Sahabat SBH tahukah ternyata musik bisa jadi salah satu stimulus untuk mengasah kecerdasan anak bahkan sejak dalam kandungan, lho.
Itu sebabnya, tak heran bila ibu hamil kerap memperdengarkan musik klasik pada janin dalam kandungannya. Terlebih pada bulan ke-4 atau masa transisi dari trimester pertama ke trimester kedua.
Dengan melakukan hal tersebut, ibu hamil berharap kelak sang bayi akan tumbuh menjadi anak yang cerdas.
Benarkah hal tersebut? Apakah sedahsyat itu efek memperdengarkan musik pada janin? Bagaimana cara kerjanya sehingga musik bisa dikaitkan dengan kecerdasan anak?
Hubungan Musik dan Kederdasan Anak
Sampai saat ini memang belum ditemukan penelitian yang membuktikan bahwa memperdengarkan musik sejak bayi dalam kandungan dapat membuatnya lahir cerdas atau jenius. Sebab ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan anak. Di antaranya faktor genetik, kecukupan gizi, stimulasi dan lain sebagainya.
Para ahli juga mengatakan bahwa bayi dalam kandungan mulai bisa menggunakan indra pendengarannya saat kehamilan memasuki trimester kedua.
Dengan terbiasa memperdengarkan musik, maka bayi akan mengenali dan terbiasa dengan suara tersebut. Sehingga tak heran saat lahir, tidurnya lebih tenang dan nyenyak saat kembali diperdengarkan musik serupa.
Hal inilah yang menurut sebagian ahli kesehatan dapat membantu meningkatkan kecerdasannya. Karena saat tidur, otak bayi akan berkembang pesat.
Namun, terlepas dari itu semua, The Brain & Creativity Institute yang bekerjasama dengan Los Angeles Philharmonic Association menemukan fakta bahwa sistem pendengaran anak yang belajar memainkan alat musik sejak kecil, jauh lebih peka dibandingkan dengan yang tidak.
Hasilnya, perkembangan sosial, emosional serta kognitif anak lebih maju sehingga kemampuan perkembangan bahasa dan membacanya juga lebih tinggi.
Andre Loong, S.Psi, pengajar musik di Suzuki Music Association of Indonesia juga berpendapat bahwa bermain dan mendengarkan musik dapat membantu memaksimalkan fungsi otak, meningkatkan mood, sekaligus konsentrasi anak.
Hubungan Musik dengan Karakter Anak
Adre juga mengatakan, melalui musik anak bisa belajar mengembangkan beberapa karakter positif seperti.
1. Tekun dan Gigih
Ketika belajar memainkan alat musik, hampir semua anggota tubuh terlibat. Mulai dari telinga, mata, dan anggota tubuh lain yang digunakan untuk memainkan alat musik.
Anak perlu berkonsentrasi penuh memperhatikan setiap not agar dapat menghasilkan alunan musik yang indah.
“Hal ini tentu tidak mudah. Untuk bertahan memainkan musik perlu ketekunan dan kegigihan. Itu sebabnya anak yang terbiasa bermain musik berpeluang menjadi pribadi yang tekun dan gigih,” kata Andre.
2. Sabar dan Telaten
Melatih kesabaran anak dengan mengajak atau memintanya ikut kursus musik bisa jadi salah satu ide yang baik. Sebab sabar bukan karakter yang dapat dibangun secara instan. Perlu dilatih setiap waktu.
Saat bermain musik, anak dituntut untuk bisa menahan keinginannya bermain cepat. Ia harus bermain sesuai tempo dan ketukan agar dapat menghasilkan alunan musik yang merdu.
Itu sebabnya, bermain musik dapat membuat anak menjadi pribadi yang lebih sabar dan telaten.
3. Berkomitmen
Dalam bermusik sangat disarankan untuk berkomitmen menjaga jadwal latihan. Seperti halnya Joey Alexander, pianis muda asal Indonesia yang pernah mendapatkan nominasi Grammy Award.
Dalam kesehariannya, Joey dikenal sangat rajin berlatih. Bukan hanya seminggu dua kali, tapi setiap hari. Komitmen untuk berlatih secara teratur itu tentu bukan hal yang mudah.
“Nah, jika sejak kecil anak sudah dibiasakan memiliki jadwal rutin berlatih musik, maka di kemudian hari mereka juga akan terbiasa memiliki komitmen dalam menjalani hal lainnya,” tegas Andre.
4. Percaya Diri
Ketika mengikuti kursus musik, pasti akan ada waktu di mana anak diminta untuk menunjukkan kehebatannya. Entah saat ujian di depan para pengajarnya atau tampil di depan umum.
Saat itulah, anak akan belajar lebih percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki. Dengan terbiasa seperti itu, maka tak menutup kemungkinan dalam hal lainnya pun ia akan bersikap demikian.