Belakangan ini, gaya parenting Korea sedang menjadi perbincangan di media sosial. Banyak orang tua terinspirasi oleh cara orang tua Korea mendidik anak yang terlihat sopan, mandiri, dan berprestasi sejak kecil. Pola asuh mereka dikenal tegas tapi tetap hangat sehingga anak bisa disiplin namun tetap mendapat kasih sayang. Itu sebabnya, tak heran jika gaya parenting seperti ini mulai banyak ditiru oleh orang tua di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Baca Juga : Gaya Parenting Na Daehoon, Ayah Telaten yang Jadi Sorotan di Media Sosial
Ciri Khas Gaya Parenting Korea
Salah satu hal yang menonjol dari gaya parenting Korea adalah keseimbangan antara kedisiplinan dan kasih sayang. Orang tua Korea menanamkan nilai tanggung jawab sejak dini. Anak-anak diajarkan untuk membantu pekerjaan rumah, menghormati orang yang lebih tua, dan menjaga ketekunan dalam belajar.
Namun, di balik ketegasan itu, mereka juga menunjukkan kasih sayang dengan cara yang lembut misalnya dengan perhatian kecil atau pelukan. Kombinasi ini membuat anak merasa dicintai tapi juga tahu batasan.
1. Fokus pada Pendidikan dan Usaha
Bagi banyak keluarga di Korea, pendidikan adalah prioritas utama. Namun, lebih dari sekadar nilai akademik, orang tua menekankan pentingnya usaha dan kerja keras. Mereka mengajarkan bahwa keberhasilan tidak datang secara instan, melainkan melalui proses dan konsistensi.
Nilai ini bisa menjadi inspirasi bagi orang tua Indonesia untuk mengajarkan anak agar tidak mudah menyerah, serta menumbuhkan rasa bangga atas setiap usaha yang dilakukan.
2. Mengajarkan Mandiri Sejak Kecil
Anak-anak Korea biasanya sudah dibiasakan mandiri sejak usia dini. Mereka dilatih untuk membereskan mainan sendiri, menyiapkan perlengkapan sekolah, bahkan membuat makanan sederhana.
Kemandirian ini bukan hanya soal kebiasaan, tapi juga cara untuk membangun rasa percaya diri anak. Ketika anak merasa mampu melakukan sesuatu sendiri, ia akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih berani dan tangguh.
3. Mengontrol Emosi dengan Cara Positif
Dalam budaya Korea, menahan emosi dan berpikir sebelum bereaksi adalah hal penting. Orang tua biasanya mencontohkan cara menenangkan diri saat marah atau kecewa, bukan dengan berteriak.
Pendekatan ini bisa ditiru oleh orang tua mana pun. Alih-alih menghukum dengan keras, cobalah berdialog dan memberi ruang anak untuk mengungkapkan perasaan. Dengan begitu, anak belajar mengelola emosi secara sehat.
Meski tidak bisa langsung diterapkan karena setiap keluarga memiliki kebiasaan berbeda, namun ada beberapa hal yang bisa diadaptasi seperti:
- Membangun rutinitas yang konsisten di rumah
- Menanamkan nilai kerja keras sejak dini
- Mengajarkan anak bertanggung jawab atas tugas kecil
- Menunjukkan kasih sayang lewat perhatian sehari-hari
Dengan menggabungkan hal-hal positif dari pola asuh Korea dan nilai keluarga Indonesia, orang tua bisa menciptakan lingkungan yang hangat serta membentuk anak agar memiliki karakter kuat dan mandiri.