Tantrum pada Anak

Sebelum ke tahap penanganan, orangtua harus tahu dulu pemicu yang membuat anak tantrum. Hal ini penting diketahui, agar Bunda dapat mengambil Langkah yang tepat dan benar dalam mengatasi tantrum anak.

Berikut beberapa penyebabnya :

1. Permintaan yang tidak terpenuhi

Alasan umum tantrum pada anak terjadi karena ada permintaannya yang tidak terpenuhi. Misalnya, pada mainan yang diinginkannya, dan karena satu dan hal lainnya orangtua tak bisa memenuhinya. Maka terjadilah tantrum yang bertujuan untuk membuat orangtua luluh, dan akhirnya membelikan mainan yang ia inginkan.

2. Bentuk penolakan

Tantrum pada anak juga terjadi sebagai bentuk penolakannya atas permintaan orangtua kepadanya. Misalnya, orangtua memintanya untuk merapikan kamarnya yang berantakan, dan karena tak ingin, maka anak akan mengamuk atau menangis agar orangtuanya tak menyuruhnya kembali.

3. Kata-kata tertentu

Perkataan orangtua yang kurang tepat atau cenderung menakut-nakuti dapat memicu terjadinya tantrum pada anak. Misalnya, orangtua sengaja menakut-nakuti anak agar anak mau tidur, atau menuruti permintaan orangtua lainnya. Sebaiknya orangtua harus lebih bijak lagi dalam memilih kata-kata agar tak memicu tantrum pada anak.

Selain hal-hal di atas, tantrum yang terjadi pada anak juga dapat dipicu oleh laparnya anak, kelelahan, dan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh anak khususnya saat anak berada di lingungkan yang baru.

Tips Mengatasi Anak yang Tantrum

Tantrum pada anak tidak boleh diabaikan begitu saja, karena hal tersebut bisa menjadi kebiasaan buruk yang terus-menerus diulangi anak hingga ia besar nanti. Selain itu, tantrum yang didiamkan juga dapat memicu anak untuk menyakiti dirinya sendiri atau bahkan orang lain.

Berikut beberapa cara mengatasinya :

1. Bersikap tenang

Usahakan untuk tetap tenang saat menghadapi anak yang tantrum. Beri pengertian dengan lembut kepada anak bahwa perilaku tantrum merupakan tindakan yang kurang baik. Dan, ingat jangan sesekali meninggalkan anak yang tengah tantrum ya Bunda.

2. Ketahui penyebab utamanya

Tantrum bisa terjadi karena anak sedang lapar atau merasa asing saat berada di lingkungan baru. Oleh karenanya bila Bunda sudah mengetahui akar permasalahan yang membuat anak tantrum, maka segeralah selesaikan dengan bijak. Misalnya dengan memberinya makan atau membiarkannya bersitirahat.

3. Mengalihkan tantrum dengan hal yang disukai anak

Saat anak mulai mengamuk, Bunda bisa mengalihkannya dengan memberikan mainan atau tontonan favorit lainnya. Karenanya, setiap keluar rumah, jangan lupa untuk menyiapkan barang-barang kesukaan anak guna untuk mengalihkan tantrumnya.

4. Memberikan pengertian pada anak

Tantrum bisa terjadi karena permintaan anak yang tidak dituruti. Misalnya saat anak meminta mainan. Daripada mendiamkan dan mengeluarkan kata-kata buruk, lebih baik Bunda memberikan pengertian kepada anak bahwa Bunda belum dapat membelikan mainan tersebut karena uangnya belum cukup. Jelaskan dengan baik dan dengan bahasa sesuai usianya ya.

5. Bersikap tegas

Usahakan untuk tetap tegas dan jangan menuruti kemauan anak dengan alasan kasihan. Karena hal ini dapat menjadi sebuah kebiasaan yang buruk ke depannya. Berikan saja anak waktu untuk menangis selama 1-2 menit. Saat tangisnya redah barulah Bunda bisa memberikannya pengertian ya.

Let's share

Picture of Bayu Elang Paringga

Bayu Elang Paringga