Baru kemarin, Timnas Indonesia berkesempatan untuk bertanding dengan Timnas Argentina di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta (19/6). Tanpa ada yang tahu, ternyata Rafathar ditawari kesempatan untuk menjadi escort Tim Argentina.
Player escort merupakan anak yang mendampingi tim bola yang akan bertanding di lapangan. Dalam pertandingan kemarin, escort dari Tim Argentina diwakili oleh cucu dari Presiden Jokowi, Jan Ethes.
Ayah dari Rafathar, Raffi Ahmad, mengungkapkan bahwa putra sulungnya diberikan kesempatan oleh Ketua Umum (Ketum) PSSI, Erick Thohir.
Ketika Raffi memberitahu putranya bahwa ada tawaran untuk menjadi player escort tim Argentina, Rafathar terlihat begitu antusias.
Siapa yang tidak senang dan bangga jika bisa mendampingi tim favorit sebelum bertanding, ‘kan? Terlebih Rafathar.
Sayangnya, kebahagiaan dan antusiasme kakak dari Cipung ini langsung luntur ketika Raffi memberi tahu bahwa penonton FIFA Match Day Indonesia vs Argentina ini banyak sekali.
Raffi menyebut, anaknya langsung ketakutan dan menangis. Anak dari Nagita Slavina ini pun memilih untuk menolak tawaran player escort Tim Argentina.
“Banyak yang nonton, Pa? Tapi nanti kalau misalnya Indonesia kalah, terus Aa diteriakin ‘Rafathar nangis’, gimana?” ujar Raffi mengikuti apa yang diucapkan sang anak.
Ternyata, ada trauma dan ketakutan yang dirasakan Rafathar pada supporter bola karena insiden yang pernah terjadi beberapa waktu lalu. Kenapa ‘sih? Aa Rafathar di-bully gimana?
Baca Juga: Sering Tak Disadari, Ini 7 Tanda Kamu Orangtua Paling Tega di Dunia!
Rafathar Dibully Supporter Lawan RANS FC
Perundungan yang terjadi pada putra Raffi Ahmad ini terjadi pada Juli 2022 lalu. Saat itu, klub bola milik Raffi, RANS Nusantara FC bertanding dengan klub Persija dalam laga uji coba di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang.
Sayangnya, pertandingan persahabatan tersebut berakhir dengan kekalahan RANS FC dengan skor 2-4. Pendukung Persija yang disebut dengan The Jakmania itu mengejek kekalahan klub Raffi Ahmad dengan menyebut nama Rafathar.
“Rafathar nangis, Rafathar nangis, Rafathar nangis,” teriak The Jakmania yang terekam dalam video viral di TikTok.
Video perundungan tersebut dilihat oleh Rafathar. Putra Raffi Ahmad ini langsung menangis sekaligus marah ketika melihat dirinya menjadi bahan olok-olok satu stadion supporter bola.
Saat itu, Rafathar berkomentar bahwa seharusnya yang disoraki itu bukan namanya, melainkan nama Ayahnya. Sebab, klub bola yang kalah dalam pertandingan itu bukan klub miliknya.
Hal yang mungkin bagi sebagian orang merupakan hal sepele dan bercandaan, ternyata berdampak sangat buruk dan parah untuk Rafathar.
Kejadian ini pun mendapatkan banyak reaksi simpati dari netizen yang menganggap bahwa The Jakmania sudah sangat keterlaluan.
Terakhir diketahui, Raffi Ahmad kemudian membeli saham Persija. Hal ini membuat netizen mendukung cara balas dendam Raffi terhadap apa yang menimpa putranya.
Pilihan Terapi Psikis untuk Sembuhkan Trauma Anak
Dalam menyikapi trauma dan ketakutan si kecil terhadap aksi bullying, ada beberapa hal yang bisa Ayah dan Bunda lakukan. Salah satu caranya adalah dengan melakukan terapi psikologis demi mengobati mentalnya yang terluka.
Berikut ada 3 jenis terapi yang bisa dilakukan:
1. Konseling
Ini adalah langkah pertama yang dapat dilakukan orangtua ketika tahu anaknya menjadi korban bullying. Terapi konseling bisa dilakukan dengan psikolog dan psikiater untuk membuat si kecil mau terbuka dengan apa yang dialaminya.
Dalam sesi konseling, anak akan diminta untuk bercerita tentang apa yang ia alami dan rasakan, serta harapan mereka dalam mengatasi masalah tersebut.
2. Psikoterapi
Psikoterapi merupakan metode yang umum untuk menangani berbagai masalah kejiwaan dan mental. Cara pengobatannya adalah dengan lebih mengenal, mengutarakan, dan mengelola perasaan yang dialami.
Selain itu, terapi jenis ini juga bisa mengembalikan semangatnya dan membuatnya menjadi pribadi yang lebih percaya diri.
3. Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
Cognitive Behavioral Therapy atau terapi perilaku kognitif ialah terapi yang dilakukan untuk mengubah cara berpikir dan berperilaku korban bullying terhadap masalah yang dialami.
Terapis akan membantu si kecil untuk mengidentifikasi masalah, mencoba mencari solusi, dan melatihnya untuk berpikir dengan cara yang positif.