Beberapa ibu hamil kerap mengalami mimpi buruk selama masa kehamilan. Biasanya mimpi tersebut muncul selama periode awal dan semakin sering pada periode akhir.
Meski termasuk dalam fase kehamilan, namun tetap saja mimpi buruk ini dapat membuat ibu hamil menjadi cemas, khawatir dan mengalami ketakutan tersendiri.
Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa sekitar 47% ibu hamil mengalami masalah dengan mimpi buruk. Sebagian mengingat jelas mimpi yang dialami dan sebagian lainnya terbangun tanpa mampu mendeskripsikan, kecuali perasaan tidak nyaman yang tertinggal.
Penyebab Mimpi Buruk di Masa Kehamilan
Saat hamil, terjadi perubahan hormon-hormon tertentu yang kerap mempengaruhi emosi dan perasaan sehingga memunculkan perasaan tertekan, mudah sedih, mudah marah, dan sebagainya.
Studi lain menyebutkan, ibu hamil mengalami mimpi 2.5 kali lebih banyak dibanding perempuan yang tidak hamil. Frekuensi mimpi paling sering muncul pada trimester tiga, dan biasanya terkait dengan ancaman terhadap janin dan masalah yang terjadi ketika melahirkan.
Menurut psikolog Niesa Handayani, S.Psi, PGD mimpi buruk tersebut dapat berlanjut selama beberapa waktu bahkan sesudah melahirkan. Biasanya mimpi tersebut terkait ketakutan akan terjadi sesuatu pada anak.
“Itu sangat wajar dan normal. Sebab perubahan fisik dan psikis dapat menjadi pemicu mimpi buruk tersebut,” katanya.
Niesa menambahkan, hal seperti itu bukan hanya terjadi pada ibu yang baru pertama kali hamil, tetapi juga bisa terjadi pada kehamilan kedua dan seterusnya. Bisa saja pada kehamilan pertama tidak ada masalah, namun pada kehamilan kedua justru muncul kecemasan, ketakutan yang akhirnya memicu mimpi buruk.
Tahapan Mimpi
Mimpi buruk bisa muncul di tiga fase kehamilan, mulai dari trimester pertama, kedua, dan ketiga. Biasanya mimpi di setiap trimester bisa berbeda.
Trimester pertama, tiga bulan pertama bisa jadi mimpi buruk banyak dipengaruhi perubahan fisik dan jatuhnya rasa percaya diri. Perubahan hormon yang menyebabkan mual dan gejala morning sickness lainnya juga memicu berbagai kecemasan dan ketakutan.
Trimester kedua, mimpi masih bisa terjadi, namun sudah aman. Ibu mulai mempersiapkan banyak hal terkait kelahiran buah hati. Namun tetap ada kekhawatiran seperti “Bisakah saya menjadi ibu yang baik?”, “Bagaimana dengan janinku?” dan sebagainya.
Trimester ketiga, badan ibu sudah semakin besar, kekhawatiran juga bertambah. Mereka mulai bertanya-tanya, apakah bisa melahirkan normal, persiapan apa yang harus dilakukan, apakah bayiku akan lahir sehat, dan berbagai kecemasan lain yang akhirnya memicu mimpi buruk.
Cara Mengatasi Mimpi Buruk di Masa Kehamilan
Peran lingkungan bisa sangat membantu memberi ketenangan pada ibu hamil. Suami memegang peran penting untuk menenangkan, memberi rasa nyaman, dan aman pada istri.
“Pada masa ini suami dapat melakukan hal-hal kecil supaya istri tidak merasa sendiri. Misalnya dengan membantu menyiapkan susu sebelum tidur, memberi pijatan ringan pada kaki, dan banyak hal kecil lain yang bisa sangat berarti,” papar Niesa.
Berikut beberapa cara untuk mengatasi mimpi buruk di masa kehamilan :
- Ibu hamil perlu membangun pikiran positif dalam memanfang mimpi buruk
- Usahakan tidur cukup, jangan begadang supaya badan segar dan pikiran lebih fresh
- Dengarkan musik sebelum tidur, jika itu bisa menenangkan pikiran
- Minum susu sebelum tidur
- Relaksasi dan melakukan aromaterapi yang bisa menenangkan pikiran