Tidak banyak yang tahu dalam kehidupan manusia ada masa paling penting pada tahap perkembangannya yaitu masa yang disebut periode emas atau dikenal dengan istilah golden age.
Periode emas itu sendiri dimulai pada 1000 hari pertama kehidupannya, terhitung sejak saat konsepsi (pertemuan sel sperma dan sel telur), perkembangan janin dalam kandungan, hingga usia 24 bulan (2 tahun).
Baca juga : Ini Fakta 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak
Istilah 1000 hari pertama kehidupan sebenarnya mulai popular sejak tahun 2010. Ketika itu dunia mencanangkan gerakan Scalling-up Nutrition yang dimaksudkan untuk memberi perhatian khusus terhadap kesehatan, pangan serta gizi ibu hamil sampai anak berusia 2 tahun.
Gerakan ini sengaja diluncurkan karena para ahli memahami betul bahwa 1000 hari pertama dalam kehidupan merupakan waktu paling berharga yang nantinya bisa menentukan berhasil atau tidaknya tahap pertumbuhan seorang anak.
Pada masa inilah peran Ibu menjadi amat penting. Pasalnya, Ibulah orang pertama yang harus ‘bertugas’ memastikan segala kebutuhan anaknya terpenuhi. Paling tidak selama sembilan bulan pertama saat dalam rahimnya. Setelah itu 24 bulan berikutnya dalam bentuk pemberian ASI.
Pada dasarnya, kebutuhan 1000 hari pertama itu sendiri meliputi 3 hal penting yaitu kecukupan nutrisi, kelekatan dan stimulasi. Jika 3 macam kebutuhan penting ini dapat terpenuhi, maka sudah pasti akan membantu terbentuknya generasi yang cemerlang.
“Rata-rata, masa depan anak ditentukan oleh kualitas gizi pada 1000 hari pertama kehidupannya,” tegas Psikolog Anak dan Keluarga, Ratih Ibrahim.
Kecukupan Nutrisi
Umumnya, ketika memasuki periode emas, berkembanglah dua hal penting yang menjadi kebutuhan dasar seorang anak yaitu pertumbuhan otak dan kemampuan kognitif, sosial serta psikomotor yang kelak dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang di sekolah serta masa depan.
Jadi terbayang bukan jika waktu tersebut diabaikan? Sudah tentu akan menimbulkan beberapa dampak permanen yang sulit dikoreksi. Termasuk memicu munculnya penyakit tidak menular seperti obesitas, diabetes bahkan jantung.
Lalu, mengapa kecukupan nutrisi menjadi yang utama? Alasannya sudah pasti sangat sederhana, sebab pertumbuhan dan perkembangan bayi, baik saat di dalam rahim maupun setelah lahir selalu memerlukan asupan gizi yang cukup.
Bila saat dalam rahim pasokan gizi dari ibu ke bayi kurang, maka bayi akan melakukan penyesuaian, karena bayi bersifat plastis atau mudah menyesuaikan diri. Penyesuaian tersebut bisa melalui pengurangan jumlah sel, termasuk sel otak yang sudah pasti akan berhubungan dengan kecerdasan seorang anak.
Lantas bagaimana mencukupi kebutuhan nutrisi pada periode emas? Hal pertama yang harus dilakukan adalah cukupi asupan gizi ibu hamil berdasarkan pada piramida makanan dengan komposisi yang seimbang antara karbohidrat, protein hewani dan nabati, susu, lemak serta vitamin dan mineral.
Selain itu, asupan gizi di 1000 hari pertama hendaknya tidak melenceng dari Golden Standard of Infant Feeding, sebuah rekomendasi dari WHO No. 55.25 tahun 2002 untuk makanan bayi dan anak.
Usia 0 – 6 bulan
Tindakan ini dimulai dengan proses menyusui yang dilakukan secepatnya segera setelah bayi lahir—bayi ditengkurapkan di dada ibu sehingga kulit ibu melekat pada kulit bayi selama minimal satu jam segera setelah lahir. Setelah itu, dilanjutkan dengan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan kehidupannya.
Perlu diketahui, bayi baru lahir akan mewarisi kekebalan tubuh dari ibunya selama dalam kandungan. Seiring dengan pertambahan usia, kekebalan ini semakin menurun dan dapat diperoleh kembali lewat ASI.
Ajaibnya lagi, Tuhan telah merancang ASI sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dengan sempurna. Karena itu, tak berlebihan rasanya jika dikatakan ASI adalah makanan terbaik yang mengandung gizi paling lengkap untuk pertumbuhan bayi.
Bayi yang mendapatkan ASI juga bisa dipastikan lebih jarang sakit karena mendapatkan asupan antibodi dari ibunya. Saluran cerna bayi yang mendapatkan ASI, kaya akan bakteri baik sehingga dapat menyerap nutrisi secara sempurna. Karena itu, ‘wajib’ hukumnya bagi seorang ibu untuk memberikan ASI pada anaknya.
Masuk usia 6-8 bulan
Masuk usia ini, ASI harus tetap diberikan, tentunya dengan tambahan makanan pendamping. Beberapa contoh buah dan sayuran sederhana yang dapat diberikan untuk mendampingi ASI seperti pisang, apel, apricot, pir, kacang hijau, wortel, kentang, ubi, dan lain sebagainya.
Baca juga : MPASI Tunggal atau MPASI 4 Bintang Mana yang Harus Dipilih?
Usia 8-12 bulan
Pada periode ini anak perlu diberi makanan pendamping ASI yang mengandung zat besi seperti daging. Hal ini perlu dilakukan sebab cadangan zat besi pada tubuh anak hanya bertahan sampai usia 8 bulan.
Pada usia ini, telur juga bisa mulai diberikan. Namun disarankan hanya kuningnya saja. Sedangkan untuk putih telur sebaiknya diberikan saat anak berusia di atas 1 tahun sehingga dapat meminimalisir terjadinya alergi.
Baca juga : Bunda Wajib Tahu Ini 7 Buah Terbaik untuk Bayi
Usia 1-2 tahun
Ketika anak memasuki usia 1-2 tahun, dianjurkan ibu tetap memberikan ASI. Di samping itu anak juga harus diberi daging, buah, padi-padian, sayuran, roti dan lain sebagainya. Pemberian makanan yang bervariasi sangat penting untuk memastikan anak tercukupi kebutuhan vitamin dan mineralnya.