Stimulasi dan nutrisi di masa toddler dan pra sekolah merupakan dua hal penting yang turut berperan mewujudkan generasi unggul Indonesia. Karena pada masa toddler dan pra sekolah kemampuan kognitif, bahasa, emosional dan perilaku sosial anak mengalami perkembangan yang pesat dan dramatis serta menjadi fondasi perkembangan di masa depannya.
Dalam rangka mendukung upaya pemerintah mewujudkan generasi unggul Indonesia Nestle DANCOW menggelar Journalist Masterclass di IMERI FKUI Jakarta, Senin (27/1). Melalui media diharapkan masyarakat mendapatkan informasi dan memahami tentang pentingnya gizi dan stimulasi untuk toddler dan pra sekolah untuk mendukung tumbuh kembang optimal sang buah hati.
Hingga sat ini masih banyak tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang unggul yaitu masalah triple burden malnutrition yang berpengaruh pada penyakit infeksi yang sering dialami anak yaitu ISPA dan diare.
Pakar Tumbuh Kembang Anak Prof.Dr.dr. Soejatmiko, SpA (K),Msi pun mengungkapkan, separuh dari toddler dan pra sekolah kekurangan energi dan protein. Padahal energi dan protein adalah bahan baku hardware untuk otak , otot, dan tulang mereka sehingga hardware komputer anak-anak Indonesia berpotensi kurang baik karena kurang gizi atau protein.
“Oleh karena itu tahapan tumbuh kembang anak harus disiapkan sejak bayi, toddler dan pra sekolah. Sejak dini anak harus dipantau pertumbuhan dan perkembangannya yang meliputi imunisasi, gizi seimbang dan asupan vitamin,” ungkap Prof Soejatmiko.
Adapun faktor yang berperan mendukung tumbuh kembang secara optimal pada masa toddler dan pra sekolah guna mewujudkan generasi unggul terdiri dari kesehatan, kognitif, bahasa , motorik dan lingkungan sosial.
Lebih lanjut Prof Soejadmiko menjelaskan, balita, toddler, dan pra sekolah berpotensi memiliki kecerdasan yang rendah sehingga berpotensi tidak menjadi anak yang unggul. Untuk itu ada lima strategi yang dapat membentuk anak dan cucu kita menjadi anak yang unggul.
Pertama, gizi yang seimbang dan cukup. Anak selalu diberi sarapan agar bisa belajar dengan baik. Hindari Pemborosan dalam keluarga seperti kurangi beli pulsa dan rokok agar bisa dialihkan untuk makanan yang bergizi bagi anak.
Kedua, cegah sakit. Jika nutrisi anak cukup tetapi menderita sakit maka hardware akan rusak karena infeksi, kekerasan, dan penelantaran. Untuk mencegahnya hindari anak dari asap rokok, polusi kendaraan, pewarna dan pengawet makanan. Juga, lindungi anak dari kekerasan atau abuse serta lindungi anak dengan imunisasi yang lengap dan teratur. Kurangnya imunisasi berpotensi terjadinya wabah dan infeksi pada anak. maka hardwarenya bisa rusak karena infeksi. Oleh karena itu harus dilakukan edukasi bagi para orang tua pentingnya imunisasi dasar sampai tahap usia Sekolah Dasar.
Selanjutnya yang tak kalah penting adalah stimulasi. Bagaimana orang tua melakukan stimulasi semuanya ada di buku KIA. Stimulasi intinya memberi contoh karena apa yang dilihat anak pasti akan ditiru tanpa diperintah. Penting untuk berinteraksi dengan anak setiap hari jangan biarkan anak lebih sering dengan gadget. Berikan stimulasi yang tepat sesuai dengan usia anak seperti mengajak anak membersihkan mainan, membacakan cerita, menyanyi bersama, membiasakan anak makan sendiri, mengajarkan cara cuci tangan pakai sabun, mengajak anak untuk beribadah serta mengajak dan mendorong anak untuk bersosialisasi.
Keempat adalah kasih sayang. Berikan pujian, tepuk tangan atau hadiah. Ini akan membentuk rasa aman dan percaya diri pada anak. Jangan hanya saat anak berbuat salah diomelin, tetapi saat ia berprestasi didiamkan. Dengan kasih sayang ajak anak bercerita, dengarkan ia bicara jangan asal dipotong.
Hal yang terakhir pantau tiap tahapan pertumbuhan dan perkembangan secara teratur. Pantau perkembangan anak dengan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Sementara itu, Ahli Nutrisi, Prof.Dr.dr. Saptawati Bardoso,M.Sc menjelaskan lima strategi yang perlu dilakukan oleh orang tua agar dapat menciptakan anak Indonesia yang unggul.
“Pilih makanan segar dan baca label makanan dengan cermat, selalu menyediakan sayur dan buah yang benar dan cukup, bantu anak untuk dapat menghabiskan porsi hidangan yang sesuai porsi anak bukan porsi orang dewasa, jadi role model bagi anak, dan yang terakhir lindungi anak dari infeksi dengan imunisasi, ‘ jelas Prof Saptawati.
Menurutnya, carilah makanan yang segar jika tidak ada ganti dengan makanan alternatif yaitu makanan yang difortifikasi dengan zat-zat gizi yang dibutuhkan anak untuk mencegah infeksi dan tumbuh kembangnya. Serta makanan yang mengandung probiotik seperti yang terdapat dalam produk susu. Makanan yang mengandung probiotik dapat membantu peningkatan jumlah bakteri baik di dalam saluran cerna sehingga kesehatan saluran cerna lebih terjaga.
Pada acara yang bersamaan juga dipaparkan hasil survei jajak pendapat yang dilakukan Nestle DANCOW berkerjasama dengan The Asian Parent (TAP) terhadap 391 ibu yang memiliki anak usia 1-5 tahun untuk mengetahui sejauh mana pemahaman orang tua Indonesia terkait tumbuh kembang anak di masa toddler dan pra sekolah.
Titi Akmar selaku Bran Solution Manager mengatakan, survei yang dilakukan merupakan perwujudan atas komitmen terhadap anak Indonesia terutama terkait dengan pemenuhan nutrsisi dan tumbuh kembang optimal anak Indonesia.
“Nestle DANCOW dan The Asian Parent memilki kepedulian terhadap tumbuh kembang anak Indonesia serta berkeinginan untuk mengedukasi orang tua agar terus memberikan yang terbaik bagi sang buah hati,” ujarnya.
Hasil survei yang dipaparkan menunjukkan sebanyak 68,3 % ibu percaya bahwa tumbuh kembang anak usia 1-5 tahun sama pentingnya dengan 1.000 hari pertama kehidupan anak, namun, 5 % ibu masih menganggap usia 1-5 tahun bukan fase penting. Sedangkan dalam hal nutrisi, walaupun ibu tahu nutrisi berperan penting survei menunjukkan 1 dari 5 ibu mengangap anak usia 1-5 tahun membutuhkan nutrisi yang sama bahkan sedikit dari orang dewasa. Padahal faktanya anak usia 1-5 tahun membutuhkan nutrisi 2x lebih banyak dari orang dewasa.